WHO: Korban Tewas Ebola Uganda Naik menjadi 44 Orang

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 20 Oktober 2022 14:00 WIB

Sejumlah pasien yang terjangkit virus ebola saat berada di Pulau Klinik di Monrovia, Liberia, 30 September 2014. Dokter dan perawat dari Uganda yang dikerahkan oleh WHO dibantu juga oleh warga Liberia yang dilatih khusus, REUTERS/Christopher Black/WHO/Handout via Reuters

TEMPO.CO, Jakarta -Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 19 Oktober 2022, melaporkan, korban tewas akibat Ebola di Uganda telah meningkat menjadi 44 jiwa. Ebola dinyatakan sebagai penyakit epidemi di Uganda pada bulan lalu.

Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers di Jenewa, mengatakan, ada 60 kasus yang dikonfirmasi dan 20 kemungkinan lainnya. Selain dilaporkan ada 44 kematian, 25 pasien disebut telah pulih.

"Kami tetap khawatir bahwa mungkin ada lebih banyak rantai penularan dan lebih banyak kontak daripada yang kami ketahui di komunitas yang terkena dampak," kata Tedros dikutip dari France24 pada Kamis, 20 Oktober 2022.

Baca juga: 19 Orang Meninggal karena Ebola, Uganda Memerintahkan Lockdown 21 Hari

Korban tewas yang sebelumnya diumumkan WHO pada 5 Oktober, berjumlah 29 kematian.

Advertising
Advertising

Presiden Uganda Yoweri Museveni pekan lalu memerintahkan dua distrik di jantung epidemi di bagian tengah negaranya untuk dikunci. Uganda juga memberlakukan larangan bepergian, jam malam, dan penutupan tempat-tempat umum.

Museveni telah memerintahkan semacam dukun untuk berhenti mengobati orang sakit, dalam upaya untuk menghentikan penyebaran virus. Dia juga memerintahkan polisi untuk menangkap siapa pun yang terinfeksi Ebola yang menolak untuk diisolasi.

Pihak berwenang menyebut wabah itu tetap terkonsentrasi di distrik pusat Mubende dan Kassanda, tetapi belum mencapai Kampala. Meski demikian, beberapa warga positif terkena virus Ebola di ibu kota.

Tedros pada Rabu mengatakan dua kasus dari Mubende mencari perawatan di Kampala. Itu meningkatkan risiko penularan di kota dari 1,5 juta orang.

Ebola menyebar melalui cairan tubuh, dengan gejala umum demam, muntah, pendarahan, dan diare.

Wabah sulit dikendalikan, terutama di lingkungan perkotaan. Kematian terakhir yang tercatat di Uganda dari wabah Ebola sebelumnya adalah pada 2019.

Strain yang sekarang beredar di Uganda dikenal sebagai virus Ebola Sudan, yang saat ini belum ada vaksinnya. WHO mengatakan uji klinis dapat dimulai dalam beberapa minggu pada obat-obatan untuk memerangi jenis itu.

Baca juga: Dokter Tanzania Tewas di Uganda, Korban Nakes Pertama karena Ebola

FRANCE 24

Berita terkait

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

11 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

21 jam lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

1 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

1 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

1 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

2 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

3 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya