Mesir Dituding Menyadap Ponsel Delegasi COP27

Reporter

Minggu, 13 November 2022 19:00 WIB

Anak-anak muda yang berdemonstrasi di areal COP27 di Sharm el-Sheikh Convention Center menuntut pembiayaan kerusakan dan kehilangan keragaman hayati akibat krisis iklim.

TEMPO.CO, Jakarta - Mesir sebagai tuan rumah pembicaraan konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), COP27, dituding menyadap dan memata-matai telepon seluler (ponsel) delegasi COP27 melalui aplikasi smartphone resmi acara tersebut.

Baca juga: COP27: Afrika Minta Diizinkan Teruskan Energi Fosil, Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Sebab

Aplikasi tersebut telah diunduh lebih dari 10 ribu kali di Google Play, termasuk oleh pejabat dari Prancis, Jerman, dan Kanada. Sekitar 35 ribu orang diperkirakan menghadiri konferensi iklim selama dua pekan di Mesir.

Seperti dilansir Al Jazeera pada Sabtu, aplikasi tersebut dilaporkan memiliki wewenang penuh untuk memantau lokasi, percakapan pribadi, dan foto milik delegasi asing. Kementerian Komunikasi dan Teknologi Informasi Mesir mengembangkan aplikasi untuk delegasi konferensi tersebut. Ini dimaksudkan untuk membantu peserta dalam menavigasi konferensi dengan lancar.

"Pemerintah Mesir mungkin telah mempersenjatai aplikasi dan sekarang memiliki kemampuan untuk mengawasi semua peserta konferensi," kata David Bader, pakar ilmu data dan keamanan siber kepada Al Jazeera.

Advertising
Advertising

Analis memperingatkan aplikasi COP27 dapat secara ekstensif memantau pergerakan dan komunikasi pengguna. Aplikasi ini juga mampu membaca surel pengguna dan pesan terenkripsi, merekam percakapan telepon, bahkan memindai seluruh perangkat untuk informasi sensitif.

Bader mencatat sementara pengembang menyatakan aplikasi tidak mengumpulkan data, tetapi anehnya aplikasi tersebut memiliki kemampuan untuk mengakses nama pengguna, nomor telepon, dan surel. Kemampuan ini diklaim untuk fungsionalitas aplikasi dan menambahkan foto pengguna untuk manajemen akun.

"Apakah Anda ingin orang asing mengakses foto pribadi Anda, apalagi pemerintah asing?” Bader memberikan peringatan mungkin ada lebih banyak hal yang terjadi secara sembunyi-sembunyi dengan aplikasi tersebut.

Sebagian besar aplikasi meminta izin untuk mengakses berbagai aspek ponsel pintar, termasuk lokasi untuk fungsi GPS atau kamera untuk media sosial. Namun, profesor keamanan siber di Ulster University Kevin Curran menyatakan, pengguna harus berhati-hati.

"Kita harus bertanya apakah masing-masing izin ini diperlukan,” kata Curran menggambarkan aplikasi COP27 sebagai sangat mengganggu. "Dalam hal ini, sulit untuk mengidentifikasi bukti yang kuat. Yang tidak dapat kami pastikan adalah apakah pemerintah Mesir menggunakan ini untuk pengumpulan data.”

Curran mencatat, aplikasi itu dapat terus memberikan informasi tentang pengguna bahkan setelah konferensi iklim berakhir pada 18 November. Menurut analisis aplikasi oleh grup media Amerika Serikat Politico, aplikasi itu dapat memantau komunikasi bahkan ketika perangkat dalam mode tidur.

Duta Besar COP27 Mesir Wael Aboulmagd mengecam spekulasi pencurian data. Dia mengatakan, penilaian keamanan siber telah selesai dan tuduhan memata-matai tersebut tidak mungkin dilakukan. "Saya diberitahu betapa tidak mungkin, atau secara fisik atau teknis tidak mungkin menggunakan aplikasi itu menyebabkan gangguan," ujar Aboulmagd.

Aboulmagd menegaskan, aplikasi itu juga berada di Google Play dan Apple Store sehingga tidak mungkin fitur pengumpulan data bisa dilakuka. Sebab, kedua perusahan itu tidak pernah mengizinkan dengan pertimbangan protokol keamanan. "Ada penilaian keamanan siber yang dilakukan dan itu membantahnya sepenuhnya,” katanya.

Beberapa aktivis hak asasi manusia telah mengkritik keputusan Mesir untuk menjadi tuan rumah COP27. Penolakan itu mengutip rekam jejak panjang sikap dalam menindak pihak yang perbedaan pendapat politik dengan puluhan ribu orang diperkirakan telah dipenjara. Sejumlah peserta telah berbagi bahwa WiFi di konferensi iklim memblokir akses ke situs web seperti Human Rights Watch dan media independen Mesir Mada Masr, serta Al Jazeera.

Baca juga: Absen COP27 di Mesir, Greta Thunberg: Gimik Doang

AL JAZEERA

Berita terkait

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

22 menit lalu

Militer Israel Ambil Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir

Militer Israel mengambil kendali atas perbatasan Rafah antara Gaza dan Mesir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

23 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

3 Fitur Komentar Instagram yang Perlu Diketahui

Tiga fitur komentar ini merupakan wujud instagram untuk menjadi aplikasi yang lebih ramah dan inklusif bagi penggunanya.

Baca Selengkapnya

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

3 hari lalu

Twitch Meluncurkan Umpan Penemuan seperti TikTok

Twitch meluncurkan umpan penemuan baru yang mirip seperti TikTok untuk semua penggunanya

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

3 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

3 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

5 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

7 hari lalu

Seperti di Amerika, TikTok Bisa Dibatasi di Indonesia Jika Melanggar Kebijakan Ini

Kominfo mengaku telah mengatur regulasi terkait pelanggaran data pribadi oleh penyelenggara elektronik seperti TikTok.

Baca Selengkapnya

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

8 hari lalu

Berkukuh Serang Rafah, Dua Menteri Israel Tolak Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Dua menteri Israel secara terbuka menentang kesepakatan gencatan senjata di Gaza dan berkukuh akan menyrang Rafah

Baca Selengkapnya