TEMPO Interaktif, Islamabad: Perdana Menteri Pakistan menyambut sebuah gencatan senjata dengan militan Taliban yang mensyaratkan hukum Islam di kawasan tujuan wisata di barat laut Islamabad, sementara Amerika Serikat memperingatkan ancaman militan yang semakin meningkat.
"Perjanjian tersebut, yang bertujuan untuk mengakhiri pertempuran 20 bulan di Lembah Swat, akan menguntungkan bagi negara," kata Yousuf Raza Gilani kepada wartawan di ibukota Islamabad kemarin, sebagaimana dilaporkan Associated Press.
Militan yang loyal pada tokoh agama Maulana Fazlullah telah melakukan tindakan keras untuk memaksakan hukum Islam di Swat, yang berada 250 kilometer arah barat laut Islamabad.
Militan telah memperluas cengkeramannya atas wilayah itu sejak perjanjian damai berakhir Juli, dengan menghancurkan lebih dari 180 sekolah, melarang anak-anak perempuan bersekolah, dan memenggal pejabat pemerintah lokal.
Di sisi lain utusan Amerika Richard Holbrooke kepada wartawan di New Delhi kemarin mengatakan, "Pakistan, Amerika, dan India memutuskan menghadapi musuh yang memiliki ancaman langsung terhadap kepemimpinan kita, modal kita, dan orang-orang kita." Ia menambahkan, bahwa pejuang Taliban telah menguasai kawasan lembah yang luas dari wilayah Pakistan.
Presiden Barack Obama menekan Pakistan untuk membasmi militan dan mengirim Holbrooke ke wilayah itu untuk mengkaji strategi Amerika memerangi Taliban di Afganistan.
Pakistan mengatakan akan melakukan semampunya menghadapi gerilyawan dan mencoba memerangi militan melalui pembangunan politik dan ekonomi di Provinsi North West Frontier dan wilayah suku lainnya, serta mengontrol penggunaan kekuatan militer.
BLOOMBERG | ERWIN Z
Berita terkait
Jenazah Kapten Titus Sampai di Medan
17 Juli 2016
Puluhan personel TNI berbaris melakukan persiapan penghormatan kepada iringan jenazah yang diangkat oleh 6 prajurit TNI berpakaian lengkap.
Baca SelengkapnyaBusyro: Dubes Burhan Muhammad Moncer Saat Jadi Intel
20 Mei 2015
Busyro mengenal Burhan sejak kecil karena bertetangga di Kampung Notoprajan Ngampilan, Yogyakarta.
Baca SelengkapnyaMantan Wapres Boediono: Tugas Dubes Burhan Tidak Enak
20 Mei 2015
Mantan Wakil Presiden Boediono menilai tugas dan tanggung jawab yang diemban Dubes Burhan termasuk golongan tugas yang "tidak enak".
Baca SelengkapnyaUpacara Pemakaman Dubes Burhan Muhammad Secara Militer
20 Mei 2015
Wakil Menteri Luar Negeri A.M. Fachir dan rombongan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia serta Singapura turut mengantar hingga proses pemakaman selesai.
Baca SelengkapnyaBiaya Perawatan Dubes Burhan Muhammad Ditanggung Pakistan
20 Mei 2015
Pakistan bertanggung jawab atas perawatan Dubes Burhan Muhammad, meskipun Burhan berpindah rumah sakit ke Singapura pasca-kecelakaan helikopter.
Baca SelengkapnyaJenazah Dubes Burhan Muhammad Akhirnya Tiba di Rumah Duka
20 Mei 2015
Jenazah Duta Besar Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad tiba di rumah duka di Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta, sekitar pukul 07.55 WIB.
Baca SelengkapnyaJasad Dubes Burhan Muhammad Tertahan karena Lobi RI Lemah?
20 Mei 2015
Wakil Menlu AM Fachir membantah tertahannya jenazah Dubes Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad lantaran lemahnya lobi pemerintah.
Baca SelengkapnyaKata Wakil Menlu Soal Jasad Dubes Burhan Telat Dipulangkan
20 Mei 2015
Wakil Menlu Abdurrahman Mohammad Fachir meminta kasus tertahannya jasad Dubes Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad tidak dipersoalkan.
Baca SelengkapnyaWakil Menlu AM Fachir Nostalgia di Rumah Dubes Burhan
20 Mei 2015
Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir atau dikenal AM Fachir bernostalgia di rumah duka Dubes Indonesia untuk Pakistan Burhan Muhammad
Baca SelengkapnyaJadwal Pemulangan Jenazah Dubes Burhan Belum Pasti
19 Mei 2015
Belum ada kepastian pemulangan jenazah Dubes Burhan ke Yogyakarta.
Baca Selengkapnya