5 Dampak Diplomasi KTT G20, Stabilkan Harga Tempe hingga Rangsang Industri Pupuk

Jumat, 18 November 2022 10:29 WIB

Presiden Joko Widodo bersama pemimpin negara G20 dan organisasi internasional menanam manggrove dalam rangkaian kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Rabu 16 November 2022. ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/Galih Pradipta

TEMPO.CO, Jakarta - Diplomasi Indonesia dalam KTT G20 di Bali membawa angin segar untuk sektor pupuk dan pangan Indonesia. Dalam forum kerjasama multilateral itu, para angggota G20 menyepakati kerja sama sektor pangan.

Dalam dokumen deklarasi, negara-negara anggota setuju untuk tidak melarang atau membatasi ekspor produk pangan dan pupuk. Hal itu dilakukan untuk keselamatan umat manusia dari krisis pangan global. Di samping itu, kerja sama ini juga menguntungkan sektor pupuk dan pangan Indonesia.

Lantas apa saja sederet faedah KTT G20 untuk sektor pupuk dan pangan Indonesia ? berikut 5 diantaranya :

1. Mengamankan impor kedelai Indonesia

Baca : Harga Kedelai Naik Karena RI Masih Impor dari Amerika

Advertising
Advertising

Kedelai merupakan bahan pokok pembuatan tempe dan tahu yang menjadi salah satu makanan favorit di Indonesia. Namun walaupun produksi tempe dan tahu tergolong tinggi dan memiliki banyak peminat, Indonesia hingga Juni 2022 masih mengimpor 1,156,134,195 kilogram kedelai.

Para petani enggan menanam kedelai lantaran harga yang tidak kompetitif dibandingkan dengan harga kedelai impor dari Amerika Serikat yang hanya Rp7.700 per kilogram. Sementara, harga kedelai petani di Tanah Air di atas Rp10 ribu per kilogram.

Dengan kesepakatan G20 soal pangan, impor kedelai Indonesia tidak akan terganggu. Terlebih, Amerika merupakan anggota G20. Sehingga harga tempe dan tahu tetap stabil jika stok kedelai aman.

2. Mengamankan impor gandum Indonesia

Baca : Harga Mi Instan Bisa Melonjak 3 Kali Lipat Akibat Perang

Walaupun gandum bukan menjadi makanan pokok di Indonesia, namun gandum amat dibutuhkan untuk pembuatan roti dan mi instan.

Dengan kebutuhan yang tinggi, Indonesia akhirnya mengimpor gandum. Australia menjadi negara pemasok impor gandum dan meslin terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data dari BPS, pada Agustus 2022 impor gandum Indonesia dari Australia mencapai 489,95 ribu ton.

Kesepakatan G20 soal pangan bisa mengamankan impor gandum Indonesia . Apalagi Australia adalah anggota G20. Alhasil, kebutuhan gandum dalam negeri tetap aman dan harga mie instan tetap stabil.

3. Merangsang industri pupuk Indonesia

Indonesia dikenal memiliki industri pupuk yang cukup diperhitungkan di dunia. IHS Markit mencatat, perusahaan pupuk milik Indonesia menduduki peringkat ke-8 industri pupuk terbesar dunia dari segi pendapatan. Dari segi produksi urea, Pupuk Indonesia menduduki peringkat ke-5 di dunia di bawah Cina, India, Amerika, Rusia. Dari segi ekspor, Indonesia menduduki peringkat 9 di dunia.

Dengan adanya kesepakatan ekspor pupuk dan pangan G20, Indonesia punya peluang untuk meningkatkan level industri pupuk di tingkat global. Dengan memperkuat industri pupuk dalam negeri sehingga Indonesia bisa mengekspor nutrisi tanaman buatan dalam negeri ke negara-negara di dunia. Tentunya dengan mencukupi kebutuhan petani Indonesia terlebih dahulu.

Peluang itu terbuka karena Indonesia memiliki sejumlah pabrik pupuk yang bisa diperhitungkan. Pupuk Indonesia (Persero) sebagai holding BUMN Pupuk memiliki 5 produsen pupuk yang bisa menghasilkan total 14.012.500 ton pupuk per tahun.

