Amerika Serikat Bakal Kirimkan Bantuan Sistem Roket HIMARS ke Ukraina

Reporter

Tempo.co

Jumat, 24 Juni 2022 21:00 WIB

Sistem HIMARS terdiri dari satu peluncur, dua kendaraan suplai ulang, dua trailer suplai ulang dan beban dasar sembilan pod (enam roket per pod) roket MFOR (Multiple Launch Rocket System Family of Munitions). HIMARS diprediksi akan meningkatkan kemampuan bertempur Ukraina dalam memerangi penjajah Rusia. Wikipedia/Korps Marinir AS Pusat Informasi Visual Pertahanan, Departemen Pertahanan Amerika Serikat Foto Korps Marinir AS - dirilis (ID DOD: DA-SD-07-43938, 070601-M-1391M-010)PenulisLCPL Seth Maggard, USMC

TEMPO.CO, Jakarta - Sumber di Pemerintah Amerika Serikat pada Kamis, 23 Juni 2022, menyebut Washington akan menyediakan bantuan keamanan tambahan ke Ukraina senilai USD 450 juta (Rp 6,6 triliun). Di antara bantuan yang dikucurkan itu adalah sistem roket jarak panjang, yang lebih banyak.

Sebuah pernyataan tertulis yang diterbitkan oleh Pentagon membenarkan paket bantuan itu yang bernilai lebih dari USD 450 juta. Dalam paket bantuan itu akan diberikan empat unit tambahan High Mobility Artillery Rocket Systems (HIMARS), 18 unit perahu patrol di sungai dan pantai serta ribuan butir amunisi.

P asukan Rusia di kota Popasna di Wilayah Luhansk, Ukraina 26 Mei 2022. Tulisan di kendaraan itu berbunyi: "Valkyrie" . REUTERS/Alexander Ermochenko

Advertising
Advertising

Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengucurkan uang bantuan keamanan ke Ukraina senilai USD 6,1 miliar (Rp 90 triliun). John Kirby, koordinator bidang komunikasi strategis National Security Council Amerika Serikat, mengatakan Washington saat ini berkomunikasi dengan Kyiv untuk mengidentifikasi jenis-jenis senjata yang mereka butuhkan sehingga bisa dimasukkan dalam setiap paket bantuan.

“Alasan kami melakukan ini adalah supaya kami tetap relevan dengan apa yang terjadi di medan tempur,” kata Kirby.

Sebelumnya pada Kamis pagi, 23 Juni 2022, Ukraina mengakui telah menerima pengiriman pertama HIMARS, yani sebuah sistem senjata jarak jauh yang berkekuatan penuh. Kyiv berharap senjata ini bisa membantu membalikkan keadaan di medan tempur.

Tentara Rusia sedang meningkatkan serangan di wilayah timur Ukraina agar bisa menguasai kawasan industri di sana atau yang dikenal sebagai wilayah Donbas. Di sana, ada sejumlah tentara Ukraina yang bisa saja terkepung oleh pasukan militer Rusia.

Ukraina mengatakan mereka membutuhkan sistem HIMARS agar bisa menangkal sistem roket Rusia, yang banyak digunakan untuk memukul mundur tentara Ukraina di Donbas. Wilayah Donbas diklaim Moskow kepunyaan kelompok-kelompok separatis pro-Rusia.

Sumber: Reuters

Baca juga: PBB Minta Warga Suriah di Daerah Oposisi Tetap Dapat Bantuan

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

16 menit lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

1 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

6 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

8 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

20 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

22 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

22 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

23 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya