Sopir Bus di Turki Menolak Berhenti untuk Salat, Penumpang Protes

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Rabu, 9 November 2022 11:00 WIB

Warga melambaikan bendera Turki saat menunggu waktu salat Jumat pertama di Hagia Sophia yang kini resmi dijadikan masjid, di Istanbul, Turki, 24 Juli 2020. REUTERS/Umit Bektas

TEMPO.CO, Jakarta - Perdebatan tentang sekularisme di Turki muncul kembali setelah pada akhir pekan lalu seorang sopir bus jarak jauh menolak berhenti untuk memberi kesempatan penumpang menjalankan salat. Menyusul penolakan pengemudi, penumpang mengeluh di Twitter yang memicu tanggapan kontroversial dari perusahaan perjalanan.

Baca: 8 Siswa Uganda Meninggal karena Ebola, Sekolah Tutup Lebih Awal

“Tidak ada hak yang ditentukan oleh konstitusi (Turki) yang dapat digunakan untuk melanggar konsepsi demokratis dan sekuler republik,” demikian pernyataan perusahaan Oz Ercis yang menjadi viral di media sosial.

Kontroversi tersebut adalah contoh terbaru dari perdebatan lama di negara dengan mayoritas muslim tetapi menjalankan tradisi sekuler, meskipun prinsip ini terkikis di bawah Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Pengacara perusahaan perjalanan itu mengatakan bus itu melayani trayek terpanjang di Turki—menghubungkan wilayah Van dekat perbatasan Iran di timur ke Izmir di pantai Aegean di Turki barat. Perjalanan memakan waktu lebih dari 24 jam.

Advertising
Advertising

“Perusahaan berada di tengah kontroversi sekularisme. Kami dipilih sebagai target. Namun kami menghormati semua keyakinan,” kata pengacara Tuncay Keserci pada Selasa, 8 November 2022, seperti dikutip Al Arabiya.

"Tidak mungkin mengabaikan hak penumpang lain yang tidak salat dan ingin tiba di tempat tujuan tepat waktu," ia menambahkan.

Tanggapan itu menuai pujian dan kritik. Para pendukung memuji Oz Ercis atas keberaniannya dalam membela sekularisme, sementara para pencela mengatakan mereka tidak akan bepergian dengan perusahaan itu lagi.

Islam menetapkan bahwa para pelancong dapat menyesuaikan waktu dan lama salat saat bepergian.

“Kami adalah korban dari kampanye hukuman mati, seolah-olah kami menghalangi orang untuk salat,” kata Keserci, seraya menambahkan bahwa penumpang yang bersangkutan dapat berdoa kemudian ketika bus berhenti di tempat istirahat.

Sekularisme tidak berarti bahwa kita tidak beragama. Sekularisme juga melindungi muslim,” ujar Keserci.

Baca: 14 Hari Menjabat, Menteri Inggris Mundur karena Dituduh Kirim Pesan Ancaman

AL ARABIYA

Berita terkait

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

2 hari lalu

Jadi Tersangka Penistaan Agama, Galih Loss Minta Maaf ke Umat Muslim

Konten kreator TikTok Galih Loss meminta maaf atas konten video tebak-tebakannya dengan seorang anak kecil yang dianggap menistakan agama.

Baca Selengkapnya

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

4 hari lalu

Turki Tuduh Standar Ganda AS terhadap Gaza dalam Laporan HAM

Turki mengatakan bahwa laporan HAM tahunan Washington gagal mencerminkan serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

6 hari lalu

Kongres India Minta Narendra Modi Ditindak atas Komentarnya tentang Umat Islam

Narendra Modi menyebut umat Islam sebagai "penyusup" dalam pidato kampanyenya sehingga memicu kecaman luas dari kelompok oposisi.

Baca Selengkapnya

7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

6 hari lalu

7 Influencer Mualaf Terkenal dari Korea

Kiprah sejumlah influencer mualaf ikut mewarnai penyebaran Islam di Korea

Baca Selengkapnya

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

6 hari lalu

Pendemo Sengketa Pilres 2024 Terobos Halaman Kantor Kemenparekraf agar Bisa Salat Duhur

Terobos kantor Kemenparekraf, massa yang demo berharap bisa salat duhur.

Baca Selengkapnya

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

6 hari lalu

Kisah Masuknya Islam ke Korea Sebelum Diwarnai Daud Kim dan Influencer Mualaf Lainnya

Jauh sebelum viralnya infuencer Mualaf seperti Daud Kim, Islam masuk ke Korea sejak tahun 1950-an.

Baca Selengkapnya

Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

7 hari lalu

Kongres Pemuda Indonesia Laporkan Pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya atas Kasus Penistaan Agama

Ketua Kongres Pemuda Indonesia atau KPI Jakarta Sapto Wibowo Sutanto melaporkan pendeta Gilbert Lumoindong ke Polda Metro Jaya pada 19 April 2024.

Baca Selengkapnya

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

11 hari lalu

Erdogan: Israel Kalahkan Hitler dengan Membantai 14 Ribu Anak-Anak Palestina

Recep Tayyip Erdogan kembali menyamakan Israel dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.

Baca Selengkapnya

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

12 hari lalu

Italia dan Turki Mulai Menerapkan Visa Digital Nomad Bulan Ini

Apa saja persyaratan untuk mendapatkan visa digital nomad di Italia atau Turki?

Baca Selengkapnya

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

12 hari lalu

15 Fakta Unik Turki, Negara yang Terletak di Benua Asia dan Eropa

Berikut ini daftar fakta unik Turki, mulai dari kebiasaan minum teh, asal-muasal Sinterklas, hingga bunga tulip yang jadi bunga nasional.

Baca Selengkapnya