Jens Stoltenberg Minta Anggota NATO Kirim Senjata yang Dibutuhkan Ukraina

Reporter

Tempo.co

Kamis, 13 Oktober 2022 06:30 WIB

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berbicara pada konferensi pers setelah Turki, Swedia dan Finlandia menandatangani memorandum selama KTT NATO di Madrid, Spanyol, 28 Juni 2022. REUTERS/Violeta Santos Moura

TEMPO.CO, Jakarta - Negara anggota NATO diminta fokus memberikan sistem anti-pesawat dan anti-rudal untuk Ukraina karena persenjataan seperti itu yang sangat dibutuhkan Kyiv saat ini.

“Sekutu-sekutu telah memberikan pertahanan udara, namun kami butuh lebih banyak. Kami membutuhkan sistem pertahanan udara yang berbeda-beda, yang jarak pendek dan jarak jauh untuk menembakkan rudal balistik, rudal jelajah dan drone,” kata Sekjen NATO Jens Stoltenberg, Rabu, 12 Oktober 2022.

Foto udara kondisi kampus di Bakhmut setelah serangan roket Rusia, di wilayah Donetsk, Ukraina, 21 Mei 2022. Kondisi kampus tersebut terlihat rusak parah, puing-puing bangunan pun tampak berserakan. REUTERS/Carlos Barria

Advertising
Advertising

Baca juga: Sekjen NATO Memperkirakan Perang Ukraina Bisa Bertahun-tahun

Stoltenberg memuji Jerman karena mau mengirimkan persenjataan IRIS-T ke Kyiv. NATO perlu meningkatkan suplai-suplai senjata semacam itu karena Ukraina adalah sebuah negara besar dengan banyak kota yang membutuhkan perlindungan dari serangan udara Rusia.

Stoltenberg merujuk pada bombardir yang menghantam area infrastruktur energi Ukraina, yang Moskow menyebutnya sebuah pembalasan atas serangan Kyiv terhadap energi dan infrastruktur transportasi Rusia.

Sebelumnya pada pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Kyiv dalang dibalik upaya sabotase sebuah pusat energi nuklir dan Turkstream pipa gas alam. Akhir pekan lalu, Jembatan Krimea menjadi sasaran mematikan. Putting mengklaim Ukraina menggunakan taktik teroris, yakni sebuah pendekatan baru untuk menaklukkan militer Rusia.

Menteri Energi Ukraina German Galushchenko mengakui sekitar satu per tiga infrastruktur energi di Ukraina rusak akibat serangan udara Rusia dalam dua hari.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan negara-negara yang bergabung dalam kelompok G7, dalam menghadapi serangan Rusia. Dalam pertemuan di Brusel yang akan berlangsung Rabu 11 Oktober 2022, Zelensky mengharapkan tanggapan positif dari sekutu Barat untuk mempercepat bantuan militer dari G7 dalam menghadapi lebih banyak serangan rudal Rusia

Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.

Sumber: RT.com

Baca juga: Eropa Melirik Afrika untuk Mencari Alternatif Gas Rusia

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

11 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

5 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

5 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

5 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

5 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya