Hari Kemerdekaan Amerika Serikat ke-246, Ini Alasan 4 Juli Dipilih sebagai Independence Day

Senin, 4 Juli 2022 13:01 WIB

Pekerja memasang bendera Amerika Serikat di atas kue yang akan disajikan pada Perayaan Hari Kemerdekaan AS ke-243 di Kediaman Duta Besar AS di Jakarta, Kamis, 4 Juli 2019. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 4 Juli 2022, Amerika Serikat atau AS merayakan Hari Kemerdekaan yang ke 246 tahun. Negara Paman Sam itu menetapkan hari kemerdekaannya pada 4 Juli 1776. Tetapi, menurut The Free Press Journal, 4 Juli bukanlah hari di mana Kongres Kontinental mendeklarasikan kemerdekaan. Malahan, sebenarnya deklarasi “Independence Day” dilakukan pada 2 Juli 1776.

Kemerdekaan Amerika Serikat 4 Juli 1776

Tanggal 4 Juli disepakati sebagai Hari Kemerdekaan Amerika Serikat lantaran Kongres Kontinental menyetujui kata-kata terakhir dari Deklarasi Kemerdekaan pada tanggal tersebut. Kongres Kontinental telah mengerjakannya selama beberapa hari setelah draf diserahkan pada 2 Juli dan akhirnya menyetujui semua suntingan dan perubahan. Kemudian, 4 Juli 1776 menjadi tanggal yang dicantumkan dalam Deklarasi Kemerdekaan dan ditetapkan sebagai tanggal Independence Day-nya AS

Alasannya, 4 Juli merupakan tanggal yang dicetak di Dunlap Broadsides, salinan cetak asli dari Deklarasi, yang diedarkan ke seluruh negara baru. Jadi ketika rakyat Amerika memikirkan Proklamasi Kemerdekaan, 4 Juli 1776 adalah tanggal yang mereka ingat. Hari berikutnya, salinan Deklarasi Kemerdekaan didistribusikan, dan pada 6 Juli, The Pennsylvania Evening Post menjadi surat kabar pertama yang mencetak dokumen luar biasa tersebut.

Mengutip laman history.state.gov, dengan mengeluarkan Deklarasi Kemerdekaan, hal ini berarti 13 koloni Amerika saat itu telah memutuskan hubungan politik mereka dengan Inggris Raya. Dengan mendeklarasikan diri sebagai negara merdeka, AS dapat mengkonfirmasi sebagai aliansi resmi kepada Pemerintah Prancis. Sehingga AS bisa mendapatkan bantuan negara itu dalam perang melawan penjajahan Inggris Raya.

Sepanjang 1760-an dan awal 1770-an, koloni Amerika Utara menemukan diri mereka semakin bertentangan dengan kebijakan kekaisaran Inggris. Terutama mengenai perpajakan dan kebijakan perbatasan. Protes untuk mempengaruhi kebijakan Inggris berulang kali gagal. Malahan protes itu mengakibatkan penutupan pelabuhan Boston dan deklarasi darurat militer di Massachusetts.

Advertising
Advertising

Kongres Kontinental bekerja dengan kelompok-kelompok lokal, melakukan boikot terhadap barang-barang Inggris. Pemerintah kolonial mengirim delegasi ke Kongres Kontinental untuk mengoordinasikan pemboikotan tersebut. Kongres Kontinental yang semula dimaksudkan untuk menegakkan boikot, kemudian mengoordinasi perlawanan terhadap Inggris. Pertempuran pecah antara koloni Amerika Utara dan pasukan Inggris di Massachusetts.

Pejabat Inggris di seluruh koloni semakin menemukan otoritas mereka ditantang oleh pemerintah lokal informal. Pemimpin kolonial berharap koloni Amerika Utara berdamai dengan Pemerintah Inggris. Namun, pada akhir 1775, Benjamin Franklin, yang saat itu menjadi anggota Komite Rahasia Korespondensi, mengisyaratkan kepada agen Prancis dan simpatisan Eropa lainnya bahwa koloni Amerika Utara semakin condong ke arah mencari kemerdekaan.

Mengutip dari britannica.com, peristiwa itu kemudian disebut Revolusi Amerika, Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, atau Perang Revolusi Amerika, yang dimulai pada 1775 hingga 1783. Itu adalah pemberontakan di mana 13 koloni Inggris Raya di Amerika Utara memenangkan kemerdekaan politik dan kemudian membentuk Amerika Serikat. Perang berlangsung lebih dari satu dekade, menyebabkan kerenggangan antara Inggris dan koloni Amerika Utara.

Sepanjang musim dingin 1775 hingga 1776, anggota Kongres Kontinental memandang rekonsiliasi dengan Inggris sebagai hal yang tidak mungkin. Kemerdekaan adalah satu-satunya pilihan bagi mereka. Ketika pada 22 Desember 1775, Parlemen Inggris melarang perdagangan dengan koloni Amerika Utara, Kongres merespons pada April 1776 dengan membuka pelabuhan kolonial. Ini merupakan langkah besar untuk memutuskan hubungan dengan Inggris.

Koloni Amerika Serikat dibantu oleh publikasi dari pamflet Common Sense Thomas Paine pada Januari. Pamflet tersebut menganjurkan kemerdekaan koloni dan didistribusikan secara luas ke seluruh koloni Amerika Serikat. Pada Februari 1776, para pemimpin kolonial mendiskusikan kemungkinan pembentukan aliansi asing dan mulai merancang Model Treaty sebagai dasar aliansi 1778 dengan Prancis. Untuk tujuan kemerdekaan para pemimpin ingin memastikan bahwa mereka memiliki dukungan kongres yang cukup sebelum membawa masalah ini ke pemungutan suara.

Pada 7 Juni 1776, Richard Henry Lee memperkenalkan mosi di Kongres Kontinental untuk mendeklarasikan kemerdekaan. Anggota Kongres lainnya setuju, tetapi menganggap beberapa koloni belum siap. Kemudian, Kongres Kontinental membentuk komite guna merancang deklarasi kemerdekaan dan menugaskan tugas ini kepada Thomas Jefferson.

Benjamin Franklin dan John Adams meninjau draf Thomas Jefferson. Mereka mempertahankan bentuk aslinya, tetapi menemukan bagian-bagian yang cenderung menemui kontroversi atau skeptisisme. Terutama bagian-bagian yang menyalahkan Raja George III atas perdagangan budak transatlantik dan menyalahkan orang-orang Inggris daripada pemerintah mereka. Komite mempresentasikan rancangan akhir di hadapan Kongres Kontinental pada 28 Juni 1776. Kemudian Kongres Kontinental mengadopsi teks akhir Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat pada 4 Juli 1776.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Ulang Tahun ke-245, ini 5 Fakta Soal 4 Juli sebagai Hari Kemerdekaan Amerika

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

2 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

2 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

6 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

6 jam lalu

Champs-Elysees di Paris Bakal Disulap jadi Tempat Piknik Raksasa, Diikuti 4.000 Orang

Setiap peserta akan diberikan keranjang piknik gratis yang dikemas sampai penuh oleh sejumlah pemilik restoran ikonik di jalanan Kota Paris itu.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

7 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

9 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

11 jam lalu

Terpopuler: Airlangga dan Menteri Perdagangan Inggris Bahas Produk Susu, Gunung Ruang Erupsi 5 Bandara di Sulawesi Kemarin Masih Ditutup

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto saat melakukan kunjungan kerja di London, bertemu dengan Menteri Perdagangan Inggris The Rt. Hon. Greg Hands MP

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

11 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

21 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

21 jam lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya