Penembakan di Texas, Joe Biden Singgung Undang-undang Senjata

Reporter

Tempo.co

Rabu, 25 Mei 2022 09:36 WIB

U.S President Joe Biden looks down during a press conference in the G20 leaders' summit in Rome, Italy October 31, 2021. REUTERS/Kevin Lamarque

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta warga Amerika mendukung pelobi senjata dan memberikan tekanan pada anggota Kongres agar mau meloloskan undang-undang senjata. Permintaan itu disampaikan Biden setelah kejadian penembakan di Texas, yang menewaskan setidaknya 18 murid sekolah dan satu orang dewasa pada Selasa, 24 Mei 2022.

Otoritas mengatakan pelaku penembakan, 18 tahun, melepaskan tembakkan ke sebuah SD di selatan Texas atau sekitar 130 kilometer dari wilayah barat San Antonio. Pelaku penembakan sudah ditembak mati oleh aparat kepolisian di lokasi kejadian.

Pada Selasa, 24 Mei 2022, Biden menuntut adanya tindakan menyusul kejadian penembakan di sebuah SD ini. Hanya saja, Biden tidak mengungkap tindakan seperti apa yang dia ingin ambil, termasuk tidak pula menyerukan agar dilakukan pemungutan suara khusus oleh Kongres atau kebijakan.

Advertising
Advertising

“Saya dulu berharap, jika saya menjadi Presiden - saya tidak perlu melakukan hal ini lagi. Orang tua para korban di Texas tidak akan pernah melihat anak mereka lagi, tidak melihat mereka melompat di tempat tidur dan memeluk mereka,” kata Biden, yang tampak terguncang mengenang para korban pembantaian yang tak berdosa, anak-anak yang polos, yang baru kelas tiga dan empat.

Biden meminta warga Amerika Serikat untuk memerangi perasaan tak berdaya melihat penembakan massal lagi dan lagi.

“Sebagai sebuah bangsa, kita harus meminta pertolongan Tuhan dimana kita harus berdiri dalam hal lobi senjata. Dengan nama Tuhan kita tahu apa yang menjadi kebutuhan kita. Saya muak dan capek. Kita harus bertindak dan jangan katakan pada saya kita tidak akan kena dampak dari pembantaian ini,” kata Biden dengan suara meninggi.

Aksi penembakan massal di SD Robb di Kota Uvalde, Texas, Amerika Serikat pada Selasa pagi, 24 Mei 2022. Sumber: Reuters

Pelaku penembakan merupakan seorang laki-laki muda bernama Salvador Ramos, 18 tahun. Otoritas meyakini dia melakukan tindakan penembakan massal tersebut seorang diri.

Ramos tewas oleh timah panas aparat kepolisian saat aparat berusaha mengatasi kejadian penembakan itu. Ada dua aparat yang terkena tembakan peluru, namun Gubernur Texas Greg Abbott mengatakan keduanya tidak mengalami luka serius.

Abbott dalam keterangannya beberapa jam setelah kejadian penembakan mengatakan ada 14 murid dan satu guru mereka menjadi korban dalam penembakan ini. Namun anggota senat dari Texas Ronald Gutierrez mengatakan berdasarkan keterangan kepolisian Texas Rangers bahwa korban tewas bertambah menjadi 18 anak-anak dan 3 orang dewasa.

Motif penembakan di Texas ini, masih belum jelas. Abbott mengatakan Ramos diyakini meninggalkan kendaraannya pada Selasa, 24 Mei 2022, lalu masuk ke sekolah dengan sebuah senjata api di tangan. Dia lalu melepaskan tembakan ke SD Robb di Kota Uvalde, Texas yang terletak sekitar 80 mil dari arah barat Kota San Antonio.

Sumber: Reuters

Baca juga: Polisi Texas Tangkap Satu Pelaku Penembakan Massal yang Melukai 14 Orang

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

2 jam lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

4 jam lalu

Kronologi Pemberangusan Demo Mahasiswa Amerika Pro-Palestina

Kepolisian Los Angeles mengkonfirmasi bahwa lebih dari 200 orang ditangkap di LA dalam gejolak demo mahasiswa bela Palestina. Bagaimana kronologinya?

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

5 jam lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

6 jam lalu

Israel Berencana Usir Warga Palestina dari Rafah ke Pantai Gaza

Israel berencana mengusir warga Palestina keluar dari Kota Rafah di selatan Gaza ke sebidang tanah kecil di sepanjang pantai Gaza

Baca Selengkapnya

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

7 jam lalu

Detektif Swasta Israel Ditangkap di London, Dicari AS atas Dugaan Peretasan

Seorang detektif swasta Israel yang dicari oleh Amerika Serikat, ditangkap di London atas tuduhan spionase dunia maya

Baca Selengkapnya

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

8 jam lalu

Belgia Kecam Intimidasi Israel dan AS terhadap ICC

Kementerian Luar Negeri Belgia mengatakan pihaknya "mengutuk segala ancaman dan tindakan intimidasi" terhadap Pengadilan Kriminal Internasional (ICC)

Baca Selengkapnya

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

8 jam lalu

Hamas dan CIA Bahas Gencatan Senjata Gaza di Kairo

Para pejabat Hamas dan CIA dijadwalkan bertemu dengan mediator Mesir di Kairo untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

9 jam lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

13 jam lalu

Top 3 Dunia: Turki Hentikan Ekspor Impor ke Israel

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 3 Mei 2024 diawali oleh Turki menghentikan semua ekspor impor dari dan ke Israel.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

14 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya