Pejabat WHO Dituduh Perkosa Dokter Muda Inggris

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 November 2022 12:15 WIB

Pemerintah Indonesia dianggap belum memenuhi sejumlah persyaratan yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam menjalankan tatanan normal baru. Berikut ini perbandingan beberapa poin pedoman yang ditentukan WHO dengan kondisi di Indonesia.

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menskors seorang manajer senior di markas besarnya di Jenewa. Ia dituduh telah memperkosa seorang dokter muda dari Inggris.

Seorang dokter junior berusia 26 tahun, Rosie James, yang bekerja untuk Layanan Kesehatan Nasional Inggris mengaku diperkosa. Pengakuannya itu diunggah di Twitter bulan lalu.

Kejaian tersebut berlangsung saat Konferensi Kesehatan Dunia di Berlin. Acara berlangsung dari 16-18 Oktober 2022 dan diselenggarakan oleh WHO. James mengatakan pada saat itu dia berencana melaporkan kejadian tersebut.

"Tersangka pelaku sedang cuti dan penyelidikan sedang berlangsung," kata juru bicara WHO dalam tanggapan email kepada Reuters tentang pernyataan James, tanpa menyebutkan nama pelaku. Individu yang diduga terlibat dalam serangan seksual menolak berkomentar ketika dihubungi Reuters.

WHS Foundation GmbH yang merupakan penyelenggara lain dari acara Berlin, mengatakan bahwa tuduhan itu harus diselidiki segera dan menyeluruh. "WHO memimpin penyelidikan dalam kasus ini," kata Dr Jörg Heldmann, direktur pelaksana WHS Foundation.

Advertising
Advertising

James mengatakan kepada Reuters bahwa pejabat WHO itu berulang kali melakukan pendekatan seksual. Dia meraba-raba dan meminta nomor kamar hotelnya di sebuah acara.

"Seseorang berpura-pura menjadi pacar saya untuk meredakan situasi, dan bahkan setelah itu, dia terus menyentuh saya secara tidak pantas," katanya kepada Reuters. "Saya benar-benar muak karena ini terjadi pada wanita sepanjang waktu."

Pernyataan Rosie James itu dikuatkan oleh seorang saksi yang meminta namanya tidak disebutkan untuk melindungi identitasnya. Reuters tidak menyebutkan nama pejabat tersebut mengingat pembatasan pelaporan di bawah undang-undang privasi Swiss, yang melarang mengidentifikasi orang yang dituduh melakukan kesalahan tertentu.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan badan tersebut tidak mentoleransi tindakan eksploitasi dan pelecehan seksual di jajarannya.

Simak: WHO Tetapkan Cacar Monyet Sebagai Darurat Kesehatan Global

NDTV | NESA AQILA

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

3 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

10 hari lalu

Ketua KPU Hasyim Asy'ari Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Apa yang Masuk Kategori Pelecahan Seksual?

Ketua KPU Hasyim Asy'ari telah dilaporkan ke DKPP atas dugaan asusila terhadap seorang perempuan anggota PPLN. Ini aturan pidana pelecehan seksual.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

12 hari lalu

Ketua KPU Dilaporkan untuk Dugaan Asusila, Berikut Sejumlah Kontroversi Hasyim Asy'ari

Kontroversi Ketua KPU Hasyim Asy'ari, dari pencalonan Gibran sebagai cawapres hingga skandal wanita emas. terakhir dugaan asusila terhadap PPLN

Baca Selengkapnya

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

14 hari lalu

Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.

Baca Selengkapnya

Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

14 hari lalu

Kiai Abal-Abal Pemerkosa Santri di Semarang Divonis 15 Tahun Bui, Mantan Jamaah Harap Laporan Penggelapan Uang Segera Diusut

Muh Anwar, kiai abal-abal Yayasan Islam Nuril Anwar serta Pesantren Hidayatul Hikmah Almurtadho divonis penjara 15 tahun kasus pemerkosaan santri.

Baca Selengkapnya

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

21 hari lalu

WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.

Baca Selengkapnya

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

24 hari lalu

Hari Kesehatan Sedunia, Akses Pelayanan Bermutu Masih Jadi Harapan

Hari Kesehatan Sedunia 2024, diharapkan terwujudnya kesehatan bagi semua agar mendapat akses pelayanan kesehatan bermutu.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

25 hari lalu

Perjalanan Penetapan Hari Kesehatan Dunia, Bareng Berdirinya WHO

Kilas balik Hari Kesehatan Dunia dan terbentuknya WHO

Baca Selengkapnya