Thailand Terancam Demo Besar, Tuntut PM Prayuth Mundur

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 23 Agustus 2022 15:00 WIB

Pendemo terlibat bentrokan dengan petugas polisi selama protes anti-pemerintah, di Bangkok, Thailand, Jumat, 16 Oktober 2020. Polisi Thailand menembakkan meriam air ke ribuan pengunjuk rasa pada hari Jumat dalam demonstrasi menentang pemerintah Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, mantan pemimpin junta. REUTERS/Soe Zeya Tun

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak berwenang Thailand mulai Selasa, 23 Agustus 2022, meningkatkan keamanan di ibu kota menjelang protes besar-besaran menuntut perdana menteri Prayuth Chan-ocha meletakkan jabatan.

Partai oposisi utama, dan hampir dua pertiga warga Thailand yang ditanyai dalam jajak pendapat, menuntut Prayuth, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta 2014, meletakkan jabatannya pada 24 Agustus 2022 sesuai ketentuan.

Prayuth, 68 tahun, adalah panglima militer ketika dia melakukan kudeta pada 2014 untuk menggulingkan pemerintah terpilih. Dia menjadi perdana menteri sipil pada 2019 setelah pemilihan yang diadakan di bawah konstitusi rancangan militer.

Pihak oposisi mengatakan masa jabatan Prayuth sebagai perdana menteri dimulai pada Agustus 2014, beberapa bulan setelah kudeta, dan karenanya harus berakhir bulan ini.

Tetapi beberapa pendukung berpendapat bahwa jabatan perdana menteri dimulai pada 2017, ketika sebuah konstitusi baru mulai berlaku, atau setelah pemilihan 2019, yang berarti dia harus menjabat sampai 2025 atau 2027. Asalkan dia mempertahankan dukungan yang diperlukan di parlemen.

Advertising
Advertising

Pemilihan umum dijadwalkan pada Mei tahun depan.

Polisi menutup area di sekitar kantor perdana menteri, yang dikenal sebagai Government House, di pusat Bangkok, mendirikan barikade, termasuk kontainer pengiriman, dan mengalihkan lalu lintas.

Prayuth tiba untuk rapat kabinet mingguan dan diperkirakan akan berbicara kepada media.

Thailand mengalami gejolak politik selama hampir dua dekade, termasuk dua kudeta dan protes kekerasan, secara luas karena penentangan terhadap keterlibatan militer dalam politik dan tuntutan masyarakat yang semakin sadar politik untuk perwakilan lebih besar.

Tetapi protes telah mereda selama beberapa tahun terakhir dengan pemberlakuan pembatasan selama pandemi Covid-19.

Oposisi utama Partai Pheu Thai mengajukan petisi ke Mahkamah Konstitusi untuk memutuskan berapa lama Prayuth dapat tetap menjabat. MK memutuskan untuk mendengar atau menolak kasus tersebut pada Rabu.

Jika kasus ini diterima, tidak jelas apakah Prayuth Chan-ocha akan tetap menjabat sebagai pemimpin atau diberhentikan dan pemerintah sementara mengambil alih. Tidak jelas kapan pengadilan akan memutuskan batas jangka waktu tersebut.

Reuters

Berita terkait

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

14 jam lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

1 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

3 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Ajak Turis Wisata Pagi dan Sore

Cuaca yang terik membuat warga Thailand, terutama warga lanjut usia, enggan bepergian.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

3 hari lalu

Suhu Panas di Thailand, Petani Pakai Boneka Doraemon untuk Berdoa agar Turun Hujan

Sejumlah negara Asia Tenggara, termasuk Thailand, mengalami panas ekstrem beberapa pekan ini. Suhu 40 derajat Celcius terasa 52 derajat Celcius.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

4 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

4 hari lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

5 hari lalu

Ikut Demo Desak Pengusutan Dugaan Kecurangan Seleksi PPPK di Langkat, Guru Honorer Dipecat

Anggie Ratna Fury Putri, guru honorer SD di Langkat, dipecat Kepala Sekolah karena ikut aksi membongkar kecurangan dan dugaan korupsi seleksi PPPK.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

5 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

5 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

6 hari lalu

Universitas Columbia Ancam Keluarkan Mahasiswa Demonstran Pro-Palestina

Universitas Columbia mengancam akan mengeluarkan mahasiswa pro-Palestina yang menduduki gedung administrasi Hamilton Hall.

Baca Selengkapnya