China Melonggarkan Pedoman Covid-19 untuk Tempat Hiburan

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Jumat, 18 November 2022 18:45 WIB

Pengunjung yang mengenakan masker berbaris untuk memasuki taman hiburan Shanghai Disneyland yang dibuka kembali setelah ditutup karena wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Shanghai Disney Resort di Shanghai, China, 11 Mei 2020. REUTERS/Aly Song

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah China melonggarkan aturan untuk memerangi penyebaran Covid-19 pada Jumat, 18 November 2022. China menghapus batasan jumlah orang yang diizinkan di teater dan acara seperti konser dan festival musik di daerah berisiko rendah tanpa wabah.

Baca: Biden Balik Badan, Beri MbS Kekebalan dari Gugatan Pembunuhan Khashoggi

Seperti dilansir kantor berita Reuters, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mengeluarkan pedoman yang direvisi untuk agen perjalanan, tempat hiburan dan pertunjukan. Sebuah pernyataan pemerintah menyebutkan pemerintah lokal harus meningkatkan akurasi tindakan pencegahan dan pengendalian dan tidak boleh menutup tempat hiburan sesuka hati.

Langkah-langkah spesifik sebagian besar sejalan dengan pelonggaran aturan Covid-19 terbaru di China, tetapi bisa menjadi titik terang bagi perusahaan hiburan dan pariwisata yang telah terpukul oleh kebijakan nol Covid-19 ketat selama hampir tiga tahun.

Menurut pernyataan pemerintah, tempat-tempat seperti karaoke, kafe Internet, dan tempat permainan papan luring diizinkan untuk beroperasi di bawah aturan pencegahan Covid-19 yang dinormalisasi di wilayah berisiko rendah. Itu berarti selama mereka menerapkan aturan pencegahan tertentu, mereka dapat membuka bisnis seperti biasa.

Advertising
Advertising

China melaporkan 23.276 infeksi baru pada Kamis, 17 November 2022. JUmlah itu terbesar sejak April dan naik dari 20.199 sehari sebelumnya.

Negara itu telah mulai melonggarkan beberapa pembatasan terkait pengujian massal dan karantina untuk pendatang dari luar negeri. Tindakan itu meningkatkan optimisme bahwa China bergerak menuju pembukaan kembali dan aktivitas ekonomi dapat meningkat lagi, meskipun analis tidak memperkirakan pelonggaran signifikan sebelum Maret atau April tahun depan.

Para ahli memperingatkan bahwa pembukaan kembali secara penuh membutuhkan upaya pendorong vaksinasi besar-besaran, dan juga akan membutuhkan perubahan perpesanan di negara di mana Covid-19 tetap ditakuti secara luas meskipun jumlah kasus secara keseluruhan rendah menurut standar global.

Pejabat telah memerintahkan otoritas lokal berhenti menggunakan pendekatan satu ukuran untuk semua, dan mengatakan bahwa masyarakat perlu diberikan akses ke perawatan medis dan makanan bahkan selama lockdown.

Namun China terus mempertahankan pendekatannya terhadap Covid-19, kebijakan khas Presiden Xi Jinping yang menurutnya menyelamatkan nyawa.

Pejabat dari Komisi Kesehatan Nasional pada hari Kamis mengatakan bahwa mereka akan menerapkan 20 langkah yang disesuaikan dengan kebijakan Covid-19 negara tersebut dan akan mempercepat vaksinasi.

Mereka juga menyoroti perlunya membangun lebih banyak rumah sakit yang ditunjuk untuk Covid-19 dan meningkatkan kapasitas perawatan intensif.

Baca: WHO: Kandidat Vaksin Ebola Akan Dikirim ke Uganda Pekan Depan

REUTERS

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

1 hari lalu

Delegasi PBB Evakuasi Pasien dari Rumah Sakit di Gaza Utara

Delegasi PBB mengevakuasi sejumlah pasien dan korban luka dari Rumah Sakit Kamal Adwan di Jalur Gaza utara

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

2 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

6 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

8 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya