Sultan Sulu Minta Belanda Sita Aset, Malaysia: Petronas Bukan Milik Negara

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 1 Oktober 2022 19:22 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia menyatakan akan menantang langkah pewaris Sultan Sulu untuk menyita aset-aset negara di Belanda sebagai bagian dari upaya menegakkan putusan arbitrase senilai US$ 15 miliar. Ahli waris mantan Sultan Sulu pada Kamis lalu meminta izin pengadilan Belanda untuk menyita aset Malaysia di Belanda. Di antara aset-aset tersebut adalah beberapa perusahaan terbesar Malaysia yang beroperasi di Belanda, termasuk perusahaan minyak negara Petronas.

Para ahli waris menargetkan aset Malaysia di luar negeri menyusul penolakan pemerintah untuk mengakui putusan arbitrase senilai US$ 15 miliar oleh pengadilan Prancis pada Februari. Di dalam putusan itu disebutkan bahwa Malaysia telah mengingkari perjanjian sewa tanah tahun 1878.

Kesepakatan itu ditandatangani antara dua kolonis Eropa dan Sultan SUlu untuk penggunaan wilayahnya, beberapa di antaranya kemudian dimasukkan ke dalam Malaysia modern. Malaysia menghormati kesepakatan itu hingga 2013, membayar keturunan raja sekitar US$ 1.000 setahun. Tapi Kuala Lumpur menghentikan pembayaran setelah serangan berdarah oleh pendukung mantan kesultanan yang ingin merebut kembali tanah mereka.

Dalam sengketa saat ini, Malaysia mengatakan tidak mengakui klaim ahli waris. Malaysia juga menyebutkan bahwa putusan arbitrase adalah ilegal. Putusan itu ditunda hingga menunggu banding dari Malaysia. Putusan itu tetap dapat ditegakkan di luar Prancis di bawah perjanjian PBB tentang arbitrase internasional.

"Malaysia tidak akan mengeluarkan biaya dalam membela kedaulatan dan asetnya di luar negeri di mana pun mereka berada," kata Menteri Hukum Wan Junaidi Tuanku Jaafar dalam sebuah pernyataan.

Advertising
Advertising

Dia mengatakan Malaysia akan mengambil tindakan hukum di Belanda untuk menolak dan mengesampingkan setiap upaya untuk menyita aset. Malaysia juga telah memulai strategi global untuk menantang penyitaan tersebut.

Wan Junaidi mengatakan bahwa aset Petronas bukan aset pemerintah Malaysia. "Ini akan menjadi penyalahgunaan proses pengadilan mana pun untuk meminta penegakan hukum terhadap aset-aset tersebut," katanya.

Pemerintah Malaysia adalah pemegang saham tunggal Petronas. Setiap tahunnya pemerintah Malaysia mendapatkan dividen dari perusahaan minyak tersebut.

Petronas tidak segera memberikan komentar atas pernyataan pemerintah itu. Petronas juga belum mengomentari petisi pengadilan ahli waris di Belanda.

Seorang juru bicara ahli waris mengatakan bahwa mereka terkejut dengan pernyataan Wan Junaidi tentang aset Petronas. "Mengingat pemerintah Malaysia mengklaim tidak lagi memiliki Petronas, saya membayangkan orang Malaysia akan penasaran siapa yang saat ini memiliki," kata juru bicara itu.

Pada bulan Juli, dua anak perusahaan Petronas yang berbasis di Luksemburg disita oleh petugas pengadilan sebagai bagian dari upaya ahli waris untuk mengklaim penghargaan tersebut. Petronas menggambarkan penyitaan Luksemburg sebagai tidak berdasar dan berjanji untuk mempertahankan asetnya itu.

REUTERS

Berita terkait

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

1 hari lalu

Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

1 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

1 hari lalu

Belanda Jajaki Peluang Kerja Sama di IKN

Sejumlah perusahaan dan lembaga penelitian di Belanda, telah memberikan dukungan kepada Indonesia, termasuk terkait IKN

Baca Selengkapnya

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

3 hari lalu

KFC Malaysia Tutup 100 Gerai di Tengah Marak Aksi Boikot Pro-Israel

KFC menutup 100 gerainya di Malaysia. Perusahaan mengaku karena ekonomi sulit. Media lokal menyebut karena terdampak boikot pro-Israel.

Baca Selengkapnya

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

4 hari lalu

8 Makanan Oleh-Oleh Khas Malaysia yang Kekinian dan Murah

Saat melancong ke Malaysia, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Malaysia yang kekinian dan murah. Berikut ini rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

4 hari lalu

Bukan Hanya Malaysia , 3 Negara Asia Tenggara ini Pernah Lakukan Pencurian Ikan di Indonesia

Sejumlah nelayan dari negara tetangga beberapa kali terlibat pencurian ikan di perairan Indonesia

Baca Selengkapnya

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

4 hari lalu

Desain Unik Skywalk Terpanjang di Dunia yang Baru Dibuka di Langkawi

Langkawi menyuguhkan objek wisata baru berupa skywalk dengan desain untuk

Baca Selengkapnya

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

6 hari lalu

Piala Asia U-23 2024: Timnas U-23 Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Asia Tenggara yang Melaju ke Semifinal

Timnas U-23 Indonesia akan berduel melawan Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 pada senin malam WIB, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

6 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

7 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya