Jepang Longgarkan Aturan Covid-19 untuk Wilayah Perbatasan

Reporter

Tempo.co

Jumat, 23 September 2022 12:14 WIB

Presiden kapal pesiar Princess Cruises, Jan Swartz ( tengah) menyapa seorang penumpang dengan cara membungkuk setelah berakhirnya masa karantina wabah penyakit coronavirus (COVID-19), di dermaga di Yokohama, Jepang, 20 Februari 2020 Princess Cruises via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Kamis, 22 September 2022, mengumumkan Jepang akan melonggarkan aturan Covid-19 di wilayah perbatasan pada bulan depan. Langkah ini diharapkan bisa memulihkan sektor pariwisata Jepang.

Jepang sebelumnya cukup ketat dalam memberlakukan kebijakan Covid-19 di wilayah perbatasan dibanding negara-negara dengan perekonomian terbesar lainnya di dunia. Selama dua tahun, Jepang benar-benar menutup pintu dari turis asing hingga pada Juni 2022 lalu, Jepang secara bertahap mulai membuka pintu bagi turis asing.

Pengumuman Kishida itu, disampaikan dalam sebuah pidato di Bursa Saham New York, di mana sebelumnya pada Mei 2022, Kishida menyebut akan membuat wilayah perbatasannya lebih terkendali sejalan dengan negara-negara G7 lainnya.

Advertising
Advertising

“Kami adalah sebuah bangsa yang berkembang, di mana orang-orang, barang dan modal bisa bergerak bebas,” kata Kishida, Kamis, 22 September 2022.

Seorang pria dengan pakaian pelindung terlihat di dek keenam kapal pesiar Diamond Princess di Yokohama, Jepang, 4 Februari 2020. Infeksi virus corona di dalam kapal mewah berbendera Inggris ini meningkat menjadi 621 orang pada Rabu. Twitter/@DAXA_TW/REUTERS.

Menurut Kishida, Covid-19 telah menjadi gangguan pada banyak sektor. Namun terhitung mulai 11 Oktober 2022, Jepang akan merelaksasi aturan di area perbatasan agar sama dengan Amerika Serikat. Bukan hanya itu, Jepang juga akan melanjutkan perjalanan bebas visa serta perjalanan individu.

Jepang berkeras pelancong yang masuk ke Negeri Sakura itu, harus mau mematuhi aturan Covid-19 negara itu dan apa yang telah direncanakan biro-biro perjalanan. Sebelum pandemi Covid-19, Jepang memiliki perjanjian bebas visa dengan 70 negara dan wilayah, di antaranya Amerika Serikat, Uni Eropa dan beberapa negara Asia yang bertetangga dengan Jepang.

Para pengusaha dan perusahaan biro perjalanan melakukan sejumlah lobi agar Jepang mau melonggarkan aturan perbatasan. Sebab saat ini mereka sudah tertinggal dari mitra-mitra dagang mereka dan ini bisa menyebabkan Jepang mengalami kejatuhan ekonomi.

“Kami akan melihat sebuah dampak yang signifikan pada perekonomian,” kata Shinichi Inoue, Presiden All Nippon Airways, Jumat, 23 September 2022. Dia menambahkan, turunnya mata uang yen terhadap USD yang cukup signifikan telah menjadi daya Tarik yang besar bagi para pelancong.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jepang Bakal Larang Turis Tanpa Masker Masuk Hotel

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

7 jam lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

10 jam lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

12 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

12 jam lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

15 jam lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

1 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

1 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

1 hari lalu

Duel Jepang vs Uzbekistan di Final Piala Asia U-23 2024, Simak Perjalanan Kedua Tim ke Laga Puncak

Duel Timnas U-23 Jepang vs Uzbekistan akan tersaji pada babak final Piala Asia U-23 2024 di Stadion Jassim Bin Hamad. Bagaimana perjalanan kedua tim?

Baca Selengkapnya