AS Ingatkan China Bisa Salah Perhitungan Soal Taiwan, Ini Sebabnya

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 18 Agustus 2022 16:00 WIB

Sebuah jet tempur F-16V mendarat di pangkalan udara di Hualien, Taiwan, 17 Agustus 2022.REUTERS/Ann Wang

TEMPO.CO, Jakarta - Upaya China untuk menekan dan melemahkan Taiwan berisiko salah perhitungan dengan intimidasi kemungkinan besar akan berlanjut, kata diplomat senior AS untuk Asia Timur, Daniel Kritenbrink.

China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya, telah melakukan latihan perang di sekitar pulau itu bulan ini untuk menunjukkan kemarahannya atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.

Berbicara dalam panggilan konferensi, Kritenbrink, asisten menteri luar negeri untuk Biro Urusan Asia Timur dan Pasifik, mengatakan China telah menggunakan perjalanan Pelosi sebagai alasan untuk mengubah status quo, yang membahayakan perdamaian.

"Tindakan ini adalah bagian dari kampanye tekanan intensif oleh RRC terhadap Taiwan, yang kami perkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa minggu dan bulan mendatang," katanya, Rabu, 17 Agustus 2022. "Tujuan dari kampanye ini jelas untuk mengintimidasi dan menekan Taiwan dan merusak ketahanannya."

Amerika Serikat telah menjelaskan pada China bahwa pendekatannya terhadap Taiwan tidak berubah, termasuk komitmen AS terhadap kebijakan "satu China" dan tidak mendukung kemerdekaan formal Taiwan, kata Kritenbrink.

"Sementara kebijakan kami tidak berubah, yang berubah adalah pemaksaan Beijing yang semakin meningkat. Kata-kata dan tindakan RRT sangat tidak stabil. Mereka berisiko salah perhitungan dan mengancam perdamaian dan stabilitas Selat Taiwan."

Kapal induk Cina melintas di Selat Taiwan membuat Taipei marah menuding Beijing bermaksud mengintervensi pemilu negara kecil itu pada Januari 2020.

Advertising
Advertising

Amerika Serikat telah menyampaikan kepada China dalam setiap percakapan bahwa mereka tidak mencari dan tidak akan memprovokasi krisis, katanya.

Jalur komunikasi AS dengan Beijing tetap terbuka, dan Amerika Serikat akan terus melakukan transit angkatan laut rutin melalui Selat Taiwan, kata Kritenbrink.

"Kami akan terus mengambil langkah tenang, tetapi tegas untuk menegakkan perdamaian dan stabilitas dalam menghadapi upaya berkelanjutan Beijing untuk melemahkannya dan untuk mendukung Taiwan sejalan dengan kebijakan lama kami. Kami akan bertindak secara bertanggung jawab, mantap, dan tegas," katanya..

China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk menguasai Taiwan.

Pemerintah Taiwan yang terpilih secara demokratis mengatakan bahwa karena Republik Rakyat Tiongkok tidak pernah memerintah pulau itu, sehingga tidak berhak memutuskan masa depannya, yang hanya dapat ditentukan oleh 23 juta penduduknya tanpa paksaan.

Washington tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan Taiwan tetapi terikat oleh hukum untuk menyediakan sarana membela diri.

China mengatakan Taiwan adalah masalah paling penting dan sensitif dalam hubungannya dengan Amerika Serikat.

Reuters

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

16 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

1 hari lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

1 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya