Pertemuan G20 soal Iklim Akan Sentil Pengurangan Emisi 2030

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 31 Agustus 2022 15:00 WIB

Presiden Konferensi Perubahan Iklim PBB Alok Sharma (Sumber: Leon Neal/ Reuters).

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden COP26 Alok Sharma menghadiri pertemuan G20 tingkat menteri iklim dan lingkungan yang digelar di Bali pada Rabu, 31 Agustus 2022. Sharma, yang juga datang sebagai pemimpin delegasi Inggris, memakai momentum tersebut untuk mengingatkan negara-negara anggota G20 agar meninjau target pengurangan emisi 2030.

Perjanjian Paris 2015 mewajibkan negara-negara anggota agar membatasi kenaikan suhu rata-rata dunia hingga 1,5 derajat celsius demi menekan perubahan ikim. Untuk mencapai target tersebut, negara-negara di dunia dituntut menghilangkan hampir separuh emisi karbon dioksida global pada 2030 dari tingkat 2010, dan memotongnya menjadi nol bersih pada 2050. Poin ini juga ditegaskan dalam Pakta Iklim Glasgow 2021.

“Keamanan iklim telah menjadi identik dengan keamanan energi dan ancaman kronis perubahan iklim tidak akan hilang,” kata Sharma dalam keterangan yang diterima Tempo, Selasa, 30 Agustus 2022.

Advertising
Advertising

Warga mendorong sepedanya saat melintasi jalanan yang banjir, menyusul hujan dan banjir selama musim hujan di Nowshera, Pakistan, 29 Agustus 2022. Otoritas Manajemen Bencana Nasional (NDMA) Pakistan mengatakan bahwa jumlah korban sejak Juni telah mencapai 1.033 orang, dengan 119 orang meninggal dalam sehari. REUTERS/Fayaz Aziz

Sharma menegaskan krisis global saat ini berkaitan dengan invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina serta naiknya biaya hidup. Menurutnya, tekad negara-negara anggota G20 untuk mengakselerasi transisi ke energi terbarukan dan memenuhi komitmen-komitmen Pakta Iklim Glasgow, harus ditingkatkan.

KTT G20 soal iklim dilangsungkan di tengah peristiwa cuaca ekstrem hingga kebakaran, banjir dan gelombang panas yang melanda beberapa bagian dunia. Banjir di Pakistan dalam beberapa pekan terakhir telah menewaskan sedikitnya seribu orang.

Para ilmuwan mengatakan sebagian besar peristiwa cuaca ekstrem seperti itu disebabkan oleh perubahan iklim akibat ulah manusia. Krisis iklim dinilai akan lebih buruk saat dunia mendekati ambang batas pemanasan 1,5 derajat celcius di atas tingkat pra-industri.

Pejabat bidang lingkungan dari Australia, Brasil, India, Jepang, Korea Selatan, dan Utusan Khusus Presiden Amerika Serikat untuk Iklim John Kerry menghadiri pertemuan G20 ini di Bali. Mereka diharapkan menghasilkan komunike bersama.

Indonesia sebagai ketua G20 saat ini telah mengundang perwakilan dari Uni Afrika untuk bergabung dalam pembicaraan untuk pertama kalinya. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya Bakar selaku tuan rumah memperingatkan, kegagalan untuk bekerja sama mengurangi emisi akan mendorong planet ini menuju wilayah yang belum dipetakan.

"Adalah tanggung jawab kita untuk menjadi bagian dari solusi. Kita membangun jembatan, bukan tembok," kata Siti Nurbaya, dikutip dari Reuters, Rabu, 31 Agustus 2022.

Baca juga:Lihat Rincian Mobil Listrik di G20, Rombongan VVIP Pakai Genesis G80

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

19 jam lalu

Cuaca Jakarta dan Sekitarnya Sama Cerah Berawan Pagi Ini, Bagaimana Siang dan Malam?

Prediksi cuaca dari BMKG menyebut Jabodetabek seluruhnya cerah berawan pada pagi ini, Kamis 30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

1 hari lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

1 hari lalu

Prediksi Cuaca BMKG untuk Jabodetabek Hari Ini, Waspada Potensi Hujan di Mana?

BMKG memprediksi seluruh wilayah Jakarta memiliki cuaca cerah berawan sepanjang pagi ini, Senin 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

3 hari lalu

Hamas Kesal Diminta Bebaskan Sandera, tapi Genosida pada Warga Sipil Gaza Diabaikan

Hamas bingung ditekan untuk membebaskan sandera warga negara Israel, namun dunia tampak tutup mata pada genosidan di Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

3 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

4 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

4 hari lalu

KCIC Sebut Cuaca Buruk Picu Keterlambatan Perjalanan Kereta Cepat Whoosh

Cuaca buruk membuat perjalanan kereta cepat Whoosh mengalami keterlambatan. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) memberi kompensasi makanan dan minuman untuk penumpang.

Baca Selengkapnya

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

5 hari lalu

Ahli Klimatologi BRIN Erma Yulihastin Dikukuhkan sebagai Profesor Riset Iklim dan Cuaca Ekstrem

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesor riset dirinya, Erma membahas ihwal cuaca ekstrem yang dipicu oleh kenaikan suhu global.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

5 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

6 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya