Klaim Serang Kuil Sikh di Afghanistan, ISIS: Balasan karena Menghina Nabi

Reporter

Tempo.co

Minggu, 19 Juni 2022 17:30 WIB

Perjuang Talliban berjaga-jaga di depan bangunan yang rusak akibat ledakan, setelah sebuah kendaraan bermuatan bahan peledak diledakkan di tengah serangan terhadap sebuah kuil Sikh di Kabul, Afghanistan, 18 Juni 2022. REUTERS/Ali Khara

TEMPO.CO, Jakarta -Kelompok teroris Negara Islam atau ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan terhadap kuil Sikh di Afghanistan yang menewaskan satu anggota komunitas dan seorang milisi Taliban. ISIS mengatakan serangan ini adalah pembalasan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad di India.

Protes di beberapa negara Muslim dipicu oleh juru bicara partai ultranasionalis Hindu pimpinan Perdana Menteri India Narendra Modi komentar awal bulan ini tentang hubungan antara nabi dan istrinya, Aisyah.

Dalam sebuah pesan yang diposting di situs propaganda Amaq pada Ahad 19 Juni 2022, ISIS mengatakan serangan pada Sabtu menargetkan umat Hindu dan Sikh dan "kaum murtad" yang melindungi mereka, sebagai "tindakan dukungan untuk Rasulullah".

ISIS mengatakan salah satu pejuangnya "menembus sebuah kuil untuk penganut Hindu dan Sikh di Kabul, setelah membunuh penjaganya, dan menembaki orang-orang kafir di dalam dengan senapan mesin dan granat tangannya".

Dua orang tewas dan sedikitnya tujuh lainnya terluka dalam serangan itu.

Advertising
Advertising

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Abdul Nafi Takor mengatakan para penyerang melemparkan setidaknya satu granat ketika mereka memasuki kuil, memicu api. Serangan itu menyusul kunjungan delegasi India ke Kabul untuk membahas distribusi bantuan kemanusiaan dari India ke Afghanistan.

Laporan media Afghanistan dan India mengatakan delegasi tersebut membahas dengan pejabat Taliban kemungkinan membuka kembali kedutaan India, yang ditutup setelah kelompok Islam itu merebut kekuasaan pada Agustus tahun lalu.

Jumlah pemboman di Afghanistan telah menurun sejak Taliban kembali berkuasa, tetapi beberapa serangan - banyak yang menargetkan komunitas minoritas - telah mengguncang negara itu dalam beberapa bulan terakhir, termasuk beberapa yang diklaim oleh IS.

Sementara IS adalah kelompok Islam Sunni seperti Taliban, keduanya adalah saingan sengit dan sangat berbeda dalam alasan ideologis.

Jumlah Sikh yang tinggal di Afghanistan telah menyusut menjadi sekitar 200, dibandingkan dengan sekitar setengah juta pada 1970-an. Sebagian besar yang tersisa adalah pedagang yang terlibat dalam penjualan obat-obatan herbal dan barang elektronik yang dibawa dari India.

Dalam beberapa bulan terakhir, banyak orang Sikh yang miskin termasuk wanita dan anak-anak berlindung di kompleks yang diserang pada Sabtu.

Komunitas telah menghadapi serangan berulang di Afghanistan selama bertahun-tahun. Sedikitnya 25 orang tewas pada Maret 2020 ketika orang-orang bersenjata menyerbu kuil Sikh lainnya di Kabul dalam serangan yang juga diklaim oleh ISIS.

Baca juga: ISIS Serang Kuil Sikh-Hindu di Kabul, 25 Jemaat Tewas

SUMBER: FRANCE24

Berita terkait

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

18 jam lalu

Retno Marsudi Soroti Kesenjangan Pembangunan Jadi Tantangan Terbesar OKI

Retno Marsudi menyoroti kesenjangan pembangunan sebagai tantangan besar yang dihadapi negara-negara anggota OKI

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

5 hari lalu

Benjamin Netanyahu Pastikan Tetap Ingin Serang Rafah

Benjamin Netanyahu memastikan akan melancarkan operasi militer melawan Hamas di Rafah, selatan Gaza, tak peduli apakah akan tercipta kesepakan

Baca Selengkapnya

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

5 hari lalu

Israel Rencanakan Pos Pemeriksaan Cegah Pria Palestina Lari dari Rafah

Israel sedang membangun 'jaringan kompleks' pos pemeriksaan untuk mencegah pria Palestina 'usia militer' melarikan diri dari serangan Rafah

Baca Selengkapnya

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

6 hari lalu

World Central Kitchen Akan Kembali Beroperasi di Gaza

Setelah sebulan kejadian penyerangan pada relawan World Central Kitchen, LSM itu sekarang siap beroperasi kembali

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

7 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

10 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

11 hari lalu

Presiden Ebrahim Raisi Janji Akan Balas Jika Diserang Israel

Ebrahim Raisi tidak akan diam jika negaranya diserang Israel, bahkan akan melakukan pemusnahan.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

18 hari lalu

Kesaksian Pilot Israel Cegat Drone Iran: Seperti 'Top Gun' Melawan 'Star Wars'

Pilot cadangan AU Israel yang turut menjatuhkan ratusan drone dan rudal Iran ke Israel menyebut sebagai misi paling rumit

Baca Selengkapnya