Iran Minta Jaminan ke Amerika Kalau Kesepakatan Nuklir Mau Diberlakukan Lagi

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 1 September 2022 17:00 WIB

Bendera Iran digambarkan di dekat rudal selama latihan militer, dengan partisipasi unit Pertahanan Udara Iran, Iran 19 Oktober 2020. Gambar diambil 19 Oktober 2020. WANA (Kantor Berita Asia Barat) via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Iran menuntut jaminan dari Washington kalau mau menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015. Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian meminta otoritas pengawas atom di Amerika Serikat menghentikan penyelidikan mengenai nuklir Iran, yang diyakini Amirabdollahian bermotif politik.

Pembicaraan nuklir antara Teheran dan Washington yang telah berlangsung selama 16 bulan mengalami kebuntuan. Sebelumnya pada 8 Agustus 2022, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell menyatakan Uni Eropa telah memberikan penawaran terakhir untuk mengatasi kebuntuan dan menghidupkan kembali perjanjian tersebut (kesepakatan nuklir 2015).

Amirabdollahian mengatakan pihaknya akan secara seksama mengevaluasi respon Washington terhadap teks yang disampaikan Uni Eropa, sebagai koordinator pembicaraan nuklir, ke Iran pekan lalu.

Advertising
Advertising

"Kami membutuhkan jaminan yang lebih kuat dari pihak lain untuk memiliki kesepakatan yang berkelanjutan," kata Amirabdollahian dalam konferensi pers bersama dengan timpalannya dari Rusia di Moskow, Rabu, 31 Agustus 2022.

Amirabdollahian tidak merinci jaminan apa yang dimaksudnya. Akan tetapi selama berbulan-bulan pembicaraan dengan Washington di Wina, Teheran menuntut supaya di masa depan tidak ada lagi Presiden Amerika Serikat yang akan meninggalkan kesepakatan seperti yang pernah dilakukan mantan Presiden Donald Trump pada 2018.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden tidak dapat memberikan jaminan ketat seperti itu. Sebab kesepakatan itu merupakan konsensus politik daripada perjanjian yang mengikat secara hukum.

Saat dimintai tanggapan mengenai ini, Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengaku belum mengetahui detail ucapan menteri luar negeri Iran.

"Jadi saya tidak tahu jaminan apa yang dia bicarakan," kata Kirby kepada wartawan. Amerika Serikat sedang menunggu tanggapan dari Uni Eropa dan Iran.

"Sementara kami, seperti yang saya katakan sebelumnya, optimis dengan hati-hati, kami juga pragmatis dan berpikiran jernih. Kami menyadari bahwa masih ada celah, dan kami mencoba untuk menutup celah itu dengan itikad baik, bernegosiasi melalui saluran yang tepat dan bukan melalui publik," tambah Kirby.

Pada Rabu, 31 Agustus 2022, Biden mengatakan kepada Perdana Menteri Israel Yair Lapid lewat telepon kalau Amerika Serikat tidak akan pernah mengizinkan Iran untuk memperoleh senjata nuklir.

Sedangkan kantor Perdana Menteri Lapid menyebut telah berbicara panjang lebar dengan Biden melalui telepon tentang negosiasi perjanjian nuklir, komitmen bersama mereka untuk menghentikan perkembangan yang dilakukan Iran.

Israel menentang kembalinya kesepakatan 2015. Namun Biden ingin menghidupkan kembali perjanjian itu sambil memastikan keamanan Israel, yang merupakan musuh bebuyutan Iran di kawasan.

REUTERS

Baca juga: Iran Copot Kamera Pengawas PBB setelah Dikritik Soal Nuklir

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

2 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

2 hari lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

3 hari lalu

Lima Perusahaan AS Kena Sanksi Iran karena Terlibat Genosida Gaza

Iran memberikan sanksi kepada perusahaan-perusahaan AS, individu-individu, yang terlibat dalam genosida di Gaza

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

3 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

5 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

5 hari lalu

Indonesia - Iran Jalin Kerjasama Teknologi Pertanian

Iran akan mendorong pertukaran ekspor impor pada subsektor hortikultura khususnya yang berkaitan dengan buah-buahan

Baca Selengkapnya

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

7 hari lalu

Polisi AS Lakukan Tindakan Represif Terhadap Demonstran Pro-Palestina, Mahasiswa Tak Cuma Ditangkap

Puluhan kampus di Amerika Serikat gelar aksi pro-Palestina. Apa saja tindakan represif aparat terhadap demonstran?

Baca Selengkapnya

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

7 hari lalu

Iran akan Bebaskan Awak Kapal Portugal yang Disita di Selat Hormuz

Iran mengatakan akan membebaskan awak kapal berbendera Portugal yang disita pasukannya bulan ini.

Baca Selengkapnya

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

7 hari lalu

3 Polemik TikTok di Amerika Serikat

DPR Amerika Serikat mengesahkan rancangan undang-undang yang akan melarang penggunaan TikTok

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

7 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya