8 Siswa Uganda Meninggal karena Ebola, Sekolah Tutup Lebih Awal

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Rabu, 9 November 2022 09:00 WIB

Wanita dan anaknya tiba untuk pemeriksaan terkait ebola di rumah sakit umum Bwera dekat perbatasan dengan Republik Demokratik Kongo di Bwera, Uganda, 14 Juni 2019. REUTERS/James Akena

TEMPO.CO, Jakarta - Sekolah di seluruh Uganda akan ditutup dua pekan sebelum akhir semester setelah 23 kasus ebola dikonfirmasi di antara para siswa, termasuk delapan siswa meninggal.

Baca: Tragedi Halloween Itaewon, Kantor Kepala Polisi Korea Digeledah

Menteri Pendidikan Uganda Janet Kataha Museveni mengatakan pada Selasa, 8 November 2022, bahwa kabinet telah mengambil keputusan untuk menutup prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah pada 25 November 2022 karena ruang kelas yang padat membuat siswa sangat rentan terhadap infeksi.

“Penutupan sekolah lebih awal akan mengurangi area konsentrasi di mana anak-anak setiap hari melakukan kontak dekat dengan sesama anak, guru, dan staf lain yang berpotensi menyebarkan virus,” kata menteri yang juga istri Presiden Yoweri Museveni itu dalam sebuah pernyataan.

Pada Sabtu lalu, pemerintah memperpanjang lockdown tiga pekan di distrik bertetangga Mubende dan Kassanda, yang telah menjadi pusat wabah ebola.

Advertising
Advertising

Langkah-langkah yang dijalankan termasuk jam malam dari senja hingga fajar; larangan perjalanan pribadi; serta penutupan pasar, bar, dan gereja.

Sejak wabah diumumkan melanda Mubende pada 20 September lalu, penyakit itu telah menyebar ke seluruh negeri, termasuk ke ibu kota Kampala, tetapi presiden mengatakan pembatasan nasional tidak diperlukan.

Menurut data pemerintah hingga Ahad lalu, 135 orang telah terinfeksi ebola dan 53 di antaranya meninggal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pekan lalu menyatakan Uganda telah mendaftarkan lebih dari 150 kasus yang dikonfirmasi dan kemungkinan kasus, termasuk 64 kematian. Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah ebola sebelumnya adalah pada 2019.

Virus yang beredar di Uganda adalah varian ebola Sudan, yang vaksinnya belum terbukti, tidak seperti varian Zaire yang lebih umum, yang menyebar selama wabah baru-baru ini di negara tetangga Republik Demokratik Kongo.

Ebola menyebar melalui cairan tubuh dengan gejala umum seperti demam, muntah, pendarahan, dan diare. Wabah sulit dikendalikan, terutama di lingkungan perkotaan. Ebola umumnya membunuh sekitar setengah dari orang yang terinfeksi.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada pertengahan Oktober lalu bahwa uji klinis vaksin untuk memerangi varian ebola Sudan dapat dimulai dalam beberapa pekan mendatang.

Baca: Zelensky Akan Hadir Secara Virtual di KTT G20, Bagaimana dengan Putin?

AL JAZEERA

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

8 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

5 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

10 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

15 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

18 hari lalu

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

Ivan Gunawan akan ke Uganda untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Bagaimana rute dari Indonesia ke Uganda?

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

23 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya