Bertambah, Korban Tewas Akibat Obat Batuk di Gambia Jadi 69 Anak

Reporter

magang_merdeka

Minggu, 9 Oktober 2022 17:56 WIB

Logo perusahaan Maiden Pharmaceuticals Ltd. terlihat di papan di luar kantor mereka di New Delhi, India, 6 Oktober 2022. REUTERS/Anushree Fadnavis

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian anak-anak di Gambia akibat cedera ginjal akut terkait dengan sirup obat batuk buatan India yang terkontaminasi telah meningkat menjadi 69 orang. Hal ini diumumkan Menteri Kesehatan Gambia Ahmadou Lamin Samateh mengatakan kepada wartawan di Banjul, Sabtu.

Samateh, yang juga kehilangan keponakannya karena kasus ini pada Rabu, mengatakan kepada media bahwa ada tiga anak lagi meninggal pada Sabtu, sehingga jumlah korban menjadi 69.

Sehari sebelumnya Presiden Gambia Adama Barrow mengatakan kasus dan kematian akibat keracunan obat batuk asal India ini sudah “terkendali, dengan hanya dua diagnosis dalam dua minggu terakhir.”

Barrow telah memerintahkan penangguhan izin apotek dan importir obat batuk yang dicurigai dan memerintahkan menteri luar negerinya untuk menangani masalah ini dengan duta besar India , menurut pernyataan presiden Sabtu malam.

Di India, Maiden Pharmaceuticals Ltd. telah dikunjungi lembaga pemerintah sebanyak empat kali dari 1 hingga 7 Oktober. Organisasi Pengawasan Standar Obat Pusat India juga telah mengambil sampel untuk pengujian.

Advertising
Advertising

Perusahaan tersebut dikutip mengatakan bahwa pihaknya memiliki persetujuan yang sah untuk ekspor produk yang bersangkutan, yang tidak dijual di India. Mereka juga mengklaim telah memperoleh bahan baku dari "perusahaan bersertifikat dan bereputasi."

Kementerian Kesehatan India mengatakan Badan Kesehatan Dunia (WHO) memberi tahu regulator obat negara itu bahwa obat-obatan mungkin telah terkontaminasi dengan dietilen glikol atau etilen glikol.

Ini adalah senyawa organik yang digunakan sebagai bahan mentah dalam pembuatan fiber poliester dan polietilena tereftalat yang digunakan pada botol plastik.

Di Gambia, tersangka pemilik apotek dan importir sirup obat batuk dan beberapa pejabat senior Badan Pengawas Obat telah dipanggil untuk diinterogasi oleh polisi, yang mengatakan mereka telah membuka penyelidikan atas kematian tersebut.

“Sebagai lembaga yang bertanggung jawab atas keamanan dalam negeri dan perlindungan jiwa dan harta benda, kami berkewajiban untuk mengatasi masalah-masalah mendesak yang mampu membahayakan perdamaian dan keamanan bangsa ini,” kata juru bicara polisi ASP Binta Njie Jatta dalam sebuah pernyataan pada Sabtu.

WHO sebelumnya mengatakan kematian puluhan anak akibat cedera ginjal akut diduga karena terkotaminasi zat kimia berbahaya dalam obat batuk dan pilek buatan produsen obat India.

Melansir dari Reuters Jumat, hal tersebut diketahui setelah dilakukan serangkaian tes pada beberapa obat sirup yang diduga menjadi penyebab 69 kematian anak di negara kecil Afrika Barat itu. Hal ini diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Berita terkait

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

1 hari lalu

Menlu Retno Undang Gambia ke Indonesia-Africa Forum di Bali

Indonesia-Africa Forum kedua akan diselenggarakan di Bali pada 3 - 4 September 2024. Menlu Retno mengundang perwakilan dari Gambia.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

3 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

3 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

3 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

4 hari lalu

Dokter Bedah Ternama Gaza Tewas di Penjara Israel, Diduga Disiksa

Seorang dokter bedah Palestina terkemuka dari Rumah Sakit al-Shifa di Gaza meninggal di penjara Israel setelah lebih dari empat bulan ditahan.

Baca Selengkapnya

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

4 hari lalu

PBB: Kehancuran Bangunan di Gaza Terburuk Sejak PD II, Butuh Biaya Rekonstruksi Hingga US$40 Miliar

PBB melaporkan kehancuran perumahan di Gaza akibat serangan brutal Israel sejak 7 Oktober merupakan yang terburuk sejak Perang Dunia II.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

5 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya