Pernyataan Rasis Diplomat Top Uni Eropa, Menguatnya Neo Konservatif Benua Biru?
Reporter
Daniel Ahmad
Editor
Sita Planasari
Selasa, 18 Oktober 2022 16:16 WIB
Sosiolog Indonesia Robertus Robet menyebut pernyataan Borrell selain tidak sensitif, juga mencerminkan meluasnya pandangan narsistik dalam geopolitik.
Menurutnya, tidak dapat disangkal bahwa negara-negara Uni Eropa lebih makmur dan stabil. Hal ini berakibat mendorong arus pengungsi yang tak habis-habisnya dari negara-negara yang lebih miskin dan bergejolak.
Namun, menurut Robet, fakta ini tidak dapat dilihat secara terisolir dari sejarah, termasuk sejarah kolonialisme Eropa. Pun dalam globalisasi, cara pandang untuk melihat satu negara atau suprastate secara steril adalah muskil.
"Kemakmuran Eropa juga didapat dari relasinya dengan negara-negara yang lebih miskin. Dan masalah-masalah di negara yang disebut rimba oleh Borrell itu sedikit banyak juga punya akar di negara-negara Eropa juga," kata Robet kepada Tempo, Selasa, 18 Oktober 2022.
"Yang pasti pernyataan Borrell menjadi umpan lambung yang bisa dimanfaatkan oleh kaum populis dan sayap kanan Eropa. Dan ini tidak bagus," ujar Robet menambahkan.
Spektrum politik sayap kanan mengancam Benua Biru dalam beberapa tahun terakhir.
Di Eropa barat, populisme menguat, dengan yang teranyar Giorgia Meloni segera naik ke takhta tertinggi Pemerintahan Italia. Sementara di Eropa timur, Rusia menindas tetangganya Ukraina sejak awal tahun ini.