Pentagon Digugat karena Tak Menerima Calon Anggota Militer yang Positif HIV AIDS

Reporter

Tempo.co

Minggu, 13 November 2022 19:30 WIB

Tentara Amerika Serikat mengikuti latihan tembakan langsung dalam latihan militer gabungan tahunan AS-Filipina yang disebut "Balikatan" (Bahu-ke-bahu), di Crow Valley, Capas, provinsi Tarlac, Filipina, Kamis, 31 Maret 2022. Latihan militer tahunan antara kedua sekutu perjanjian tersebut digelar di Filipina Utara. REUTERS/Eloisa Lopez

Sebuah lembaga advokasi untuk LGBT melayangkan gugatan melawan Kementerian Pertahanan Amerika Serikat dan militer Amerika terkait kebijakan yang melarang individu yang positif HIV mendaftar militer. Lembaga advokasi tersebut menilai perkembangan pengobatan saat ini telah membuat aturan yang dibuat pada 1991 tersebut sudah tidak lagi relevan.

Gugatan itu dilayangkan oleh Lambda Legal pada Kamis, 10 November 2022, atas nama klien mereka yang seorang laki-laki gay, seorang perempuan transgender dan seorang perempuan normal, yang semuannya tidak bisa mendaftar menjadi tentara gara-gara mereka didiagnosis positif HIV.

Seorang tentara Amerika Serikat mengoperasikan kendaraan sistem tak berawak, Project Origin selama demonstrasi di Area Pelatihan Hohenfels, Jerman, 8 Juni 2022. Project Origin adalah platform pengujian dan demonstrasi untuk teknologi baru, terutama Kendaraan Tempur Robotik milik militer AS. REUTERS/Andreas Gerbert

Advertising
Advertising

Baca juga: Dari Ruam hingga Peningkatan Suhu Tubuh, Inilah Gejala Awal HIV/AIDS

Pentagon pada 1991, memberlakukan larangan meyeluruh merekrut mereka yang positif HIV. Aturan tersebut diberlakukan ketika itu karena Data dari Centers for Disease Control and Prevention memperlihatkan angka kematian di Amerika Serikat akibat HIV AIDS naik dua kali lipat.

Dalam gugatan tertulis, adanya inovasi dalam dunia pengobatan, khususnya obat antiretroviral, telah membawa perubahan yang signifikan pada tataran pengobatan penyakit HIV AIDS dan kemajuannya. Dengan pengobatan HIV AIDS yang sudah maju tersebut maka HIV bisa tidak lagi menular dan ini bukan lagi penyakit vonis mati.

Lambda Legal menuliskan pula status HIV seseorang tidak ada sangkut pautnya dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kriteria untuk mendaftar dan mengabdi dalam kapasitas apapun.

Pentagon menolak berkomentar perihal ini di tengah persidangan yang sedang berlangsung.

Sebelumnya pada April 2022, Lambda Legal sudah memenangkan dua kasus melawan Pentagon menggunakan argumentasi yang mirip untuk membatalkan sebuah kebijakan, yang melarang anggota militer yang positif HIV ditugaskan ke luar negeri. Dengan putusan pengadilan itu, maka personel militer tidak boleh lagi di tahan-tahan untuk tidak lagi ditugaskan ke luar negeri.

Sumber: RT.com

Baca juga: Dampak Inflasi, Pentagon Minta Tambahan Dana Rp624 Triliun

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

14 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

14 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

14 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

17 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

17 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

2 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

2 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya