Rusia Hentikan Pasokan Gas, Jerman Dapat Ganti dari Uni Emirat Arab

Reporter

Tempo.co

Minggu, 25 September 2022 21:28 WIB

Kanselir Jerman Olaf Scholz saat Majelis Federal berkumpul untuk memilih presiden negara bagian Jerman yang baru, di gedung Bundestag Paul Loebe Haus di Berlin, Jerman 13 Februari 2022. REUTERS/Michele Tantussi/Pool

TEMPO.CO, Jakarta - Uni Emirat Arab pada Minggu 25 September 2022 sepakat memasok gas alam cair dan solar ke Jerman. Kesepakatan ini terjadi setelah Jerman mencari sumber daya baru untuk menggantikan pasokan gas Rusia.

“Ini merupakan perjanjian baru yang penting yang memperkuat kemitraan energi yang berkembang pesat antara UEA dan Jerman," kata Menteri Perindustrian Emirati Sultan Ahmed Al Jaber dalam penandatanganan yang dihadiri oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, seperti dilaporkan kantor berita negara UEA, WAM.

Pemimpin Jerman itu mengatakan "menyambut" perjanjian "keamanan energi", kata WAM.

Scholz melakukan kunjungan ke UEA sebagai bagian dari tur Teluk yang juga mencakup lawatan di Arab Saudi dan Qatar. Dia bertemu dengan Presiden UEA, Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan.

Di Twitter, Al Nahyan menulis bahwa mereka telah membahas "peluang lebih lanjut untuk kerjasama di berbagai bidang termasuk keamanan energi, pengurangan emisi dan aksi iklim".

Advertising
Advertising

Sebagai bagian dari kesepakatan, UEA akan menyediakan kargo LNG untuk pengiriman pada akhir 2022, untuk digunakan dalam commissioning terminal impor LNG terapung Jerman di Brunsbuettel, pelabuhan Laut Utara, tambah laporan WAM.

Perusahaan minyak negara UEA, ADNOC, menyelesaikan pengiriman solar langsung pertamanya ke Jerman awal bulan ini. Perusahaan itu akan menyediakan hingga 250.000 ton solar per bulan pada 2023.

“ADNOC telah memesan sejumlah kargo LNG lebih lanjut secara eksklusif untuk pelanggan Jerman pada tahun 2023,” tulis WAM.

Minggu adalah hari kedua dan terakhir dari tur Teluk Scholz, yang diharapkan akan menyegel kesepakatan energi baru untuk menggantikan pasokan Rusia, dan mengurangi krisis energi akibat invasi Moskow ke Ukraina.

Pada Sabtu, dia bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman di Jeddah. Kemudian pada Minggu sore dia tiba di Qatar yang kaya akan gas untuk mengadakan pembicaraan dengan Emir Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani.

Perhentian Scholz di UEA termasuk tur proyek lingkungan di taman bakau dengan menteri perubahan iklim Emirat Mariam Almheiri. Almheiri mengatakan dalam pertemuan itu, selain membahas keamanan energi, juga mencakup aksi iklim dan pertumbuhan ekonomi.

"UEA percaya ketiga pilar itu harus berjalan beriringan. Kami tidak bisa melihat satu atau dua pilar ini secara terpisah," ujar Almheiri. Dia juga menegaskan kembali desakan Abu Dhabi pada "transisi yang adil" dari bahan bakar fosil.

Kanselir Jerman Scholz mengatakan kepada wartawan di Abu Dhabi bahwa negaranya telah "membuat kemajuan pada seluruh rangkaian proyek di sini dalam hal produksi dan pembelian solar dan gas". Ia menambahkan bahwa pihaknya bertekad untuk menghindari ketergantungan energi pada Rusia di masa depan.

Baca juga: Menteri Ekonomi Jerman: "Masa-Masa Nyaman Sudah Berakhir "

FRANCE24

Berita terkait

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

20 jam lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

20 jam lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

1 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

2 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

3 hari lalu

Nikita Willy dan Indra Priawan Bertualang di Dubai, Nikmati Wisata Budaya hingga Uji Nyali

Nikita Willy dan Indra Priawan menjelajahi kekayaan budaya Emirati hingga menjajal Edge Walk dalam kampanye baru pariwisata Dubai.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

3 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

3 hari lalu

Perusahaan Malaysia dan Jermat Minat Investasi di IKN, OIKN Sebut 3 LoI, Rencana Kantor Kedubes Pindah hingga..

Deputi Otorita IKN Agung Wicaksono menyatakan beberapa perusahaan dari Malaysia dan Jerman telah menyatakan minatnya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

4 hari lalu

Melihat Sejarah Pendirian Uni Emirat Arab di Etihad Museum Dubai

Bentuk bangunan Etihad Museum di Dubai ini unik, mirip dengan gulungan kertas yang akan mengingatkan pada Treaty of the UAE

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya