Malaysia Selidiki Pecahan Roket China yang Jatuh
Reporter
Antara
Editor
Yudono Yanuar
Selasa, 2 Agustus 2022 17:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Sains, Teknologi dan Inovasi Malaysia atau MOSTI menurunkan tim investigasi untuk menyelidiki objek yang jatuh di Sarawak pada 31 Juli 2022 dan diduga puing roket milik China.
Dalam keterangan tertulis yang dikeluarkan di Kuala Lumpur, Selasa, 2 Agustuis 2022, disebutkan bahwa tim melakukan penyelidikan di dua lokasi yang telah diidentifikasi yaitu Kampung Nyalau di Bintulu dan Kampung Sepupok Lama di Niah, Miri, Sarawak. Tindakan itu untuk memastikan tidak ada unsur radiasi berbahaya yang mungkin dikeluarkan oleh puing-puing dari roket Long March 5B milik China.
Menurut MOSTI, berdasarkan pengukuran dan hasil penyelidikan awal, benda pertama yang diduga puing roket berukuran sekitar 12,7 cm tersebut tidak memancarkan radiasi apapun dan tidak terdeteksi unsur radioaktif.
Sementara itu, hasil pengukuran dan pemeriksaan awal terhadap benda kedua di Batu Niah, Miri, juga menunjukkan hasil sama, bahwa benda yang diduga serpihan dari roket Long March 5B itu tidak memancarkan radiasi dan tidak terdeteksi unsur radioaktif.
Dengan demikian, tim akan melakukan penelitian dan analisis lebih lanjut terhadap kedua benda tersebut.
Sebelumnya Reuters melaporkan, sebuah roket pendorong China, Long March 5B, jatuh ke bumi secara tak terkendali pada Sabtu, 30 Juli 2022. Pejabat Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan telah menegur Beijing karena tidak membagikan informasi tentang jatuhnya obyek seberat 23 ton yang disebut berpotensi berbahaya itu.
Dalam cuitannya di akun Twitter, militer AS mengatakan roket Long March 5B itu telah jatuh di Samudra Hindia sekitar pukul 10:45 MDT kemarin. Roket jatuh di dekat Malaysia.
"Kami merujuk Anda ke China untuk perincian lebih lanjut tentang aspek teknis termasuk potensi penyebaran puing + lokasi dampak," kata Komando Luar Angkasa Amerika Serikat.
Roket Long March 5B digunakan Minggu lalu untuk meluncurkan pesawat ruang angkasa tanpa awak, bernama Wentian. Roket itu membawa modul kedua dari tiga modul yang dibutuhkan China untuk menyelesaikan stasiun ruang angkasa Tiangong yang baru.