Elon Musk Sedang Diselidiki Soal Pembelian Twitter

Reporter

Terjemahan

Editor

Sapto Yunus

Jumat, 14 Oktober 2022 13:47 WIB

Elon Musk dan Twitter. REUTERS

TEMPO.CO, Delaware - Pemerintah Federal Amerika Serikat sedang menyelidiki Elon Musk mengenai kesepakatan pengambilalihan Twitter Inc senilai US$ 44 miliar. Demikian pernyataan perusahaan media sosial itu dalam pengajuan perkara ke pengadilan pada Kamis, 13 Oktober 2022. Sejauh ini, tidak disebutkan fokus penyelidikan dan otoritas federal mana yang menanganinya.

Baca: Mengejutkan, Elon Musk Akhirnya Putuskan Beli Saham Twitter Rp 668 Triliun

Twitter menggugat Musk pada Juli lalu untuk memaksa orang terkaya di dunia itu menyelesaikan kesepakatan pengambilalihan perusahaan itu. Twitter menyatakan pengacara Musk menolak menyerahkan dokumen yang telah dicari perusahaan sebagai bagian dari kasus hukumnya.

Perusahaan media sosial itu mengatakan pada akhir September lalu pengacara Musk telah memberikan catatan hak istimewa untuk mengidentifikasi dokumen yang akan ditahan. Catatan itu merujuk pada draf surat elektronik tanggal 13 Mei 2022 ke Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) serta presentasi slide ke Komisi Perdagangan Federal (FTC).

Pengajuan pengadilan, yang meminta hakim Delaware, Kathaleen McCormick, memerintahkan pengacara Musk memberikan dokumen yang ditahan, dibuat pada 6 Oktober 2022. Pada hari yang sama, McCormick menghentikan litigasi antara kedua pihak setelah Musk mengatakan akan melanjutkan kesepakatan untuk membeli Twitter.

Advertising
Advertising

McCormick sudah memberi Musk waktu hingga 28 Oktober 2022 untuk menyelesaikan akuisisi. Jika kesepakatan tak selesai pada saat itu, persidangan akan digelar pada November 2022.

“Permainan ‘menyembunyikan bola’ ini harus diakhiri," kata Twitter dalam pengajuan pengadilan.

Pengacara Musk, Alex Spiro, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa pengajuan pengadilan Twitter itu salah arah dan menjawab,“Eksekutif Twitter lah yang berada di bawah penyelidikan federal.”

Twitter menolak mengomentari pernyataan Spiro dan menolak berkomentar ketika ditanya perihal pemahamannya mengenai penyelidikan terhadap Musk. SEC tidak segera menanggapi permintaan komentar sedangkan FTC menolak berkomentar.

SEC mempertanyakan komentar Musk tentang akuisisi Twitter, termasuk penambahan 9 persen saham sebelum mengumumkan bahwa tawarannya terlambat dibuka dan mengapa hal itu mengindikasikan dia berniat menjadi pemegang saham pasif. Musk kemudian mengajukan kembali penawarannya untuk menunjukkan dia adalah investor aktif.

Pada Juni lalu, SEC bertanya kepada CEO Tesla Inc itu melalui surat apakah dia seharusnya mengubah penawaran publiknya untuk mencerminkan niatnya menangguhkan atau mengabaikan kesepakatan. Situs berita teknologi The Information melaporkan pada April lalu bahwa FTC sedang meneliti apakah Musk gagal mematuhi persyaratan pelaporan antimonopoli yang berkaitan dengan niat investor menjadi pemegang saham pasif atau aktif.

Baca: Elon Musk Berjualan Parfum

AL JAZEERA

Berita terkait

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

18 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Disebut-sebut Akan ke Denpasar Bali untuk Resmikan Starlink

1 hari lalu

Elon Musk Disebut-sebut Akan ke Denpasar Bali untuk Resmikan Starlink

Ini akan menjadi kunjungan langsung pertama Elon Musk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

Daftar Kasus Viral yang Menyeret Bea Cukai, Terbaru: Alat Paralayang Milik Atlet Ditahan

1 hari lalu

Daftar Kasus Viral yang Menyeret Bea Cukai, Terbaru: Alat Paralayang Milik Atlet Ditahan

Direktorat Jenderal Bea Cukai Kemenkeu kembali terseret kasus saat menangani barang impor masyarakat. Berikut beberapa kasus viral tersebut.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

2 hari lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya