Ini Tantangan Militer Cina

Reporter

Daniel Ahmad

Senin, 17 Oktober 2022 16:30 WIB

Presiden Cina Xi Jinping berbicara pada upacara penghargaan medali yang menandai peringatan 100 tahun berdirinya Partai Komunis Cina, di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, dalam gambar diam yang diambil dari video yang dirilis 29 Juni 2021. [CCTV via Reuters TV]

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Komunis China pada Minggu, 16 Oktober 2022, memulai kongres yang digelar setiap lima tahun sekali. Presiden Cina Xi Jinping diharapkan mengganti empat dari enam perwira senior yang bertugas di Komisi Pusat Militer Cina karena sudah masuk usia pensiun.

Mereka yang diperkirakan akan mundur adalah Wakil Ketua Komisi Pusat Militer Cina Xu Qiliang dan Zhang Youxia, yang keduanya berusia 72 tahun. Zhang secara luas dipandang sebagai sekutu dekat Presiden Xi.

Sejumlah atase militer Asia dan Barat, serta analis keamanan menganggap pengganti mereka harus mengintegrasikan kekuatan yang semakin kompleks yang akan menjadi vital untuk invasi Taiwan. Tugas itu juga harus memenuhi permintaan lama Xi bahwa militer dapat bertarung dan memenangkan perang.

Advertising
Advertising

Baca juga: Laptop dan PC Terbaru dari Microsoft, Simak Pembaruan dan Harganya

Dalam dua masa jabatan pertamanya sebagai Panglima Militer Cina, Presiden Xi telah melakukan perubahan besar pada struktur, postur, dan potensi militer Cina. Selama 10 tahun itu, Cina dengan cepat memperluas dan memajukan pasukan Angkatan Laut dan roketnya.

Xi membersihkan ribuan perwira yang terlibat kasus korupsi, mereformasi operasi komandonya dan membangun pangkalan jauh di jantung maritim Asia Tenggara. Tantangan Xi saat ini adalah menerapkan perubahan besar-besaran pada kepemimpinannya.

Militer Cina adalah salah satu yang terbesar di dunia. Dalam pemerintahan Cina, seorang Presiden juga menjabat sebagai Panglima Militer.

Xi bertekad ingin meningkatkan modernisasi militer menyusul naiknya tantangan diplomatik. Modernisasi militer Cina juga untuk menghadapi dominasi strategis tradisional Amerika Serikat di Asia Timur.

Utusan militer dan tiga analis mengatakan, Cina perlu mengamankan pangkalan asing dan akses pelabuhan untuk perluasan armada Angkatan Lautnya serta mengatasi kemungkinan tekanan eksternal. Tujuannya demi memperdalam keterlibatan internasional atas gudang senjata nuklirnya. Perekonomian yang melambat juga dapat memperumit modernisasi.

Di tengah semua tantangan itu, sebagian besar jenderal di militer Cina cenderung kekurangan satu elemen, yakni pengalaman tempur.

Zhang dan anggota komisi Jenderal Li Zuocheng, yang juga diperkirakan akan pensiun, adalah beberapa dari dua perwira terakhir yang bertempur dalam konflik perbatasan berdarah dengan Vietnam. Konflik itu dimulai dengan invasi Cina yang bermasalah pada 1979, tetapi terus berlanjut hingga akhir 1980-an.

Pengganti potensial, termasuk komandan baru-baru ini dari komando teater Timur dan Barat yang direformasi. Delapan utusan menyebut, mereka masing-masing bertanggung jawab atas perbatasan Taiwan dan India. Promosi juga bisa datang dari komando Teater Selatan, rumah bagi pangkalan angkatan laut yang vital.

Siapa yang nanti terpilih dapat menjelaskan prioritas militer Xi. Pilihan operasional apa pun hampir pasti harus diimbangi dengan promosi komisaris politik. Mengingat peran mereka yang harus memastikan militer Cina melayani Partai Komunis Cina ketimbang negara.

“Tidak ada kekurangan perwira militer senior yang secara internal meniru mantra 'lawan dan menang' Xi, tetapi teka-teki untuk PLA adalah kurangnya pengalaman operasional," kata Alexander Neill, analis militer swasta.

James Char, seorang sarjana jurusan keamanan di Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam Singapura, mengatakan PLA (militer Cina) mengalami kekurangan dalam hal senjata gabungan dan operasi gabungan.

"Kapasitasnya untuk proyeksi daya berkelanjutan juga masih terbatas saat ini," kata Char.

Kementerian Pertahanan Cina enggan berkomentar perihal itu. Namun pentingnya kesetiaan mutlak kepada Xi dalam keputusan ini dinilai sebagai yang terpenting.

Empat diplomat yang mengamati perkembangan ini, berhadap bisa melihat kenaikan jabatan pada komisaris veteran Laksamana Miao Hua, kepala Departemen Pekerjaan Politik komisi tersebut, ke salah satu posisi Wakil Ketua.

Miao, yang memiliki hubungan awal dengan Xi ketika keduanya ditempatkan di pesisir provinsi Fujian di seberang Taiwan, hampir pasti akan disejajarkan oleh seorang komandan yang lebih operasional. Kemungkinan nama yang naik adalah jenderal Angkatan Darat Liu Zhenli.

Menurut laporan tahunan terbaru Pentagon tentang modernisasi militer Cina, selama masa jabatan Presiden Xi lima tahun ke depan, Beijing diperkirakan akan memiliki hingga 700 hulu ledak nuklir yang siap kirim dan seribu hulu ledak pada 2030.

Senjata-senjata itu diharapkan disimpan dalam kesiapan tahap lanjut silo yang dimodernisasi. Menurut laporan Pentago, Cina sekarang tampaknya mengoperasikan triad nuklir, yang mampu meluncurkan rudal dari darat, pesawat dan kapal selam.

Christopher Twomey, seorang sarjana jurusan keamanan di Sekolah Paska-sarjana Angkatan Laut Amerika di California, mengatakan penting melanjutkan pertukaran internasional untuk lebih memahami doktrin nuklir Beijing yang berkembang, terlepas dari meningkatnya peran para komisaris.

REUTERS

Baca juga: Android Vs iPhone, Uni Eropa Putuskan Pilih Charging Port Tipe USB-C

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

9 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

10 hari lalu

Melawat ke Cina, Menlu AS Bahas Dukungan Beijing untuk Industri Pertahanan Rusia

Menlu AS Antony Blinken juga akan membahas sejumlah isu dalam lawatan ke Cina, termasuk Laut Cina Selatan dan konflik Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

10 hari lalu

Luhut Jamin Hubungan Indonesia-Cina Makin Mesra di Pemerintahan Berikutnya

Luhut menjamin hubungan Indonesia-Cina akan semakin kuat pada periode pemerintahan berikutnya. Ada beberapa proyek kerjasama yang akan dilanjutkan.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

12 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

12 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

14 hari lalu

Kembalikan Tas Berisi Rp 100 Juta kepada Pemudik, Aiptu Supriyanto Dapat Penghargaan Sekolah Perwira

Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika memberikan penghargaan berupa kesempatan sekolah perwira kepada anggota Polres Lampung Tengah Aiptu Supriyanto.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

15 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

21 hari lalu

Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

22 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

22 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya