Simpatisan Moqtada al-Sadr Hentikan Unjuk Rasa

Reporter

Daniel Ahmad

Rabu, 31 Agustus 2022 13:30 WIB

Pendukung pemimpin populis Irak Moqtada al-Sadr berkumpul untuk salat Jumat di Grand Festivities Square di dalam Zona Hijau, di Baghdad, Irak 5 Agustus 2022. REUTERS/Thaier Al-Sudani

TEMPO.CO, Jakarta - Ulama Syiah yang punya pengaruh kuat di Irak, Moqtada al-Sadr memerintahkan para pengikutnya untuk mengakhiri unjuk rasa di Ibu Kota Baghdad pada Selasa, 30 Agustus 2022. Seruan Sadr itu, untungnya didengar hingga mampu meredakan konfrontasi yang menyebabkan kekerasan paling mematikan di ibu kota Irak dalam beberapa tahun.

Sadr mengutuk pertempuran itu dan memberi waktu satu jam kepada para pengikutnya untuk membubarkan diri. Dia meminta maaf setelah 22 orang tewas dalam kerusuhan mencekam antara kelompok bersenjata yang setia kepadanya dengan faksi-faksi Syiah di Irak proksi Iran.

"Ini bukan revolusi karena telah kehilangan karakter damainya. Menumpahkan darah Irak itu haram," kata Sadr dalam pidato yang disiarkan televisi, dilansir Reuters.

Advertising
Advertising

Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr berbicara dalam konferensi pers dengan politisi Irak Ammar al-Hakim, pemimpin Arus Hikma, di Najaf, Irak 17 Mei 2018. REUTERS/Alaa al-Marjani

Batas waktu yang terhitung sekitar pukul 2 siang waktu setempat, memperlihatkan para pengikut Sadr meninggalkan daerah di Zona Hijau. Wilayah itu merupakan komplek perkantoran dari lembaga pemerintah Irak dan kantor-kantor kedutaan asing.

Bentrokan pada Senin lalu antara kelompok Syiah Irak merupakan buntut dari 10 bulan kebuntuan politik Irak sejak pemilu anggota parlemen Irak pada Oktober 2021. Pendukung Sadr menduduki gedung parlemen Irak selama berminggu-minggu.

Secara politik, Sadr memposisikan dirinya sebagai nasionalis yang menentang semua pengaruh asing, terutama Iran. Sadr muncul sebagai pemenang utama dalam pemilu Irak tahun lalu.

Akan tetapi dia gagal membentuk koalisi pemerintahan dengan partai-partai Arab Muslim Sunni dan Kurdi, tanpa kelompok-kelompok Syiah yang didukung Iran.

Kekerasan pada minggu ini, meletus setelah Sadr mengatakan dia menarik diri dari semua aktivitas politik. Keputusan dia ambil atas kegagalan para pemimpin dan partai Syiah saingannya untuk mereformasi sistem pemerintahan yang korup dan busuk.

Presiden Irak Barham Salih menyambut baik penghentian awal kekerasan setelah pidato Sadr. Akan tetapi ia memperingatkan bahwa krisis politik di Irak belum berakhir dan menyerukan pemilu dini, seperti tuntutan Sadr, sebagai jalan paling potensial untuk keluar dari kebuntuan politik.

Menurut Salih, yang terpenting lawan Sadr yang bersekutu dengan Iran menyambut seruannya untuk tenang, termasuk Hadi al-Amiri, pemimpin aliansi politik saingan utamanya. "Inisiatif Sadr berani dan pantas dipuji," kata Amiri dalam sebuah pernyataan.

REUTERS

Baca juga: Pertempuran di Irak Memanas, Sejumlah Roket Mendarat di Zona Hijau Baghdad

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

9 jam lalu

Ini Kronologi Nasabah BTN Kehilangan Uang Rp7,5 M

Kasus sejumlah nasabah yang mengklaim dananya hilang bermula ketika mereka menempatkan dana di BTN melalui pegawai perseroan.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

2 hari lalu

Bamsoet Dorong Peningkatan Peran Politik Perempuan

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, bekerjasama dengan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) untuk meningkatkan edukasi politik bagi perempuan.

Baca Selengkapnya

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

3 hari lalu

Lagi, Warga Israel Unjuk Rasa Menuntut Sandera yang Ditahan Hamas Dibebaskan

Ribuan warga Israel berunjuk rasa di Tel Aviv menuntut Benjamin Netanyahu menerima proposal gencatan senjata Hamas demi dibebaskannya sandera

Baca Selengkapnya

Fakta Menarik Timnas Indonesia Vs Irak di Laga Terakhir Piala Asia U-23 2024

4 hari lalu

Fakta Menarik Timnas Indonesia Vs Irak di Laga Terakhir Piala Asia U-23 2024

Timnas Indonesia menutup Piala Asia U-23 2024 dengan menempati posisi keempat. Berikut beberapa fakta menarik Indoneisa Vs Irak.

Baca Selengkapnya

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

5 hari lalu

Kelompok Milisi Irak Lancarkan Serangan Rudal terhadap Israel

Kelompok bersenjata Perlawanan Islam di Irak mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal terhadap kota Tel Aviv dan Be'er Sheva di Israel.

Baca Selengkapnya

Pelatih Radhi Shenaishil: Timnas Irak U-23 Layak Tampil di Olimpiade Paris 2024

5 hari lalu

Pelatih Radhi Shenaishil: Timnas Irak U-23 Layak Tampil di Olimpiade Paris 2024

Setelah mengalahkan Timnas Indonesia, pelatih Irak U-23 Radhi Shenaishil menilai bahwa timnya layak melaju ke Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

5 hari lalu

Striker Irak Ali Jasim Berharap Timnas Indonesia Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Penyerang Irak U-23 Ali Jasim mendoakan Timnas Indonesia menyusul negaranya, Jepang, dan Uzbekistan, berlaga di Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

5 hari lalu

Kondisi Paniai Usai TPNPB-OPM Serang Patroli TNI, Kapolres: Relatif Aman

Kapolres Paniai mengatakan, warga kampung Bibida yang sempat mengungsi saat baku tembak OPM dan TNI, sudah pulang ke rumah.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

5 hari lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

5 hari lalu

300 Demonstran pro-Palestina di Universitas Colombo Ditahan

Sekitar 300 demonstran pro-Palestina di Universitas Colombia ditahan polisi setelah unjuk rasa mulai mengganggu proses belajar-mengajar.

Baca Selengkapnya