Hong Kong Hapus Kewajiban Karantina di Hotel, Cukup Tes Antigen

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Jumat, 23 September 2022 17:59 WIB

Pelancong mengantre bus antar-jemput ke hotel karantina di Bandara Internasional Hong Kong, di tengah pandemi penyakit coronavirus (COVID-19), di Hong Kong, Cina, 1 Agustus 2022. REUTERS/Tyrone Siu

TEMPO.CO, Jakarta - Hong Kong akan menghapus kebijakan wajib karantina hotel Covid-19 untuk semua kedatangan mulai 26 September 2022, lebih dari 2,5 tahun setelah pertama kali diterapkan. Langkah ini telah lama ditunggu-tunggu bagi banyak penduduk dan bisnis di pusat keuangan tersebut.

Semua pendatang dari luar negeri dapat kembali ke rumah atau ke akomodasi pilihan mereka tetapi harus memantau sendiri selama tiga hari setelah memasuki pusat administrasi khusus China ini, kata pemerintah Hong Kong pada Jumat, 23 September 2022.

"Kami ingin orang datang dengan lebih nyaman dan mereka diizinkan untuk melakukan aktivitas mereka dengan kemungkinan maksimal," kata Chief Executive John Lee dalam konferensi pers.

Mereka yang baru datang dari luar negeri diizinkan pergi bekerja atau sekolah tetapi tidak bisa memasuki bar atau restoran selama tiga hari. Tes PCR pra penerbangan yang diperlukan bagi pelancong ke Hong Kong 48 jam sebelum terbang akan digantikan dengan tes antigen.

Bekas jajahan Inggris itu mengikuti kebijakan China dalam memberlakukan karantina hotel untuk kedatangan internasional, sejalan dengan strategi Covid "nol dinamis" negara itu.

Kelompok bisnis, diplomat, dan banyak penduduk mengecam aturan Covid-19 kota itu, dengan mengatakan kenijakan itu mengancam daya saing Hong Kong.

Semua kedatangan internasional saat ini menghabiskan tiga hari di hotel berbayar diikuti oleh empat hari pemantauan mandiri di mana mereka diizinkan untuk bergerak di sekitar kota. Semula, karantina hotel dilakukan selama tiga minggu sebelum secara bertahap dilonggarkan awal tahun ini.

Aturan tersebut telah membebani ekonomi Hong Kong sejak awal 2020 dan memicu eksodus ekspatriat dan keluarga lokal yang dimulai oleh upaya Beijing untuk melakukan kontrol dan membatasi kebebasan. Sekitar 113.000 orang telah pindah sejak pertengahan 2021, menurut angka pemerintah.

Advertising
Advertising

Puluhan penerbangan telah berhenti beroperasi ke dan dari Hong Kong, yang dulunya merupakan salah satu bandara tersibuk dan paling efisien di dunia.

Kota ini telah kehilangan posisinya sebagai pusat penerbangan global karena kebijakan nol-Covid China, kata kepala grup maskapai penerbangan IATA minggu ini.

Hong Kong masih melarang kumpul-kumpul lebih dari empat orang dan masker wajib untuk semua, termasuk anak-anak berusia dua tahun, yang juga harus memakainya selama sekolah.

Minum Ok, Makan No

Sejumlah acara telah dibatalkan atau ditunda sejak 2020, meskipun Hong Kong berencana menjadi tuan rumah konferensi keuangan besar dan kejuaraan Rugby Sevens pada bulan November. Para bankir mengatakan perjalanan bebas karantina adalah prasyarat untuk menghadiri konferensi.

Kedua acara tersebut telah dilihat secara luas sebagai upaya untuk menunjukkan bahwa Hong Kong dapat melanjutkan bisnis seperti biasa.

Komentar Lee muncul ketika kepala Persatuan Rugby kota mengumumkan pada hari Jumat bahwa orang yang bersuka ria di Sevens tahun ini akan dapat minum tetapi makan makanan masih dalam diskusi dengan pemerintah.

Staf dan media perlu memakai peralatan pelindung sementara penonton harus memakai masker kecuali minum dan memindai izin vaksin mereka sebelum memasuki stadion, menurut kepala eksekutif Robbie McRobbie.

"Kami tidak percaya ini adalah hambatan yang signifikan untuk menikmati hari di Sevens," kata kepala eksekutif McRobbie, yang mengatakan stadion akan memiliki sekitar 30.000 penggemar dengan kapasitas 85% di bawah peraturan pemerintah saat ini.

Setiap tim dengan lima atau lebih kasus positif virus corona harus mengundurkan diri dari turnamen, kata McRobbie.

HSBC dan maskapai penerbangan unggulan Cathay Pacific adalah dua sponsor utama Sevens.

Pusat keuangan saingan Singapura menjadi tuan rumah banyak konferensi tingkat tinggi bulan ini yang telah melihat bisnis untuk hotel dan restoran berkembang pesat, sementara Taiwan dan Jepang mengumumkan minggu ini pelonggaran pembatasan Covid-19 untuk pelancong internasional yang akan mulai berlaku pada bulan Oktober.

Reuters

Berita terkait

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

3 menit lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

3 jam lalu

Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

7 jam lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

8 jam lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

8 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

8 jam lalu

Preview Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024 Malam Ini

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad pada Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

16 jam lalu

Top 3 Dunia: Arab Saudi Terbitkan Aturan Baru Haji 2024 dan Jepang Kucurkan Bantuan untuk Papua

Top 3 dunia pada 2 Mei 2024, di antaranya pelapor yang menuduh Boeing telah mengabaikan cacat produksi 737 MAX, meninggal.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

17 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya