Partai Republik Menguasai DPR Amerika Serikat

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Kamis, 17 November 2022 14:45 WIB

Pemimpin Partai Republik Kevin McCarthy (R-CA) berbicara kepada wartawan setelah McCarthy dinominasikan untuk menjadi pemimpin mereka atau Ketua DPR jika mereka mengambil kendali di Kongres berikutnya, setelah pemilihan kepemimpinan Partai Republik di US Capitol di Washington , AS, 15 November 2022. REUTERS/Michael A. McCoy

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Republik memenangi mayoritas kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat pada pemilu sela AS, Rabu, 16 November 2022. Partai Republik menyiapkan panggung selama dua tahun pemerintahan yang terpecah karena Partai Demokrat memegang kendali Senat.

Baca: Geopolitik Tetap Menjadi Fokus pada KTT APEC di Thailand

Dengan kemenangan itu, Partai Republik memiliki kekuatan untuk mengendalikan agenda Presiden Joe Biden serta meluncurkan penyelidikan yang berpotensi merusak politik terhadap pemerintahan dan keluarganya.

Kemenangan itu datang setelah menunggu lebih dari sepekan penghitungan suara. Partai Republik telah memenangi 218 kursi yang mereka butuhkan untuk mengendalikan DPR. Kemenangan di distrik Kongres ke-27 California membuat partai tersebut melewati perolehan suara yang dibutuhkan untuk menguasai DPR.

Pemimpin Partai Republik di DPR, Kevin McCarthy, memiliki tantangan besar karena dia akan membutuhkan kaukusnya yang bergolak untuk mempertahankan suara kritis, termasuk mendanai pemerintah dan militer pada saat mantan Presiden Donald Trump kembali mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilu 2024.

Advertising
Advertising

"Orang Amerika siap untuk arah baru, dan Republikan di DPR siap mewujudkannya," kata McCarthy di Twitter.

Kekalahan itu menghilangkan sebagian kekuatan Biden di Washington, tetapi pada hari Rabu dia memberi selamat kepada McCarthy dan mengatakan akan bekerja keras untuk mencapai hasil.

"Rakyat Amerika ingin kami menyelesaikan sesuatu untuk mereka," kata Biden dalam sebuah pernyataan.

Ketua DPR Nancy Pelosi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Demokrat akan terus memainkan peran utama dalam mendukung agenda Biden.

Demokrat telah didukung oleh penolakan pemilih terhadap serangkaian kandidat Republik sayap kanan, kebanyakan dari mereka adalah sekutu Trump, termasuk Mehmet Oz dan Doug Mastriano di Senat Pennsylvania, serta pemilihan gubernur masing-masing, dan Blake Masters dalam kontes Senat Arizona.

Meskipun "gelombang merah" yang diharapkan dari Republikan di DPR tidak tercapai, kaum konservatif tetap berpegang pada agenda mereka.

Sebagai pembalasan atas dua upaya pemakzulan oleh Demokrat terhadap Trump, mereka bersiap untuk menyelidiki Biden, pejabat pemerintahannya, dan urusan bisnis masa lalu putra Biden, Hunter, dengan China dan negara lain.

Di kancah internasional, Partai Republik dapat berusaha untuk menghentikan bantuan militer dan ekonomi Amerika ke Ukraina saat berperang melawan pasukan Rusia.

Baca: Elon Musk Akan Menemukan Pemimpin Baru untuk Twitter

REUTERS

Berita terkait

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

2 menit lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

43 menit lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

58 menit lalu

Belgia akan Dukung Resolusi Pengakuan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Menlu Belgia Hadja Lahbib mengatakan negaranya akan mendukung resolusi yang mengakui Palestina sebagai anggota penuh PBB

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 jam lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

1 jam lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

1 jam lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

3 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

6 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

7 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

9 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya