Resepsionis Tewas Dibunuh Putra Petinggi Partai BJP, Warga India Unjuk Rasa

Reporter

Minggu, 25 September 2022 19:45 WIB

Protes besar-besaran meletus di luar kamar mayat di Srinagar, distrik Pauri Garhwal, di mana ayah Ankita Bhandari tiba untuk mengambil jenazahnya untuk upacara terakhir. Twitter/@ANInewsUP

TEMPO.CO, Jakarta - Massa berunjuk rasa di negara bagian Uttarakhand, India pada Ahad 25 September 2022 menuntut penyelidikan atas dugaan pembunuhan seorang wanita muda yang bekerja di sebuah resor milik putra seorang mantan menteri negara bagian itu.

Seperti dilansir Reuters, polisi menemukan mayat Ankita Bhandari, 19 tahun, pada Sabtu di dekat sebuah jembatan di atas Sungai Gangga, Kota Rishikesh. Polisi mengatakan bahwa penyelidikan awal menunjukkan mayat itu dibuang ke sebuah kanal setelah Bhandari terbunuh.

Dia pernah bekerja sebagai resepsionis di sebuah resor milik Pulkit Arya, putra Vinod Arya yang pernah menjabat sebagai menteri di pemerintahan negara bagian Uttarakhand untuk partai Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa di India.

Orang tua Ankita menolak untuk melakukan upacara pemakaman sampai tuntutan mereka agar pemeriksaan mayat yang lebih komprehensif dipenuhi.

Warga setempat ternyata mendukung mereka. "Orang-orang memprotes dan memblokir jalan raya, mereka menginginkan keadilan bagi korban dan kami berusaha menenangkan mereka," kata Shyam Dutt Nautiyal, seorang pejabat senior polisi di Uttarakhand.

Advertising
Advertising

Polisi mengatakan mereka telah menangkap Pulkit Arya, manajer resor Saurabh Bhaskar dan asisten manajer Ankit Gupta atas dugaan pembunuhan. Berdasarkan interogasi terdakwa dan riwayat obrolan seluler wanita itu mengungkapkan bahwa korban ditekan untuk memberikan "layanan khusus" kepada tamu di resor, yang dia tolak. .

"Beberapa hari sebelum dia hilang, wanita itu telah mengirim pesan WhatsApp ke teman dekatnya untuk berbagi penderitaannya," tutur epala polisi negara bagian Ashok Kumar. "Mereka mencoba mengubah saya menjadi pelacur," tulis salah satu pesannya seperti dikutip Ashok.

Ketiga pria itu diduga memukuli korban dan mendorongnya ke sebuah kanal di dekat resor setelah penganiayaan, kata sumber. Sebelumnya, seorang teman Facebook dari wanita itu dilaporkan mengatakan bahwa temannya dibunuh karena menolak berhubungan seks dengan tamu di resor. Korban ditawari uang sebesar 10.000 rupee.

Ketika rincian pembunuhannya muncul, protes keras pecah di sekitar resor di Rishikesh dengan penduduk setempat memecahkan kaca dan beberapa mencoba membakar pabrik acar di lokasi itu.

Namun, Vinod Arya kepada NDTV menegaskan bahwa anaknya tidak bersalah. “Dia hanya peduli dengan pekerjaannya. Dia tidak akan pernah terlibat dalam kegiatan seperti itu,” ujar Vinod.

Pernyataannya datang sehari setelah BJP meminta dia dan putranya Ankit Arya, saudara laki-laki terdakwa, mundur. Ini di tengah kemarahan besar-besaran rakyat atas pembunuhan Ankita Bhandari.

Arya mengklaim, bahwa dia sendiri mengundurkan diri dari partai berkuasa di India itu kemarin untuk memastikan penyelidikan yang adil dan tidak memihak dalam kasus tersebut. "Pulkit tidak bersalah, saya tetap mengundurkan diri dari BJP untuk memastikan penyelidikan yang adil. Anak saya Ankit juga mengundurkan diri," katanya.

Baca juga:

REUTERS | NDTV

Berita terkait

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

22 jam lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

1 hari lalu

6 Tips Solo Traveling ke India, Keselamatan jadi Prioritas

Pemberitaan tentang tingkat kriminalitas di India membuat banyak pelancong yang berpikir ulang untuk melakukan solo traveling ke sana.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

1 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

2 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

3 hari lalu

3.300 Video Seks Sekutu PM Modi Menggegerkan Pemilu India

India digegerkan oleh beredarnya video seks oleh seorang politisi yang merupakan sekutu PM Narendra Modi.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

3 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

3 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

3 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya