TEMPO.CO, Jakarta - Pengawas nuklir PBB melaporkan bahwa Iran mulai memasang sentrifugal IR-6 canggih di sebuah kluster di pabrik pengayaan uranium bawah tanah sejalan dengan rencana lama dan sekarang bermaksud untuk menambahkan dua kluster lagi.
Laporan IAEA atau Badan Energi Atom Internasional itu disampaikan kepada negara-negara anggotanya pada hari Rabu, 8 Juni 2022.
Langkah rahasia itu dikirim ke negara-negara anggota tak lama sebelum Dewan Gubernur IAEA yang beranggotakan 35 negara mengeluarkan resolusi yang mengkritik Iran karena gagal menjelaskan jejak uranium di lokasi yang tidak diumumkan.
Iran membalas laporan itu dengan mencopot dua kamera pengawas nuklir PBB di fasilitas pengayaan uranium saat Dewan Gubernur IAEA bersiap untuk mengeluarkan resolusi yang mengkritiknya.
Laporan IAEA dilihat oleh Reuters dan dikonfirmasi oleh badan tersebut.
Pabrik Pengayaan Bahan Bakar (FEP) skala komersial Iran di Natanz adalah yang terbesar dan dibangun di bawah tanah, tampaknya untuk melindunginya dari potensi pemboman udara.
Kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan kekuatan dunia hanya memungkinkan Iran menggunakan mesin IR-1 generasi pertama di sana, tetapi ketika kesepakatan itu bubar setelah penarikan Washington pada 2018 di bawah Presiden Donald Trump. Iran kemudian memasang sentrifugal canggih yang lebih efisien seperti IR-2m dan IR-4.
Namun, selama berbulan-bulan, Teheran menahan diri untuk menindaklanjuti rencananya memasang serangkaian mesin IR-6.
"Pada 6 Juni 2022, Badan memverifikasi di FEP bahwa Iran telah mulai memasang sentrifugal IR-6 dalam kaskade tunggal yang disebutkan sebelumnya oleh Iran kepada Badan," kata laporan itu.
Iran memberi tahu IAEA dalam sebuah surat yang diterima pada 6 Juni tentang niatnya untuk memasang dua "kaskade baru" mesin IR-6 di pabrik bawah tanah, kata laporan itu.
"Pada 8 Juni 2022, Badan juga memverifikasi bahwa pemasangan dua kaskade IR-6 'baru' belum dimulai," katanya.
Reuters