Turki Belum Bisa Terima Gandum dari Ukraina

Reporter

Tempo.co

Minggu, 12 Juni 2022 13:30 WIB

Orang-orang berfoto Selfie dan melihat bangkai kendaraan lapis baja Rusia yang dipajang untuk dilihat orang Ukraina di Lapangan Mykhailivska di pusat kota Kyiv, Ukraina, 22 Mei 2022. Sejumlah tank dan kendaraan Rusia yang hancur menjadi pajangan di Ibu Kota Ukraina. Maxym Marusenko/NurPhoto

TEMPO.CO, Jakarta - Kremlin mengungkap tidak mencapai kata sepakat dalam rapat pada Kamis, 9 Juni 2022 untuk menjual gandum dari Ukraina ke Turki. Namun dialog untuk menemukan kata sepakat akan terus dilanjutkan.

Gandum yang hendak dijual ke Turki itu, diklaim Ukraina dicuri oleh Rusia dari negaranya. Moskow menyangkal tuduhan mencuri gandum, namun Amerika Serikat menegaskan ada sejumlah laporan yang kredibel kalau Rusia mencurinya.

Yevgeny Balitsky, utusan Rusia untuk penaggung jawab wilayah Zaporizhzhia di Ukraina, menyebut gandum yang ada di Zaporizhzhia telah dikirim Krimea lewat timur tengah.

Advertising
Advertising

“Sejauh ini belum ada kesepakatan yang dicapai, upaya terus dilanjutkan,” kata Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.

Menurut Peskov, pihaknya belum bisa mengkonfirmasikan pernyataan Balitsky kalau gandum sudah dikirim lewat jalur kereta ke Krimea. Krimea adalah wilayah Ukraina yang dicaplok Rusia pada 2014 silam.

“Warga Ukraina selalu sibuk dengan apa yang Anda bisa curi dan mereka fikir semua orang melakukan hal itu,” kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Rabu, 8 Juni 2022, menjawab tuduhan kalau Rusia mencuri gandum dari Ukraina.

Ukraina adalah salah satu eksportir gandum terbesar ke Afrika dan timur tengah. pengiriman gandum ke sana terganggu akibat invasi Rusia ke Ukraina. Kondisi ini telah mendorong naiknya harga-harga bahan makanan dan mendorong terjadinya krisis pangan internasional.

Turki telah mendorong agar ada kesepakatan antara Rusia dan Ukraina perihal rencana ekspor gandum dari sejumlah pelabuhan di Ukraina. Lavrov mengatakan pihaknya sudah melakukan hal yang menjadi kewajiban Rusia sehingga sekarang sebenarnya keputusan ada di Ukraina untuk mencabut ranjau-ranjau yang disebar di pelabuhan-pelabuhannya supaya kapal-kapal bisa keluar dari Laut Hitam.

Sumber : Reuters

Baca juga: Aneka Mitos soal Gluten, Cek Faktanya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

2 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

6 jam lalu

Retno Marsudi Bahas Langkah Perlindungan WNI di Tengah Krisis Timur Tengah

Retno Marsudi menilai situasi Timur Tengah telah mendesak Indonesia untuk mempersiapkan diri jika situasi semakin memburuk, termasuk pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

9 jam lalu

Situasi Kemanusiaan Palestina Memburuk, Turki Hentikan Perdagangan dengan Israel

Imbas situasi kemanusiaan di Palestina yang memburuk, Turki menghentikan perdagangan dengan Israel.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

23 jam lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

3 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya