Rusia Ancam Hukum Mati Dua Warga AS yang Ikut Perang di Ukraina

Rabu, 22 Juni 2022 11:35 WIB

Anggota unit sukarelawan asing yang bertempur bersama tentara Ukraina, berdiri di samping kendaraan militer, saat invasi Rusia di Sievierodonetsk, wilayah Luhansk, Ukraina, 2 Juni 2022. REUTERS/Serhii Nuzhnenko

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, tindakan hukum bagi dua warga Amerika Serikat yang ditangkap di Ukraina akan diserahkan pada putusan pengadilan Rusia. Menurut Peskov, hukuman mati bukan suatu yang mustahil.

“Kami tidak bisa mengesampingkan apa pun, karena ini adalah keputusan pengadilan. Kami tidak mengomentari mereka dan tidak berhak ikut campur," kata Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari Aljazeera, Rabu, 22 Juni 2022.

Saat diwawancarai oleh jaringan televisi AS NBC news pada Senin, 20 Juni 2022, Peskov membenarkan pihaknya telah menahan dua warga AS karena ikut berperang di Ukraina. Kremlin mengatakan, keduanya merupakan tentara bayaran yang membahayakan nyawa tentara Rusia dan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Penahanan serta penyelidikan warga AS itu teridentifikasi bernama Andy Huynh, 27 tahun, dari Hartselle, Alabama. Satu orang lainnya adalah Alexander Drueke, 39 tahun, dari Tuscaloosa, Alabama. Pada pekan lalu, keluarga Druke dan Huynh mengatakan anggota keluarga mereka itu pergi ke Ukraina sebagai pejuang relawan, yang kemudian hilang kontak. Media Rusia tak lama setelah itu mempublikasikan foto mereka yang diambil saat berperang untuk Ukraina.

Peskov menegaskan kedua warga AS itu telah melakukan tindak kejahatan karena telah ikut perang dalam kondisi bukan tentara Ukraina. Mereka dianggap tidak tunduk pada Konvensi Jenewa. Peskov sendiri enggan mengungkapkan di mana orang-orang itu ditahan.
Seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS sangat tidak setuju dengan posisi Rusia yang menyebut warga AS tertangkap di Ukraina itu tidak tercakup dalam Konvensi Jenewa. Dia menambahkan bahwa Washington telah menyampaikan sikapnya tentang masalah tersebut kepada pemerintah Rusia.
Sebelumnya, dua warga negara Inggris dan satu warga negara Maroko dijatuhi hukuman oleh pengadilan di bawah yurisdiksi separatis Donetsk. Musababnya, mereka adalah tentara bayaran dan dianggap tidak tunduk pada Konvensi Jenewa yang mengatur tawanan perang.

Ukraina mengutuk putusan pengadilan itu karena dianggap tidak memiliki landasan hukum yang cukup. Kyiv mengakui pejuang itu sebagai anggota angkatan bersenjata Ukraina. Dengan demikian tidak ada Konvensi Jenewa yang dilanggar.

Baca: Rusia Sebut 2 Warga AS Tentara Bayaran, Keluarga: Mereka Sipil
AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

11 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

12 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

12 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

13 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

13 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

16 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

16 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

17 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

20 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya