Parlemen Moskow Desak Presiden Rusia Vladimir Putin Mundur

Reporter

Daniel Ahmad

Minggu, 11 September 2022 10:40 WIB

Deputi kota di distrik Lomonosovsky Moskow, berfoto pada pertemuan pada 9 September, mengatakan retorika agresif Putin telah melemparkan Rusia kembali ke era Perang Dingin. rferl.org

TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah anggota parlemen dari distrik Lomonosovsky, Moskow, telah meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengundurkan diri. Mereka menilai negara telah melangkah ke arah yang salah sejak awal masa jabatan kedua Putin dan perubahan kekuasaan adalah solusinya.

Para deputi memposting keputusan protokol mereka di situs web distrik Lomonosovsky, termasuk video 30 menit dari pertemuan mereka pada 8 September 2022.

Dalam seruannya, para deputi menekankan bahwa retorika agresif Putin dan sekutunya telah membawa Rusia kembali ke era Perang Dingin.

Mereka membantah data ekonomi yang menunjukkan dua kali lipat PDB negara itu dan mengatakan upah minimum tidak naik ke tingkat yang diumumkan oleh pemerintah.

Mereka juga mengatakan orang-orang cerdas dan pekerja keras telah meninggalkan Rusia secara massal. Stabilitas yang dijanjikan Putin dianggap wakil rakyat itu tidak jelas jejaknya.

Advertising
Advertising

"Pandangan Anda, model manajemen Anda sudah ketinggalan zaman dan menghambat perkembangan Rusia dan potensi manusianya," kata pernyataan yang ditujukan kepada Putin, dikutip dari Radio Free Europe Radio Liberty, Minggu, 11 September 2022.

Para deputi juga mengajukan banding kepada Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin. Mereka mengatakan bahwa sistem pemerintahan lokal tidak benar-benar berfungsi di Moskow dan kekuasaan ganda telah berkembang di tingkat distrik.

Akibatnya, itu menghalangi inisiatif penduduk lokal dan perwakilan mereka.

Protes serupa awal pekan ini oleh anggota parlemen lokal di St. Petersburg mengakibatkan pihak berwenang memanggil mereka ke departemen kepolisian.

Tujuh anggota parlemen menuntut majelis rendah parlemen, Duma, mendakwa Putin dengan pengkhianatan tingkat tinggi atas keputusannya untuk melancarkan invasi tanpa alasan ke Ukraina.

Wakil rakyat dari distrik kota Smolny itu menerima panggilan pengadilan pada 8 September 2022. Mereka diminta untuk datang ke polisi pada hari berikutnya untuk mengisi protokol dengan tuduhan mendiskreditkan angkatan bersenjata Rusia.

Putin memerintahkan untuk menyerang Ukraina pada 24 Februari 2022, dengan tujuan apa yang disebutnya denazifikasi dan demiliterisasi untuk menyelamatkan rakyat Donbas. Peperangan masih berlangsung sampai hari ini dan Moskow mendapat kecaman hebat dari negara-negara Barat yang diwujudkan dalam isolasi serta sanksi ekonomi.

Baca juga: Putin Tak Akan Hadiri Pemakaman Ratu Elizabeth II

RFERL

Berita terkait

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

7 jam lalu

Israel Resmi Menutup Operasional Al Jazeera

Lewat pemungutan oleh anggota parlemen Israel, operasional Al Jazeera di Israel resmi ditutup karena dianggap menjadi ancaman keamanan

Baca Selengkapnya

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Parlemen Arab Desak Investigasi Internasional Kuburan Massal di Gaza

Parlemen Arab menyerukan investigasi internasional independen menyusul penemuan kuburan massal di Rumah Sakit Al-Shifa dan Rumah Sakit Nasser di Gaza

Baca Selengkapnya

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

6 hari lalu

Ribuan Pendukung Desak Perdana Menteri Spanyol Tidak Mundur dari Jabatan

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengumumkan akan mundur setelah pengadilan meluncurkan penyelidikan korupsi terhadap istrinya.

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

7 hari lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

8 hari lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

11 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

17 hari lalu

Putin Buka Suara Soal Serangan Israel, Iran Sebut Terpaksa

Putin menelepon Ebrahim Raisi untuk membahas serangan Iran ke Israel.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

19 hari lalu

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan pengunduran dirinya mulai 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

24 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

25 hari lalu

Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

Partai oposisi utama Korea Selatan dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan legislatif

Baca Selengkapnya