Amerika Belum Beri Visa Delegasi Rusia yang Mau Rapat PBB di New York

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 3 September 2022 17:00 WIB

ilustrasi visa (pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah meminta agar Amerika Serikat mau menerbitkan visa untuk 56 orang delegasi Rusia, yang hendak menghadiri pertemuan PBB pada bulan ini di New York, Amerika Serikat. Namun sejauh ini, tak ada satu pun visa yang diberikan.

Di antara ke-56 orang yang mengajukan permohonan visa tersebut, adalah Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov. Sepucuk surat yang dilayangkan ke Sekjen PBB Antonio Guterres dan dibaca oleh Reutres pada Jumat, 2 September 2022, Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia mengatakan penolakan pemberian visa ini adalah sebuah peringatan, terlebih dalam beberapa bulan terakhir Washington sudah secara konstan menolak memberikan visa masuk ke delegasi Rusia untuk menghadiri acara PBB.

Bendera Rusia berkibar di luar Konsulat Jenderal Federasi Rusia di New York di Manhattan, New York City, AS, 2 Agustus 2021. [REUTERS/Andrew Kelly]

Advertising
Advertising

Juru bciara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat mengatakan negara itu secara serius memenuhi kewajibannya sebagai tuan rumah acara PBB. Sedangkan visa bersifat confidential di bawah undang-undang Amerika Serikat sehinga tidak bisa dikomentari untuk kasus-kasus individu.

Di bawah kesepakatan PBB pada 1947, dikatakan bahwa Amerika Serikat secara umum harus memberikan akses masuk ke diplomat-diplomat asing yang ingin menghadiri acara PBB di sana. Akan tetapi, Washington bersikukuh mengatakan bisa menolak memberikan visa dengan alasan keamanan, terorisme dan kebijakan asing.

Hubungan Amerika Serikat dengan Rusia terganggu sejak Moskow menginvasi negara tetangganya Ukraina pada Februari lalu.

“Kami memproses ratusan visa setiap tahun untuk delegasi dari Federasi Rusia yang ingin menghadiri acara PBB,” kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika, yang menambahkan permohonan visa harus dimasukkan secepatnya agar waktunya bisa pas (sebelum acara PBB dimulai).

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat itu juga mengatakan penting untuk memasukkan permohonan visa dengan cepat karena Rusia mengambil kebijakan pada kantor Kedutaan Besar Amerika di Rusia, di mana staf lokal dan staf dari negara ketiga, diakhiri kontrak kerjanya. Walhasil, jumlah staf yang bekerja di sana pun terbatas, begitu pula dengan kapasitas memproses visa.

Sumber: Reuters

Baca juga: Josep Borrell Pesimis Larangan Warga Rusia Masuk Eropa Bakal Disetujui

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

1 jam lalu

Ukraina Temukan Puing Rudal Balistik Korea Utara di antara Bukti Serangan Rusia

Jaksa penuntut negara Ukraina memeriksa puing-puing dari 21 dari sekitar 50 rudal balistik Korea Utara yang diluncurkan oleh Rusia.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

4 jam lalu

Vladimir Putin Kembali Dilantik sebagai Presiden Rusia untuk Periode Kelima

Vladimir Putin kembali menjabat sebagai presiden Rusia untuk periode kelima selama enam tahun ke depan. Bakal mengalahkan rekor Stalin.

Baca Selengkapnya

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

6 jam lalu

Polisi New York Tangkap Demonstran Pro-Palestina di Dekat Acara Met Gala

Pengunjuk rasa pro-Palestina mengadakan protes di sekitar acara mode bergengsi Met Gala di Museum Seni Metropolitan, New York.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

8 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

8 jam lalu

Tragedi Penembakan di Pesta Remaja Buffalo AS Tewaskan Seorang Remaja Putri dan Lukai 5 Lainnya

Lagi-lagi terjadi penembakan di Amerika Serikat, kali ini terjadi di Buffalo yang menewaskan seorang remaja putri dan melukai lima orang lainnya.

Baca Selengkapnya

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

9 jam lalu

Israel Tutup Perbatasan Rafah, PBB: Bencana Kemanusiaan Jika Bantuan Tak Bisa Masuk Gaza

Pejabat PBB mengatakan penutupan perbatasan Rafah dan Karem Abu Salem (Kerem Shalom) merupakan "bencana besar" bagi warga Palestina di Gaza

Baca Selengkapnya

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

9 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

9 jam lalu

12 Senator AS Ancam Sanksi Pejabat ICC dan Anggota Keluarga Jika Perintahkan Tangkap Netanyahu

12 senator AS mengancam akan menjatuhkan sanksi terhadap ICC jika menerbitkan perintah penangkapan terhadap perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

10 jam lalu

Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

10 jam lalu

Invasi Israel di Rafah, UN Women: 700.000 Perempuan dan Anak Perempuan Palestina dalam Bahaya

UN Women memperingatkan bahwa serangan darat Israel di Rafah, Gaza, akan memperburuk penderitaan 700.000 perempuan dan anak perempuan Palestina

Baca Selengkapnya