Biden Sebut Penembakan di Texas adalah Pembantaian: Saya Muak dan Lelah

Reporter

Tempo.co

Rabu, 25 Mei 2022 19:16 WIB

Seorang anak berjalan menuju bus sekolah saat petugas mengevakuasi murid usai terjadi aksi penembakan di Sekolah Dasar Robb di Uvalde, Texas, AS, 24 Mei 2022. Gubernur Texas mengonfirmasi hal tersebut dan mengatakan pelaku merupakan remaja berusia 18 tahun. REUTERS/Marco Bello

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengomentari ihwal penembakan di Texas. Dia mengatakan muak dan lelah dengan kelambanan anggota parlemen dalam pengendalian senjata. Biden mengungkapkan kekesalannya setelah seorang pria bersenjata menembak dan membunuh lebih dari selusin anak di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, pada Selasa, 24 Mei 2022.

“Sebagai sebuah bangsa, kita harus bertanya, dalam nama Tuhan, kapan kita akan berdiri di lobi senjata, melakukan apa yang kita semua harus lakukan?” kata Biden dalam pidato emosional di Gedung Putih.

“Mengapa kita rela hidup dengan pembantaian ini? Mengapa kita terus membiarkan ini terjadi? Di mana dalam nama Tuhan adalah tulang punggung kita?” kata Biden.

“Saatnya beraksi. Sudah waktunya bagi mereka yang menghalangi atau menunda atau memblokir undang-undang senjata akal sehat, untuk memberi tahu anda, kami tidak akan lupa. Kita bisa melakukan lebih banyak lagi, kita harus berbuat lebih banyak.”

Sebanyak 18 anak sekolah dasar dan tiga orang dewasa tewas dalam penembakan di Texas. Seorang pria bersenjata melepaskan tembakan ke Sekolah Dasar Robb pada Selasa sore. Penembak berusia 18 tahun itu tewas dibunuh oleh petugas. Penembakan di sekolah tersebut merupakan penembakan massal paling mematikan di Amerika Serikat tahun ini.

Advertising
Advertising

Dalam sambutannya Selasa, Biden mencatat bahwa sudah satu dekade sejak seorang pria bersenjata membunuh 20 anak dan enam pendidik di Sekolah Dasar Sandy Hook di Newtown, Connecticut. Dan penembakan di Uvalde terjadi hanya 10 hari setelah 10 orang kulit hitam ditembak mati oleh seorang supremasi kulit putih berusia 18 tahun di sebuah supermarket di Buffalo.

“Saya muak dan lelah karenanya. Kita harus bertindak,” kata Biden. Dia mencatat telah bekerja sepanjang karir politiknya untuk mencoba meloloskan undang-undang senjata yang masuk akal. Dia adalah wakil presiden ketika penembakan Sandy Hook terjadi.

"Gagasan bahwa seorang anak berusia 18 tahun dapat masuk ke toko senjata dan membeli dua senjata serbu adalah salah," ujar Biden. “Demi Tuhan, kita harus berani melawan industri.”

Presiden Biden kemudian berbicara tentang rasa kehilangan orang tua korban penembakan di Texas. “Orang tua tidak akan pernah melihat anak mereka lagi, tidak pernah membiarkan mereka melompat di tempat tidur dan berpelukan dengan mereka, orang tua yang tidak akan pernah sama lagi,” ujarnya.

Dua anak Biden juga telah meninggal. “Kehilangan seorang anak seperti memiliki sepotong jiwamu direnggut. Ada kehampaan di dadamu. Dan itu tidak pernah sama,” kata Biden.

Baca: Penembakan di Texas, 18 Anak-anak Tewas

HUFFINGTON POST | REUTERS

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

20 jam lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

22 jam lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

1 hari lalu

AS: Israel Belum Sampaikan Rencana Komprehensif Soal Invasi Rafah

Israel belum menyampaikan kepada pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ihwal "rencana komprehensif" untuk melakukan invasi terhadap Rafah.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

1 hari lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

1 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

1 hari lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

1 hari lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

1 hari lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya