Vladimir Putin Ingin Akhiri Perang
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Sabtu, 17 September 2022 11:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri India Narendra Modi berkata kepada Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat, 16 September 2022, kalau sekarang ini sudah bukan lagi waktunya berperang. Itu adalah ‘serangan’ langsung yang diarahkan pada orang nomor satu Rusia setelah tujuh bulan perang Ukraina.
“Saya tahu kalau era hari ini bukan sebuah era peperangan dan saya telah berbicara pada Anda lewat telepon perihal ini,” kata Modi kepada Putin dalam kesempatan pertemuan Shanghai Cooperation Organisation (SCO) di Kota Samarkand, Uzbekistan.
Saat Modi menyindir soal perang sudah bukan zamannya lagi, Putin mengerucutkan bibirnya, melirik Modi, menyentuh rambut bagian belakang kepalanya, lalu menunduk. Putin menjadi penguasa di Rusia sejak 1999.
Menanggapi ucapan Modi tersebut, Putin meyakinkan dia faham kalau India punya waswas soal perang Ukraina. Namun, Moskow mau melakukan apapun yang terbaik demi mengakhiri konflik.
“Saya faham posisi Anda pada konflik Ukraina, waswas yang Anda sering utarakan. Kami melakukan apapun untuk menghentikan perang ini secepatnya,” kata Putin.
Menurut Putin, Ukraina telah menolak sejumlah negosiasi. Sedangkan Ukraina mengatakan akan melawan hingga semua tentara Rusia terusir dari bumi Ukraina. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyebut pihaknya tidak akan pernah menerima sebuah ‘perdamaian’, yang memungkinkan Rusia merebut tanah Ukraina.
Terkunci dalam sebuah konfrontasi dengan Barat, Putin berulang kali menyebut Rusia tidak terisolasi karena bisa berpaling ke kekuatan Asia, contohnya Cina dan India. Akan tetapi, sejumlah kekhawatiran tumpah ke tempat terbuka.
Perang Ukraina, yang meletup pada 24 Februari 2022, telah menewaskan puluhan ribu tentara dan memperburuk hubungan Barat dengan Rusia sejak perang dingin. Bukan hanya itu, perekonomian global juga jatuh dalam sebuah inflasi.
India saat ini telah menjadi pembeli minyak Rusia terbesar nomor 2 setelah Cina. Sedangkan Ukraina adalah negara bekas pecahan Uni Soviet, yang ingin menjadi negara anggota NATO dan Uni Eropa. Tindakan Ukraina itu, dipandang Moskow bisa mengancam keamanan dan pengaruh Rusia.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kiat Mengetahui Perasaan Lawan Bicara lewat Bahasa Tubuh
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.