4. Memudahkan peroleh kalium sebagai bahan baku pupuk

Baca : Mentan Dukung Pengamanan Pasokan Bahan Baku Pupuk

Kalium merupakan salahsatu bahan baku pupuk NPK yang berfungsi meningkatkan panen. Kalium merupakan barang tambang, namun sayangnya, Indonesia tidak memiliki tambang kalium. Alhasil kebutuhan kalium selalu mengandalkan impor.

Kondisi global yang tidak pasti karena perang, menyebabkan pasokan kalium mengalami ketidakpastian global sehingga membuat harga pupuk di dalam negeri sempat mengalami kenaikan. Dengan adanya kesepakatan ekspor tanpa batasan, bisa mengikis berbagai kendala pasokan kalium ke Indonesia, sekaligus membuka peluang Indonesia mendapat kalium untuk membuat pupuk berkualitas.

5. Mengembalikan Indonesia menjadi negara agraris

Baca : 4 Jenis Pupuk Asal Rusia, Apa Saja Manfaat Bagi Tanaman ?

Sebagai negara agraris, Indonesia dikenal menghasilkan bahan pangan yang tinggi. Dikutip dari ditjenbun.pertanian.go.id, ekspor unggulan Indonesia didominasi kelapa sawit, kopi, kakao, sayuran dan buah buahan.

Dengan adanya kesepakatan G20 soal pangan, peluang Indonesia meningkatkan ekspor pertanian bisa meningkat. Apalagi Indonesia punya banyak lahan subur yang bisa dimanfaatkan. Karena kedepan, seluruh dunia akan berebut pangan. Tanpa ketersediaan logistik yang cukup, negara akan mudah dikalahkan dan mudah ditundukkan.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca : 5 Komoditas Pangan yang Sering Diimpor Indonesia

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

9 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

11 hari lalu

Sri Mulyani Bicara Transisi Energi: Butuh Investasi Sangat Besar

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut, investasi untuk mewujudkan transisi energi sangatlah besar.

Baca Selengkapnya

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

48 hari lalu

Gaza Krisis Pangan, Australia Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengumumkan Australia akan melanjutkan pendanaan untuk UNRWA.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

56 hari lalu

Solihin GP Penggagas Tanam Padi Gogo Rancah: Kalau Gorah Gagal, Saya Siap Dilinggis

Solihin GP penggagas sistem tanam padi gogo rancah untuk mengatasi krisis pangan. Apa itu gogo rancah?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

57 hari lalu

Terkini: Ramai-ramai tentang Dana Bos untuk Program Makan Siang Gratis, Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp 1 Miliar

Ekonom senior UI Faisal Basri menentang rencana penggunaan dana BOS untuk program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20 tapi Masih Ada Rakyat Hidup Susah

Prabowo mengatakan, Indonesia yang merupakan anggota G20 negara dengan perekonomian terbesar dunia tidak boleh membiarkan ada rakyat hidup susah

Baca Selengkapnya

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

57 hari lalu

Prabowo: Indonesia Anggota G20, Jangan Sampai Rakyatnya Hidup Susah

Prabowo menilai pemerintah harus menjadi pemimpin yang melindungi rakyatnya.

Baca Selengkapnya

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

57 hari lalu

Jumlah Korban Tewas Konflik Israel-Palestina per 4 Maret 2024 Mencapai 31 Ribu Jiwa,

Jumlah korban tewas akibat konflik Israel-Palestina melonjak tajam dalam kurun tiga bulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

59 hari lalu

Setelah Bertemu Para Menkeu, Sri Mulyani Berkunjung ke Pasar dan Museum di Brasil

Menteri Keuangan Sri Mulyani menghabiskan sisa waktunya di So Paulo Brasil dengan mengunjungi museum dan pasar. Begini cerita perjalanannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

2 Maret 2024

Sri Mulyani Bertemu Sekjen OECD, Bahas Akselerasi Keanggotaan Penuh Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani Bertemu dengan Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) Mathias Cormann di So Paulo, Brasil.

Baca Selengkapnya