CSIS Yakin Kasus TNI Mutilasi Warga Papua Tak Ganggu KTT G20

Reporter

Daniel Ahmad

Senin, 5 September 2022 21:00 WIB

Tersangka Mayor HFD (kedua kiri) yang merupakan Komandan Detasemen Markas Brigif/20 IJK Timika melakukan adegan saat mengikuti rekonstruksi pembunuhan dan mutilasi empat warga di Timika, Papua, Sabtu 3 September 2022. Sebanyak 230 petugas gabungan TNI dan Polri mengamankan proses rekonstruksi 10 tersangka yang terdiri empat warga sipil dan enam prajurit TNI AD. ANTARA FOTO/Sevianto Pakiding

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Fitriani, yakin kasus TNI mutilasi warga Papua tidak akan mengganggu penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada November mendatang. Ia mengatakan, isu invasi Rusia ke Ukraina lebih akan menjadi perhatian para pemimpin negara anggota G20.

Fitriani menyebutkan ada tiga alasan mengapa kasus TNI memutilasi warga papua itu tidak akan mempengaruhi banyak KTT G20. Pertama, Indonesia sudah memproses hukum individu yang terlibat.

Kedua, forum (G20) berupaya menyelesaikan isu global dan bukan menggali masalah internal negara anggota. Ketiga, pelanggaran HAM dan dampak langsung dari konflik antara Rusia dan Ukraina lebih menyentuh negara-negara anggota G20.

Advertising
Advertising

"Meskipun kasus mutilasi di Papua juga penting, namun dampaknya tidak dirasakan langsung bagi negara-negara G20, sehingga saya ragu bahwa perwakilan negara tersebut akan walk out dari pertemuan KTT G20," kata Fitriani kepada Tempo, Senin, 5 September 2022.

Sebelumnya, Anggota Komisi I DPR RI Fraksi PDIP Effendi Simbolon saat rapat kerja di Senayan pada pekan lalu memperingatkan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi soal kasus TNI memutilasi warga sipil di Mimika, Papua. Sebab masalah ini berpotensi mengganggu KTT G20 di Bali.

Menurut informasi yang Effendi terima, ada gerakan kecil di Black Caucus untuk mengangkat isu ini. Congress Black Caucus (CBC) merupakan badan non-partisan yang terdiri dari anggota Kongres Afrika-Amerika untuk mengajukan kebijakan dan undang-undang yang memastikan persamaan hak, kesempatan, dan akses ke orang kulit hitam Amerika dan komunitas terpinggirkan lainnya.

Kasus pembunuhan dengan mutilasi oleh anggota TNI terjadi pada 22 Agustus sekitar pukul 21.50 WIT di kawasan SP 1, distrik Mimika Baru. Korban pembunuhan teridentifikasi bernama Arnold Lokbere, Irian Nirigi, Leman Nirigi dan satu korban lain belum diketahui identitasnya. Jasad para korban dibuang di sekitar sungai Kampung Pigapu, distrik Iwaka.

Sementara itu jumlah korban mutilasi oleh anggota TNI di Mimika dilaporkan bertambah. Jumlah korban semula dua orang menjadi empat orang. Namun sejauh ini, baru tiga korban yang ditemukan dalam bentuk potongan bagian tubuh. Sedangkan, bagian tubuh korban keempat masih dalam pencarian. Sedangkan motif pembunuhan masih belum diungkap ke publik.

Fitriani menegaskan ancaman serius bagi Indonesia saat KTT G20 di Bali adalah delegasi pendukung Ukraina akan walk out saat Rusia diberi kesempatan menyampaikan pendapat. Kendati demikian, mengenai masalah Papua, dia mencatat Indonesia idealnya bisa menjadi contoh pelaksanaan promosi, perlindungan, dan penegakan HAM. Mengingat keanggotaan RI Dewan HAM PBB yang berlaku pada 2020-2022.

Dia menyarankan supaya Indonesia perlu untuk menjalankan secara serius masukan pakar PBB mengenai pelanggaran HAM di Papua yang disampaikan pada Maret tahun ini, yakni perlu untuk melakukan penghentian pelanggaran HAM, penyidikan dan proses hukum tuntas atas pelanggaran HAM. Di samping itu, Indonesia harus membuka distribusi bantuan kemanusiaan, termasuk dari Palang Merah Internasional.

Kasus TNI memutilasi warga Papua terungkap setelah Jumat, 26 Agustus, jenazah Arnold Lokbere ditemukan dalam kondisi mengenaskan. Pada Sabtu, 26 Agustus 2022, kembali ditemukan sesosok jenazah yang juga dalam kondisi mengenaskan dengan identitas yang belum diketahui.

Panglima TNI Andika Perkasa menjamin akan terus mengawal proses hukum anggotanya yang terlibat di kasus tersebut. Dia menegaskan akan transparan dan terbuka dengan berbagai pihak.

"Jangankan mutilasi ini, kasus-kasus yang terjadi dua tiga tahun ini masih kita kawal sekarang. Kenapa? Saya peduli. Jangan sampai proses hukum mencederai mereka yang jadi korban, mereka yang perlu diberikan keadilan. Itu sudah jelas," kata Andika kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Senin, 5 September 2022.

Baca juga: DPR Waswas Kasus TNI Mutilasi Warga Papua Bisa Ganggu KTT G20

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

13 menit lalu

Alasan TNI Pakai Computer Assisted Tes BKN dalam Penerimaan Calon Taruna 2024

Tes Kompetensi Dasar (TKD) Penerimaan Calon Taruna Akademi TNI 2024 menggunakan computer assisted test (CAT) Badan Kepegawaian Negara (BKN)

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

1 jam lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Potongan Tubuh Dikumpulkan di Depan Rumah Warga

Seorang suami memutilasi istrinya. Pelaku diduga mengalami gangguan jiwa.

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

1 jam lalu

Ketua KPU Akui Sistem Noken di Pemilu 2024 Agak Aneh, Perolehan Suara Berubah di Semua Partai

Ketua KPU Hasyim Asy'ari mengakui sistem noken pada pemilu 2024 agak aneh. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

3 jam lalu

Komnas HAM Papua Rekomendasikan Pasukan Tambahan ke Intan Jaya Bukan Orang Baru

Komnas HAM Papua berharap petugas keamanan tambahan benar-benar memahami kultur dan struktur sosial di masyarakat Papua.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

6 jam lalu

5 Fakta Bentrok TPNPB-OPM vs TNI-Polri di Intan Jaya, SD Dibakar Hingga Warga Pogapa Diusir

TPNPB-OPM mengaku bertanggung jawab atas pembakaran SD Inpres Pogapa di Distrik Homeyo, Intan Jaya pada Rabu lalu,

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

11 jam lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

14 jam lalu

Usai Penembakan oleh OPM, Polda Papua: Situasi Paniai Sudah Aman

Polda Papua menyatakan situasi di Kabupaten Paniai kembali aman paska penembakan OPM terhadap anggota TNI yang berpatroli.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

1 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

1 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya