Pemilu Malaysia, Partai Anwar Ibrahim Unggul dalam Hitung Cepat

Reporter

Tempo.co

Minggu, 20 November 2022 06:48 WIB

Puluhan warga mengantri untuk memberikan suara dalam pemilihan umum di Permatang Pauh, Penang, Malaysia 19 November 2022. REUTERS/Hasnoor Hussain

TEMPO.CO, Jakarta - Anwar Ibrahim dan bekas Perdana Menteri Muhyiddin Yassin bersaing ketat dalam pemilihan umum ke-15 Malaysia atau pemilu Malaysia GE-15. Partai Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim unggul dengan meraih 81 kursi, sementara Perikatan Nasional pimpinan Muhyiddin Yassin tertinggal dengan mendapatkan 73 kursi. Partai Barisan Nasional menempati urutan ketiga dengan 30 kursi.

Baca: Hasil Awal Pemilu Malaysia, Nama-nama Besar Dapat Kursi Penting?

Tidak ada partai yang memperoleh jumlah suara mayoritas dalam pemilu Malaysia di Majelis Rendah dengan 222 kursi. Partai-partai kini bernegosiasi dengan mitra potensial untuk membentuk pemerintahan berikutnya.

Dalam konferensi pers pada Minggu dini hari, 20 November 2022, Ketua Pakatan Harapan Anwar Ibrahim mengklaim berhasil mendapatkan dukungan untuk membentuk pemerintahan. “Kami berhasil mendapatkan dukungan dari anggota parlemen untuk membentuk pemerintahan dengan mayoritas sederhana, tunduk pada proses normal, untuk diserahkan kepada Yang di -Pertuan Agong atas kebijaksanaannya untuk membuat keputusan akhir,” ujar Anwar.

"Mayoritas berarti lebih dari 111. Kami adalah blok terbesar. Kami akan membentuk pemerintahan hanya ketika kami memiliki mayoritas," ujarnya tanpa menyebutkan partai mana yang akan berkoalisi dengannya.

Saat ditanya bagaimana dia akan mencegah apa yang terjadi pada 2020 ketika anggota parlemen membelot hingga mengakibatkan runtuhnya pemerintahan Pakatan Harapan, Anwar menjawab, “Undang-undang anti (partai) berpindah haluan sudah diberlakukan.”

Advertising
Advertising

Dia mengacu pada undang- undang penting yang mulai berlaku pada 5 Oktober yang bertujuan untuk mencegah anggota parlemen berpindah partai politik.

Klaim senada diungkapkan pula oleh bekas Perdana Menteri Muhyiddin Yassin. Ketua Perikatan Nasional ini mengatakan telah menerima dukungan terutama dari kaum muda dalam pemilu Malaysia. Untuk pembentukan pemerintahan selanjutnya, ia berdiskusi dengan pihak dari Sabah dan Sarawak.

"Untuk stabilitas, kami akan menyambut pihak mana pun yang mau menerima perjuangan kami untuk pemerintah yang peduli, bersih, dan stabil," katanya saat konferensi pers.

“Kalau kami membentuk pemerintahan dengan pihak lain, PN akan melaksanakan apa yang tertuang dalam manifesto,” ujarnya.

Dalam manifesto koalisi, Perikatan Nasional berjanji menyelesaikan masalah ekonomi terutama pangan dan menciptakan 1 juta lapangan kerja. Muhyiddin mengatakan bahwa PN mendapat dukungan dari Sabah dan Sarawak. Dia juga mengatakan partainya tidak mempertimbangkan bekerja sama dengan pihak Anwar Ibrahim untuk membentuk pemerintahan Malaysia.

Simak: Demi Pemilu Malaysia, Pengantin Baru Ini Menyempatkan Nyoblos

CHANNEL NEWS ASIA | THE STAR

Berita terkait

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

3 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

4 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

5 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

6 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

6 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

7 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

7 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya