Top 3 Dunia: Reputasi Raja Charles hingga Peran Ratu Elizabeth untuk William
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 12 September 2022 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita top 3 dunia kemarin dimulai dari asal usul nama Raja Charles III. Lahir dengan nama lengkap Charles Philip Arthur George, penerus Ratu Elizabeth II ini memakai nama Raja Charles III ketika naik takhta.
Berita lainnya adalah Presiden Rusia Vladimir Putin diminta mundur dari jabatannya karena dinilai salah arah. Terakhir Pangeran William mengungkap peran Ratu Elizabeth II di kehidupannya. Berikut berita selengkapnya:
1. Raja Baru Inggris Pakai Nama Raja Charles III, Padahal 2 Raja Charles Sebelumnya Penuh Aib
Pangeran Charles naik takhta jadi Raja Charles III setelah Ratu Elizabeth II pemimpin terlama Inggris Raya mangkat pada Kamis, 8 September 2022. Nama Raja Charles III baru ini mungkin mengundang pertanyaan, mengapa ada angka Romawi III di belakangnya? Lalu siapa sebenarnya nama asli Raja Charles III ini?
Pangeran Charles lahir dengan nama lengkap Charles Philip Arthur George. Tapi dari sekian banyak nama bangsawannya itu, dia memilih namanya sebagai Raja Charles III ketika naik takhta pada 10 September lalu.
Dia memilih nama itu dan memutuskan untuk tidak mengubah namanya. Padahal, sejarah Inggris mencatat dua Raja Charles sebelumnya punya reputasi yang tidak baik.
Raja Charles III terlalu berani menyandangkan nama yang telah diabaikan dan dianggap aib sejak ratusan tahun silam itu.
CTV News melaporkan, raja baru itu bisa saja memilih nama lainnya ketika dia naik takhta. Majalah Marie Claire menyebutkan bahwa raja Inggris dapat memilih nama kerajaan mereka dari salah satu nama mereka, dan mereka cenderung memiliki setidaknya tiga untuk dipilih.
Selain nama Charles, dia menyandang tiga nama bangsawan, yaitu Philip, Arthur dan George. Raja George VI misalnya, adalah ayah Elizabeth II atau kakek Raja Charles III.
Siapa Raja Charles I dan Charles II
Raja Charles I merupakan penguasa Inggris masa pemerintahannya menyebabkan revolusi dan penghapusan sementara monarki. Dia naik takhta pada 1625. Di masa pemerintahan Charles I, terjadi perebutan kekuasaan yang berkembang antara kerajaan dan parlemen, yang berusaha membatasi kekuasaan raja.
Dilansir dari laman usnews.com, permusuhan meletus menjadi Perang Saudara Inggris setelah raja berusaha menangkap anggota parlemen di House of Commons pada 1642.
Perang berakhir dengan kemenangan bagi pasukan parlementer Oliver Cromwell. Itulah masa di mana untuk sementara Inggris bukan menjadi negara kerajaan. Charles dihukum karena pengkhianatan tingkat tinggi dan dipenggal pada 1649 di luar Gedung Perjamuan di London, tidak jauh dari Parlemen.
Ini adalah satu alasan nama Charles mungkin adalah aib Inggris di masa lalu. Tetapi tak hanya Charles I. Penerusnya, Charles II juga memiliki rekam jejak tak sebagus ayahnya.
Putra Charles I, Charles II menghabiskan masa mudanya di luar negeri selama 11 tahun pemerintahan Inggris di bawah Cromwell.
Dia naik takhta ketika monarki dipulihkan pada 1660. Charles II dijuluki “raja yang gembira” karena hedonisme dan banyak romannya.
Di Den Haag, misalnya, Charles berselingkuh singkat dengan Lucy Walter, yang lalu secara salah mengklaim bahwa mereka telah menikah secara diam-diam. Putra Charles II, James adalah salah satu dari banyak anak di luar nikah. Charles II juga dijuluki dengan nama Raja Charles Spaniel, diambil dari nama raja pencinta anjing. Demikian riwayat dua nama raja pendahulu Raja Charles III yang sama-sama memakai nama Charles.
<!--more-->
2. Parlemen Moskow Desak Presiden Rusia Vladimir Putin Mundur
Sejumlah anggota parlemen dari distrik Lomonosovsky, Moskow, telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengundurkan diri. Mereka menilai negara telah melangkah ke arah yang salah sejak awal masa jabatan kedua Putin dan perubahan kekuasaan adalah solusinya.
Para deputi memposting keputusan protokol mereka di situs web distrik Lomonosovsky, termasuk video 30 menit dari pertemuan mereka pada 8 September 2022.
Dalam seruannya, para deputi menekankan bahwa retorika agresif Putin dan sekutunya telah membawa Rusia kembali ke era Perang Dingin.
Mereka membantah data ekonomi yang menunjukkan dua kali lipat PDB negara itu dan mengatakan upah minimum tidak naik ke tingkat yang diumumkan oleh pemerintah.
Mereka juga mengatakan orang-orang cerdas dan pekerja keras telah meninggalkan Rusia secara massal. Stabilitas yang dijanjikan Putin dianggap wakil rakyat itu tidak jelas jejaknya.
"Pandangan Anda, model manajemen Anda sudah ketinggalan zaman dan menghambat perkembangan Rusia dan potensi manusianya," kata pernyataan yang ditujukan kepada Putin, dikutip dari Radio Free Europe Radio Liberty, Minggu, 11 September 2022.
Para deputi juga mengajukan banding kepada Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin. Mereka mengatakan bahwa sistem pemerintahan lokal tidak benar-benar berfungsi di Moskow dan kekuasaan ganda telah berkembang di tingkat distrik.
Akibatnya, itu menghalangi inisiatif penduduk lokal dan perwakilan mereka.
Protes serupa awal pekan ini oleh anggota parlemen lokal di St. Petersburg mengakibatkan pihak berwenang memanggil mereka ke departemen kepolisian.
Tujuh anggota parlemen menuntut majelis rendah parlemen, Duma, mendakwa Putin dengan pengkhianatan tingkat tinggi atas keputusannya untuk melancarkan invasi tanpa alasan ke Ukraina.
Wakil rakyat dari distrik kota Smolny itu menerima panggilan pengadilan pada 8 September 2022. Mereka diminta untuk datang ke polisi pada hari berikutnya untuk mengisi protokol dengan tuduhan mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.
Putin memerintahkan untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan tujuan apa yang disebutnya denazifikasi dan demiliterisasi untuk menyelamatkan rakyat Donbas. Peperangan masih berlangsung sampai hari ini dan Moskow mendapat kecaman hebat dari negara-negara Barat yang diwujudkan dalam isolasi serta sanksi ekonomi.
<!--more-->
3. Ditinggal Ibu Saat Kecil, Pangeran William Ungkap Ratu Elizabeth II Selalu Ada Untuknya
Pangeran William berjanji menghormati kenangan Ratu Elizabeth II dengan mendukung ayahnya, Raja Charles III dalam segala hal. Ia memberi pernyataan yang menyentuh hati setelah kematian neneknya pada Kamis, 8 September 2022.
Dalam komentar pertamanya sejak kematian Ratu Elizabeth II dan sebagai Pangeran Wales yang baru diangkat, William mengatakan pada Sabtu, 10 September 2022, akan butuh waktu sebelum menerima kenyataan bahwa tanpa nenek benar-benar terasa nyata.
Setelah ayahnya Raja Charles III naik tahta, William, 40 tahun, kini menjadi pewaris. Charles yang telah berumur 73 tahun, menunggu hampir sepanjang hidupnya untuk menggantikan Ratu Elizabeth II. Charles akhirnya menjadi raja di usia ketika kebanyakan orang telah pensiun.
William dalam beberapa tahun terakhir mengambil lebih banyak tugas resmi karena usia ratu dan kesehatan yang buruk. Dia menyebut Ratu ELizabeth II yang meninggal di usia 96 tahun adalah sebagai pemimpin luar biasa. Ia memuji komitmen mutlak sang Ratu kepada Inggris, Persemakmuran dan 14 negara lain di mana dia menjadi kepala negara.
"Begitu banyak yang akan dikatakan di hari-hari mendatang tentang makna pemerintahan bersejarahnya," ujarnya. "Saya, bagaimanapun, telah kehilangan seorang nenek. Sementara saya berduka atas kehilangannya, saya juga merasa sangat bersyukur."
William adalah putra sulung Charles dari pernikahan pertamanya dengan mendiang Putri Diana. Dia mengungkapkan besarnya dukungan sang nenek kepada istrinya, Catherine. Tiga anak pasangan itu yaitu George, Charlotte dan Louis akan memiliki kenangan seumur hidup dari liburan yang mereka habiskan bersama sang nenek.
"Dia (Ratu Elizabeth II) berada di sisiku di saat-saat paling bahagiaku. Dan dia berada di sisiku selama hari-hari paling menyedihkan dalam hidupku," kata William. "Aku tahu hari ini akan datang, tapi itu akan menjadi beberapa waktu sebelum kenyataan hidup tanpa Nenek akan benar-benar terasa nyata.
"Saya berterima kasih padanya atas kebaikan yang dia tunjukkan kepada saya dan keluarga. Saya berterima kasih padanya atas nama generasi saya karena telah memberikan contoh pelayanan dan martabat dalam kehidupan publik yang berasal dari usia yang berbeda, tetapi selalu relevan bagi kita semua," katanya.
"Nenek saya terkenal mengatakan bahwa kesedihan adalah harga yang kita bayar untuk cinta. Semua kesedihan yang akan kita rasakan dalam beberapa minggu mendatang akan menjadi bukti cinta yang kita rasakan untuk Ratu kita yang luar biasa. Saya akan menghormati ingatannya dengan mendukung ayah saya, Sang Raja, dengan segala cara yang saya bisa," ujar Pangeran William.
Ratu Elizabeth II akan dimakamkan pada 19 September 2022. Ia menyusul suaminya Pangeran Philip yang telah lebih dulu meninggal.
REUTERS | CHANNEL NEWS ASIA