Vladimir Putin Klarifikasi Alasan Keluar dari Kesepakatan Pengiriman Gandum lewat Laut Hitam
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Selasa, 1 November 2022 16:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin, 31 Oktober 2022, mengklarifikasi keputusan Moskow keluar dari kesepakatan pengiriman gandum dan biji-bijian lewat Laut Hitam. Putin menyebut kesepakatan itu tidak memenuhi target-target yang sudah direncanakan.
Sebagian besar produk-produk pertanian Ukraina di ekspor di bawah kesepakatan tersebut, namun Putin menilai barang yang dikirim ternyata tidak sampai ke negara-negara miskin yang awalnya diniatkan untuk mereka. Sebaliknya, produk-produk pertanian tersebut malah berlabuh di Turki dan Eropa.
Baca juga:Klarifikasi Penjualan MS Glow Milik Juragan 99 Capai Rp 600 Miliar per Bulan
Putin menegaskan, pihaknya membekukan sementara kepersertaan dari kesepakatan itu, namun tidak sepenuhnya menarik diri dari perjanjian itu. Menurut Badan Intelijen Rusia, kesepakatan itu dibuat untuk mengamankan kepentingan negara-negara miskin, namun kenyataan yang terjadi soal ekspor gandum dari Ukraina dengan cepat berubah.
“Kami setuju kalau kesepakatan ini untuk kepentingan negara-negara miskin. Secara keseluruhan, sekitar 34 persen gandum dari Ukraina dialokasikan ke Turki, 35 persen diambil oleh negara-negara Eropa dan hanya sekitar tiga sampai lima persen dikirim ke negara miskin. Ini data berdasarkan keterangan Kementerian Pertanian Rusia,” kata Putin.
Tentara Rusia saat ini sudah merapat ke Laut Hitam, yakni jalur yang biasa digunakan untuk mengekspor gandum-gandum Ukraina di bawah kesepakatan yang dikunci di Kota Istanbul pada Juli 2022. Kesepakatan itu dicapai atas mediasi PBB dan Turki demi mengatasi krisis pangan dunia dan membantu negara-negara miskin di dunia agar tidak terjadi bencana kelaparan di sana.
Rusia telah berulang kali menyoroti biji-bijian yang pada akhirnya dikirimkan ke yang bukan tujuannya. Walhasil, Moskow memutuskan untuk menunda partisipasinya dari kesepakatan pengiriman gandum dan biji-bijian lewat Laut Hitam apalagi ada serangan besar-besaran di pangkalan Angkatan Laut Rusia di Kota pelabuhan Sevastopol, Krimea, pada akhir pekan lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sejumlah drone Angkatan Laut digunakan dalam serangan itu untuk menavigasi zona koridor keamanan yang digunakan untuk pengiriman gandum sampai ke tujuan. Salah satu drone yang ditembakkan kemungkinan dilepaskan dari sebuah kapal sipil yang biasa dipesan untuk mengirimkan gandum.
Sumber: RT.com
Baca juga:Vladimir Putin Meyakini Dunia Sedang di Tepi Jurang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.