PBB Minta Sri Lanka Tak Abaikan Masalah HAM di Tengah Krisis Ekonomi

Reporter

Daniel Ahmad

Selasa, 13 September 2022 08:15 WIB

Aru de Silva, 36, seorang sukarelawan, membagikan token untuk makanan gratis di dapur komunitas di sebuah gereja, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, Sri Lanka, 25 Juli 2022. REUTERS/Adnan Abidi

TEMPO.CO, Jakarta -Pejabat tinggi HAM PBB mengingatkan Sri Lanka untuk tidak melupakan masalah hak asasi manusia, meski masih didera krisis ekonomi terburuk sejak merdeka.

Sri Lanka juga diharapkan memperkuat lembaga-lembaga negaranya untuk mengatasi tantangan kemanusiaan yang muncul dari krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade.

Penjabat Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Nada Al-Nashif menyatakan bahwa negara-negara anggota PBB dan lembaga keuangan internasional harus mendukung Sri Lanka untuk membantu jutaan rakyat yang berjuang dengan kekurangan makanan, bahan bakar, listrik dan obat-obatan.

"Reformasi kelembagaan, demokrasi dan sektor keamanan diperlukan untuk memulihkan independensi lembaga-lembaga kunci, untuk memerangi impunitas, untuk mencegah terulangnya pelanggaran HAM dan untuk mengatasi krisis ekonomi," kata Al-Nashif dalam Sidang ke-51 Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa, dilansir Reuters, Senin 12 September 2022.

Al-Nashi juga mendesak pemerintah baru Sri Lanka untuk mengakhiri penggunaan undang-undang keamanan untuk menangkap para pemimpin protes yang membantu menggulingkan mantan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Juli. Sri Lanka saat ini dipimpin oleh Presiden Ranil Wickremesinghe.

Advertising
Advertising

Menteri Luar Negeri Sri Lanka Ali Sabry pada pertemuan yang sama mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk bekerja dengan Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia (OHCHR) untuk mengefektifkan penerapan hak asasi manusia.

Kendati demikian, dia menekankan akan menolak intervensi peradilan internasional yang dianggap anti-konstitusional.

Al-Nashif menambahkan bahwa Sri Lanka harus membuat lebih banyak kemajuan menuju pembentukan penyelidikan yang kredibel terhadap dugaan kejahatan perang selama perang saudara yang berakhir pada 2009. Di samping itu, Sri Lanka disarankan melakukan demiliterisasi di wilayah utara dan timur pulau itu.

PBB dan kelompok hak asasi menuduh militer Sri Lanka membunuh ribuan warga sipil, sebagian besar etnis Tamil, selama minggu-minggu terakhir perang dan telah mendesak keadilan bagi keluarga mereka yang hilang.

Pada 2021, OHCHR meluncurkan 'proyek akuntabilitas' baru yang suatu hari nanti dapat digunakan sebagai bagian dari proses peradilan internasional yang potensial.

Berita terkait

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

1 hari lalu

Indonesia Dorong Penetapan Hari Danau Sedunia di World Water Forum Ke-10 Bali

Penetapan Hari Danau Sedunia menjadi satu dari empat poin usulan yang dibawa Indonesia untuk diangkat menjadi resolusi PBB.

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

1 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

2 hari lalu

Di World Water Forum ke-10, RI Akan Usul Penetapan Hari Danau Sedunia

Pemerintah Indonesia akan mengusulkan penetapan Hari Danau Sedunia dalam acara World Water Forum ke-10 yang dihelat di Bali pada 18-25 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

3 hari lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

4 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

5 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

6 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

6 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

9 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya