Kasus Mayat dalam Koper di Selandia Baru, Ibu Korban Pernah Dirawat di RSJ
Reporter
Tempo.co
Editor
Sita Planasari
Minggu, 23 Oktober 2022 16:16 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang wanita yang ditangkap di Korea Selatan atas kematian dua anak yang menjadi kasus mayat dalam koper di Selandia Baru, dilaporkan pernah dirawat di sebuah rumah sakit jiwa (RSJ). Hal ini diungkapkan program I Want to Know, sebuah acara investigasi kejahatan oleh televisi Korea SBS.
Dia mengatakan kepada wartawan pada saat itu bahwa dia tidak membunuh anak-anak itu. Wanita itu, 42 tahun, adalah warga Selandia Baru keturunan Korea Selatan dan merupakan ibu dari anak-anak tersebut, kata program tersebut.
Baca juga: Kasus Mayat dalam Koper: Ibu Korban Ditangkap di Korea Selatan
Wanita itu juga mengaku telah dibuntuti dan diserang secara seksual. Wanita, yang ditangkap di Ulsan, Korea Selatan, pada September lalu, saat ini ditahan di Seoul menunggu sidang ekstradisi yang telah diajukan oleh polisi Selandia Baru.
Dia tinggal di distrik Gangnam, Seoul sejak 2018, tahun dia meninggalkan Selandia Baru untuk kembali ke Korea Selatan. Wanita kelahiran Korea itu melarikan diri dari Selandia Baru setelah diduga membunuh 2 anaknya yang ditemukan di dalam koper
Program itu mengklaim bahwa pada Desember 2021, wanita itu pergi ke rumah sakit dengan luka tusuk dan mengaku diperkosa dan dicekik oleh seorang pria misterius. Namun, polisi tidak menemukan bukti adanya penyerang dan percaya bahwa luka-luka itu berasal dari melukai diri sendiri.
Wanita itu kemudian ditempatkan di rumah sakit jiwa, kata acara itu. Rincian apa pun yang akan mengidentifikasi anak-anak telah disembunyikan di Selandia Baru dan rincian ibu wanita itu, yang tinggal di Selandia Baru, juga tidak boleh dipublikasi.
<!--more-->
Wartawan dari acara tersebut berbicara kepada ibu wanita itu, yang dilaporkan terkejut dengan hilangnya putri dan cucunya secara tiba-tiba. Kendati demikian, ia lega bahwa putrinya masih hidup.
Sang ibu mengatakan bahwa dia sadar bahwa putrinya telah dirawat di rumah sakit jiwa dan bahwa dia sudah tidak memiliki anak ketika dia menghubunginya.
Acara itu mengatakan wanita itu berbohong kepada orang-orang tentang anak-anak ketika ditanya, mengatakan bahwa mereka berada di panti asuhan atau dengan orang tuanya.
Wanita itu juga berbicara dengan teman-teman universitasnya dan orang-orang yang mengenalnya setelah dia kembali ke Seoul. Mereka mengatakan tidak tahu dia telah menikah atau bahwa dia adalah seorang ibu.
“Teman sekelas universitas mengingatnya sebagai teman yang aktif dan biasa-biasa saja. Mereka menemukan dia sangat kebarat-baratan, sangat banyak bicara dan tampaknya menjalani kehidupan yang sangat aktif,” katanya.
Program, yang berbicara dengan tetangga wanita itu, mengklaim bahwa suaminya – yang meninggal karena kanker sekitar 2017 – yang terutama merawat dan bermain dengan anak-anak. Ia mengklaim wanita itu bahkan tidak mengizinkan teman dekatnya untuk datang ke pemakaman suaminya.
Dua mayat anak ditemukan dalam koper yang dibeli dalam lelang online di Selandia BaruWanita itu dituduh melakukan dua pembunuhan. Mayat kedua anak itu diyakini telah disimpan dalam koper di loker penyimpanan selama sekitar empat tahun sebelum ditemukan pada Agustus oleh sebuah keluarga yang memenangkan lelang unit penyimpanan.
Wanita asal Korea Selatan itu dihubungi oleh perusahaan penyimpanan Oktober lalu setelah ia tidak menyetorkan yang untuk membayar unit tersebut, klaim program tersebut. Polisi Selandia Baru mengatakan mereka tidak bisa berkomentar karena masalah itu sekarang sudah dibawa ke pengadilan.
Baca juga: Ikuti Lelang, Pasangan Selandia Baru Temukan Jasad Dua Anak dalam Koper
NZ HERALD | SBS