Upaya Pembunuhan Eks Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, Begini Profil Mantan Pemain Kriket Itu
Reporter
Hendrik Khoirul Muhid
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 7 November 2022 16:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan ditembak saat konvoi protes anti-pemerintah, pada Kamis, 3 November 2022. Ia selamat dari serangan namun mengalami luka di tulang kering. Pembantunya menyebut serangan itu sebagai upaya pembunuhan.
“Itu adalah upaya pembunuhan yang jelas. Imran Khan ditembak tetapi dia stabil. Ada banyak pendarahan,” kata juru bicara partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), pimpinan Khan, Fawad Chaudhry, kepada Reuters.
Lalu. siapa sebenarnya sosok Imran Khan hingga mengalami penyerangan?
Mengutip Britannica, Imran Khan atau lengkapnya Imran Ahmad Khan Niazi, merupakan mantan pemain kriket yang merambah ke dunia politik hingga jadi Perdana Menteri periode 2018 hingga 2022. Dia lahir di Lahore, Pakistan, pada 5 Oktober 1953. Imran Khan juga dikenal sebagai politisi, dermawan, dan pahlawan nasional Pakistan untuk kemenangan Timnas Pakistan di Piala Dunia Kriket 1992. Setelah menjadi politikus, dia juga dikenal sebagai sosok yang kritis terhadap perilaku pemerintahan yang korup.
Imran Khan lahir dari keluarga Pashtun yang makmur di Lahore. Masa kecilnya menempuh pendidikan di sekolah-sekolah elit di Pakistan dan Inggris, termasuk Royal Grammar School di Worcester dan Aitchison College di Lahore. Darah kriket telah mengalir di keluarganya, bukan Cuma Imran Khan, dua sepupunya juga merupakan pemain kriket berprestasi, Javed Burki dan Majid Khan. Imran Khan mulai menekuni kriket saat remaja, ketika bersekolah di Pakistan dan Inggris, serta berlanjut saat menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Oxford.
Baca: Bangun Jatuh Imran Khan dari Atlet Kriket hingga PM Pakistan yang Digulingkan
Debutnya sebagai pemain kriket secara profesional kala membela timnas Pakistan pada 1971 saat melawan Inggris di Edgbaston. Namun saat itu Imran Khan bukan anggota penuh karena masih menjalani kuliah. Lalu, setelah lulus dari Oxford, barulah dia fokus menempuh karier sebagai pemain kriket pada 1976. Kariernya cukup gemilang, selama akhir 1970-an, Imran Khan dikenal sebagai sosok pelopor teknik bowling ayunan terbalik. Ia juga memiliki rata-rata pukulan tertinggi kedua sepanjang masa, yakni 61,86 untuk pemukul Uji yang bermain di posisi 6 dalam urutan pukulan.
Imran Khan menjadi kapten tim kriket Pakistan pada 1982 sampai hari pensiun. Pertandingan terakhirnya kala bermain untuk Pakistan pada Januari 1992. Saat itu Pakistan kontra dengan Sri Lanka di Faisalabad. Sepanjang kariernya sebagai pemain kriket, Imran Khan tercatat telah mengikuti sebanyak 88 pertandingan Uji, 126 babak, dan mencetak 3807 run dengan rata-rata 37,69, termasuk enam abad dan 18 lima puluhan. Nama Imran Khan tercatat sebagai pahlawan bagi negaranya setelah menyumbangkan kemenangan Piala Dunia Kriket 1992 bagi Timnas Pakistan.
Mengutip Business Standard, setelah pensiun dari kriket, Imran Khan kemudian mendirikan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) pada 25 April 1996. Dari sanalah ia memulai kariernya di dunia perpolitikan. Imran Khan kemudian mencalonkan diri untuk kursi Majelis Nasional Pakistan pada pemilihan umum Pakistan 1997. Dia mengajukan diri sebagai calon PTI dari dua daerah pemilihan, Mianwali dan Lahore. Tetapi dia gagal terpilih dan kalah di dapil keduanya. Imran Khan kembali berpartisipasi dalam pemilihan umum Pakistan Oktober 2002 dan terpilih dari Mianwali.
Pada 30 Oktober 2011, Imran Khan berbicara kepada lebih dari 100 ribu pendukungnya di Lahore. Dia dengan suaranya yang keras menentang kebijakan pemerintah. Di tahun yang sama, dia juga mengadakan pertemuan publik lainnya di Karachi dengan ratusan ribu pendukung. Sejak itu, ia menjadi ancaman nyata bagi partai-partai yang berkuasa di Pakistan. Antara 2011 hingga 2013, Imran Khan dan Nawaz Sharif mulai terlibat dalam perseteruan sengit.
Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan pada 2018. Dalam Pemilu tahun tersebut, dia memperebutkan jajak pendapat dari Bannu, Islamabad, Mianwali, Lahore, dan Karachi East. Pada 28 Juli, Komisi Pemilihan Pakistan mengumumkan bahwa PTI telah memenangkan total 116 dari 270 kursi yang diperebutkan. Selama pidato kemenangannya, ia memaparkan garis besar kebijakan untuk pemerintahan masa depannya. Khan mengatakan inspirasinya adalah untuk membangun Pakistan sebagai negara kemanusiaan berdasarkan prinsip-prinsip negara Islam pertama Madinah.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Ditembak Hanya Luka-luka
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.