Rusia Umumkan Referendum Dimenangkan pro-Moskow

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Rabu, 28 September 2022 07:40 WIB

Seorang penduduk setempat menerima surat suara dari anggota komisi pemilihan sebelum memberikan suaranya ke dalam kotak suara bergerak pada hari ketiga referendum tentang bergabungnya Republik Rakyat Donetsk (DPR) ke Rusia, di Mariupol, Ukraina, 25 September 2022. Ukraina mengklaim warganya dipaksa ikut referendum dengan tentara bersenjata pro-Rusia pergi dari pintu ke pintu untuk mengumpulkan suara. REUTERS/Alexander Ermochenko

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia mengklaim hasil referendum di empat wilayah Ukraina yang mereka duduki, dimenangkan pendukung pro-Moskow, di tengah upaya Amerika Serikat mengusulkan resolusi PBB untuk mengutuk pengumpulan pendapat masyarakat itu.

Referendum yang dilaksanakan dengan tergesa-gesa berlangsung selama lima hari di Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia dan Kherson yang bersama-sama membentuk sekitar 15% wilayah Ukraina.

Penghitungan suara dari hasil parsial pada hari Selasa berkisar antara 87% hingga 98,5% mendukung bergabung dengan Rusia, menurut pejabat yang ditunjuk Rusia dan media Rusia. Ketua majelis tinggi parlemen Rusia mengatakan majelis mungkin mempertimbangkan penggabungan empat wilayah ke Rusia pada 4 Oktober.

Di dalam wilayah pendudukan, pejabat yang ditempatkan Rusia mengambil suara dari rumah ke rumah dalam apa yang dikatakan Ukraina dan Barat sebagai pemaksaan untuk menciptakan dalih hukum bagi Rusia mencaplok empat wilayah itu.

"Lelucon di wilayah pendudukan ini bahkan tidak bisa disebut tiruan dari referendum," kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pidato video malamnya pada hari Selasa, 27 September 2022.

Amerika Serikat mengumumkan akan memperkenalkan resolusi di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menyerukan negara-negara anggota untuk tidak mengakui perubahan apa pun di Ukraina dan juga mewajibkan Rusia menarik pasukannya, kata utusan Linda Thomas-Greenfield.

Advertising
Advertising

"Referensi palsu Rusia, jika diterima, akan membuka kotak pandora yang tidak bisa kita tutup," katanya pada pertemuan dewan.

Rusia memiliki hak memveto resolusi di Dewan Keamanan, tetapi Thomas-Greenfield mengatakan itu akan mendorong Washington untuk membawa masalah tersebut ke Majelis Umum PBB.

"Setiap referendum yang diadakan di bawah kondisi ini, di bahwa todongan laras senjata, tidak akan pernah bisa mendekati bebas atau adil," kata Wakil Duta Besar Inggris untuk PBB James Kariuki.

Duta Besar Rusia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Vassily Nebenzia, tidak secara langsung membahas resolusi tersebut tetapi mengatakan pada pertemuan itu bahwa referendum dilakukan secara transparan dan menjunjung tinggi norma-norma pemilihan.

"Proses ini akan berlanjut jika Kyiv tidak menyadari kesalahannya dan kesalahan strategisnya dan tidak mulai dipandu oleh kepentingan rakyatnya sendiri dan tidak secara membabi buta melaksanakan kehendak orang-orang yang memainkannya," katanya.

Jika Rusia mencaplok empat wilayah Ukraina, Presiden Vladimir Putin kemudian dapat menggambarkan setiap upaya Ukraina untuk merebutnya kembali sebagai serangan terhadap Rusia sendiri.

Dia pekan lalu mengatakan akan melakukan semua upaya termasuk menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan "integritas teritorial" Rusia, dan sekutu Putin Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, mengeluarkan peringatan nuklir baru pada hari Selasa ke Ukraina dan Barat.

Tetapi Mykhailo Podolyak, seorang penasihat Zelensky, mengatakan kepada Reuters bahwa Kyiv tidak akan terpengaruh oleh ancaman nuklir atau oleh suara aneksasi, dan akan melanjutkan rencana untuk merebut kembali semua wilayah yang diduduki oleh pasukan invasi Rusia.

Para diplomat mengatakan serangan senjata nuklir adalah upaya Moskow untuk menakut-nakuti Barat agar mengurangi dukungannya untuk Kyiv.

Untuk pertama kalinya Medvedev meramalkan bahwa aliansi militer NATO tidak akan secara langsung memasuki perang Ukraina bahkan jika Moskow menyerang Ukraina dengan senjata nuklir.

Putin mengatakan di TV pemerintah bahwa pemungutan suara dirancang untuk melindungi orang dari apa yang disebutnya penganiayaan terhadap etnis Rusia dan penutur bahasa Rusia oleh Ukraina, sesuatu yang dibantah oleh Kyiv.

Reuters

Berita terkait

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

3 jam lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 jam lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

7 jam lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

16 jam lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

1 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

1 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

1 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

2 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

2 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

2 hari lalu

Wakil Menhan Rusia Ditangkap karena Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Timur Ivanov masuk dalam daftar Majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di struktur keamanan Rusia.

Baca Selengkapnya