Penasihat Trump Dihukum 4 Bulan karena Hina Kongres, Sebut Biden Tidak Sah

Reporter

magang_merdeka

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 22 Oktober 2022 16:00 WIB

Steve Bannon, mantan kepala strategi Gedung Putih di bawah mantan Presiden Donald Trump, tiba di Pengadilan Distrik A.S. pada hari hukumannya atas tuduhan penghinaan terhadap Kongres setelah menolak panggilan dari komite 6 Januari, di Washington, A.S. 21 Oktober 2022. REUTERS /Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Steve Bannon, yang pernah menjadi penasihat mantan Presiden Donald Trump, dijatuhi hukuman empat bulan penjara oleh hakim karena menolak bekerja sama dengan anggota parlemen yang menyelidiki serangan Capitol AS tahun lalu.

Sidang pengadilan terhadap Bannon digelar pada Jumat, 21 Oktober 2022. Ia dinyatakan bersalah atas dua tuduhan penghinaan terhadap Kongres. Dia gagal memberikan dokumen atau kesaksian kepada komite DPR yang menyelidiki serangan 6 Januari 2021.

Jaksa menuntut hukuman enam bulan, sementara pengacara Bannon meminta masa percobaan.

Hakim Distrik AS Carl Nichols juga memerintahkan penasihat utama kampanye kepresidenan Trump dari Partai Republik 2016 itu, membayar denda sebesar $6.500 atau sekitar Rp.100 juta.

Hakim mengizinkan Bannon menunda hukumannya ketika dia mengajukan banding atas vonisnya.

Advertising
Advertising

Jaksa J.P. Cooney mengatakan pada sidang Jumat bahwa Bannon memilih untuk "mengacungkan jempolnya di Kongres." Dia "tidak kebal hukum, dan itulah yang membuat kasus ini penting," kata Cooney.

Bannon, 68 tahun, menjabat sebagai kepala strategi Gedung Putih Trump selama 2017 sebelum perselisihan di antara mereka yang kemudian diperbaiki.

Sebagai seorang yang berapi-api, Bannon membantu mengartikulasikan populisme sayap kanan "America First" dan oposisi terhadap imigrasi yang membantu menentukan kepresidenan Trump.

Bannon memainkan peran penting dalam media sayap kanan, mempromosikan perjuangan dan kandidat sayap kanan di Amerika Serikat dan luar negeri.

Massa pro-Trump menyerbu Capitol dan menyerang polisi dengan pentungan, palu, tiang bendera, perangkat Taser, bahan kimia yang menyebabkan iritasi dan mereka gagal untuk memblokir Kongres atas kekalahannya dalam pemilu 2020 dari Demokrat Joe Biden.

Bannon menolak untuk berbicara kepada hakim sebelum sidang pada hari Jumat.

"Rezim Biden Tidak Sah"

Di luar gedung pengadilan, dia menyampaikan pernyataan yang berapi-api ketika pengunjuk rasa mencoba menenggelamkan suaranya dengan teriakan "Pengkhianat!"

"Hari ini adalah hari penilaian saya oleh hakim," kata Bannon kepada wartawan. "Tapi ... pada 8 November, mereka akan menghakimi rezim Biden yang tidak sah, dan sejujurnya, juga termasuk Ketua DPR Nancy Pelosi dan seluruh komite."

Bannon memiliki waktu dua minggu untuk mengajukan banding, yang menurut pengacaranya akan mereka lakukan. Jika dia gagal untuk mengajukannya tepat waktu, dia harus menyerahkan diri pada 15 November.

Menurut komite 6 Januari, Bannon berbicara dengan Trump setidaknya dua kali sehari sebelum serangan, menghadiri pertemuan perencanaan di sebuah hotel di Washington dan mengatakan di podcast sayap kanannya bahwa "semua akan pecah besok."

Dalam persidangannya, jaksa hanya memanggil dua saksi sementara tim pembela Bannon tidak memanggil satu pun. Bannon memilih untuk tidak bersaksi. Pengacara Bannon mengatakan mereka akan mengajukan banding atas hukumannya.

Pembelaan Bannon dilumpuhkan oleh keputusan Nichols yang melarangnya menyatakan bahwa dia mengandalkan klaim hak istimewa eksekutif dan nasihat dari pengacaranya.

Para pemimpin komite menyebut hukuman Bannon ditandai sebagai kemenangan bagi supremasi hukum. Ia berusaha menggambarkan tuduhan kriminal sebagai motivasi politik, menyerang Biden dan Jaksa Agung Merrick Garland, sambil mengatakan, "Mereka mengambil orang yang salah kali ini."

Komite yang dipimpin Demokrat telah meminta kesaksian dari lusinan orang di sekitar Trump. Selain Bannon, jaksa telah mendakwa mantan penasihat Gedung Putih Trump, Peter Navarro, dengan penghinaan terhadap Kongres karena menentang panggilan. Navarro mengaku tidak bersalah.

Selama sidang pada Jumat, pengacara Bannon, David Schoen mengatakan Bannon mengandalkan saran dari pengacaranya untuk tidak mematuhi panggilan pengadilan kongres setelah Trump meminta hak istimewa eksekutif, sebuah doktrin hukum yang melindungi beberapa komunikasi Gedung Putih dari penyingkapan.

Sidang pada Jumat tidak mengakhiri masalah hukum Bannon. Dia didakwa di negara bagian New York pada September lalu atas tuduhan pencucian uang dan konspirasi. Jaksa menuduhnya menipu donatur yang memberikan uang untuk membantu membangun tembok yang dijanjikan Trump di sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Bannon, yang mengaku tidak bersalah, dapat menghadapi hukuman 15 tahun penjara jika terbukti bersalah atas tuduhan tersebut.

REUTERS | NESA AQILA

Berita terkait

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

11 jam lalu

Percobaan Pembunuhan Perdana Menteri Slovakia Robert Fico, Ini Respons Putin, Zelensky, dan Joe Biden

Perdana Menteri Slovakia Robert Fico alami percobaan pembunuhan. Begini respons pimpinan dunia seperti Putin, Zelensky, Joe Biden hingga Rishi Sunak.

Baca Selengkapnya

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

21 jam lalu

Joe Biden: RUU Penerbangan hingga Tarif Impor dari Cina

Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang penerbangan yang bisa meningkatkan (kualitas) staf pengawas lalu-lintas udara

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR Amerika Serikat Minta Joe Biden Kirim Senjata ke Israel

DPR AS meloloskan RUU yang akan mendesak Joe Biden untuk memulai lagi pengiriman senjata ke Isreal.

Baca Selengkapnya

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

2 hari lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

2 hari lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Usut Dugaan TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Penyanyi Nayunda Nabila

5 hari lalu

Usut Dugaan TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Penyanyi Nayunda Nabila

Nayunda Nabila dan pihak biro perjalanan swasta akan diperiksa KPK dalam kasus dugaan pencucian uang Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Rahmady Effendy Akui Dibebastugaskan dari Jabatan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Usai Dilaporkan ke KPK

5 hari lalu

Rahmady Effendy Akui Dibebastugaskan dari Jabatan Kepala Bea Cukai Purwakarta, Usai Dilaporkan ke KPK

Kepala Bea Cukai Purwakarta Rahmady Effendy Hutahaean membenarkan dirinya saat ini telah dibebastugaskan dari jabatannya lantaran sedang dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

5 hari lalu

Rangkaian Kasus TPPU yang Menjerat Abdul Ghani Kasuba Eks Gubernur Maluku Utara

KPK kembali menetapkan eks Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba sebagai tersangka dalam kasus dugaan TPPU dengan nilai mencapai Rp 100 miliar.

Baca Selengkapnya

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

6 hari lalu

Hadir sebagai Saksi Kasus Donald Trump, Ini Profil Bintang Film Dewasa Stormy Daniels

Bintang film dewasa Stormy Daniels hadir sebagai saksi dalam kasus pidana Donald Trump pada Selasa, 7 Mei 2024. Ini profilnya.

Baca Selengkapnya