Kebijakan Bebas Visa bagi Warga Rusia ke Ukraina Bakal Dicabut

Reporter

Daniel Ahmad

Kamis, 26 Mei 2022 12:45 WIB

Presiden Volodymyr Zelensky.[Kyiv Post]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu, 25 Mei 2022, memerintahkan diakhirinya kebijakan bebas visa bagi warga Rusia, yang mau ke negaranya. Zelensky beralasan, perlunya meningkatkan keamanan perbatasan setelah invasi Moskow.



Warga negara Rusia saat ini diizinkan untuk mengunjungi negara tetangga Ukraina tanpa visa. Dalam perintah yang diunggah di website Kepresidenan Ukraina, Zelensky mengatakan dia mendukung petisi yang diajukan oleh warga, yang meminta agar praktik ini diakhiri.


“Dengan latar belakang agresi Rusia skala penuh, masalah yang diangkat penting dan vital. Saya mendukung perlunya memperkuat kontrol terhadap masuknya warga Rusia,” kata Zelensky seperti dikutip Reuters.

Advertising
Advertising


Zelensky mengatakan dia telah mengirim surat kepada Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal, memintanya untuk menangani masalah ini. Mantan komedian itu tidak memberikan informasi lebih lanjut.



Presiden Rusia Vladimir Putin awal bulan lalu menandatangani dekrit yang memperkenalkan pembatasan visa bagi warga negara dari negara-negara yang dianggap Moskow "tidak ramah", termasuk Ukraina. Putin memberlakukannya sebagai balasan atas sanksi terhadap Rusia.


Keputusan tersebut menangguhkan prosedur penerbitan visa yang disederhanakan Rusia bagi beberapa negara Uni Eropa serta Norwegia, Swiss, Denmark dan Islandia.


Paket kebijakan juga memerintahkan Kementerian Luar Negeri Rusia dan badan-badan lain memperkenalkan pembatasan masuk ke Rusia pada WNA dan orang-orang tanpa kewarganegaraan yang melakukan tindakan tidak bersahabat terhadap Rusia, warganya atau badan hukumnya.



Pada bulan lalu Rusia sudah menyetujui daftar negara-negara yang tidak bersahabat ke Negeri Beruang Merah itu. Di antara negara dalam daftar hitam itu adalah Amerika Serikat, Kanada, Inggris, negara-negara Uni Eropa dan Ukraina.


Rusia mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina pada 24 Februari dalam operasi khusus. Tujuannya untuk menurunkan kemampuan militer tetangga selatannya dan membasmi orang-orang yang disebutnya nasionalis berbahaya.

Tentara Ukraina melakukan perlawanan keras. Negara-negara Barat juga membantu dengan memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia agar memaksa Moskow menarik pasukannya.



REUTERS

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

5 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

11 jam lalu

Vira Widiyasari Menjabat Sebagai Country Manager Visa Indonesia

Vira akan memimpin inisiatif strategis dan bisnis Visa di Indonesia, termasuk mendorong strategi perluasan pasar Visa.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

12 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Rusia Kesal Volodymyr Zelensky Bawa-bawa Tuhan dalam Perang Ukraina

Volodymyr Zelensky disebut Kementerian Luar Negeri Rusia sedang hilang akal karena membawa-bawa Tuhan dalam konflik dengan Moskow.

Baca Selengkapnya

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

15 jam lalu

Zelensky Masuk dalam Daftar Buron Rusia, Ukraina Sebut Moskow Putus Asa

Ukraina menyebut Rusia mencari perhatian karena menetapkan Presiden Zelensky sebagai buronan.

Baca Selengkapnya

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

1 hari lalu

Rusia Masukkan Volodymyr Zelensky Dalam Daftar Buronan

Kementerian Dalam Negeri Rusia mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

2 hari lalu

Antisipasi Protes Anti-Israel, Penyelenggara Eurovision Larang Pengibaran Bendera Palestina

Keputusan penyelenggara Eurovision diambil meskipun ketegangan meningkat seputar partisipasi Israel

Baca Selengkapnya

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

3 hari lalu

Taliban Siapkan Promosi Wisata Afganistan untuk Tingkatkan Perekonomian

Dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Afganistan meningkat. Turis asing paling banyak berasal dari Cina.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

3 hari lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

4 hari lalu

Kata Warga soal Permintaan TPNPB-OPM untuk Tinggalkan Kampung Pogapa Intan Jaya: Konyol Itu

Masyarakat Intan Jaya, Papua Tengah, menolak permintaan TPNPB-OPM untuk meninggalkan kampung Pogapa, Intan Jaya, yang merupakan daerah konflik.

Baca Selengkapnya