NATO: Rusia Gunakan Musim Dingin Sebagai Senjata Perang Ukraina
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Selasa, 29 November 2022 11:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg bersikeras bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berniat menggunakan embun beku, salju, dan es untuk menyerang warga sipil Ukraina. "Presiden Putin sekarang mencoba menggunakan musim dingin sebagai senjata perang melawan Ukraina, ini mengerikan dan kita perlu bersiap untuk lebih banyak serangan," katanya menjelang pertemuan dua hari menteri luar negeri NATO di Bucharest, Rumania. “Itulah alasan mengapa sekutu NATO meningkatkan dukungan mereka ke Ukraina.”
Baca: Menolak Teken Kontrak dengan Rusia, Teknisi Ukraina Dilarang Masuk PLTN Zaporizhzhia
Pada Minggu malam, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa pasukan Rusia sedang mempersiapkan serangan baru. Selama Rusia memiliki rudal, mereka tidak akan berhenti menyerang Ukraina.
Zelensky bertemu dengan pejabat senior pemerintah untuk membahas tindakan yang harus diambil pada Senin, 28 November 2022. “Minggu yang akan datang bisa sama sulitnya dengan minggu yang berlalu,” ujarnya.
Seperti diwartakan Al Jazeera, Rusia telah menyerang secara besar-besaran infrastruktur energi Ukraina setiap minggu sejak awal Oktober. Serangan dengan rudal itu memiliki efek yang lebih besar daripada yang terakhir karena kerusakan terakumulasi. Sementara itu musim dingin yang sangat dingin sedang terjadi. Walikota Kyiv Vitali Klitschko mengatakan 3 juta orang penduduk di ibu kota Ukraina itu, beberapa di antaranya harus dievakuasi ke tempat layanan penting.
Selama berminggu-minggu, Rusia telah menggempur fasilitas energi di sekitar Kyiv dan kota-kota Ukraina lainnya dengan serangan rudal. Serangan biasanya pada hari Senin di awal minggu, yang mengakibatkan pemadaman listrik dan pasokan air.
Dengan suhu yang melayang di sekitar titik beku, dan diperkirakan akan turun hingga -11C dalam waktu kurang dari seminggu, bantuan internasional semakin difokuskan. Barang-barang seperti generator dan trafo diutamakan untuk memangkas pemadaman listrik yang berakibat ke segala hal dari dapur hingga ruang operasi.
"Presiden Rusia Vladimir Putin terus berusaha membuat Ukraina menjadi lubang hitam, tidak ada cahaya, tidak ada listrik, tidak ada pemanas untuk menempatkan Ukraina dalam kegelapan dan dingin," kata kepala kebijakan luar negeri Eropa Josep Borrell. Ia memimpin pertemuan menteri Uni Eropa di Bukares, Rumania, untuk membantu Ukraina mengatasi krisis kemanusiaannya. “Jadi kami harus melanjutkan dukungan dengan menyediakan lebih banyak bahan bagi warga Ukraina untuk menghadapi musim dingin tanpa listrik.”
Simak: Rusia Bantah akan Kembalikan PLTN Zaporizhzhia ke Ukraina
AL JAZEERA | NUGROHO CATUR PAMUNGKAS | DRC