Joe Biden Kucurkan Paket Bantuan Rp 500 Triliun ke Ukraina

Reporter

Tempo.co

Minggu, 22 Mei 2022 12:08 WIB

Presiden AS Joe Biden memberikan sambutan saat ia mengunjungi lokasi terdampak Badai Ida di LaPlace, Louisiana, AS 3 September 2021. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Sabtu, 21 Mei 2022, menanda-tangani Rancangan Undang-undang (RUU) paket bantuan senilai USD 40 miliar (Rp 586 triliun). Hal ini dikonfirmasi oleh Gedung Putih setelah Biden terbang ke Seoul.

Legislasi Amerika Serikat menyediakan uang bantuan kemanusiaan dan militer, termasuk bantuan militer ke Ukraina untuk membantu mengisi kembali peralatan (militer) Amerika Serikat yang sudah dikirim ke Ukraina. Uang bantuan sebesar itu, juga untuk memberikan layanan kesehatan dan obat-obatan untuk menolong para pengungsi Ukraina.

Bangunan yang rusak setelah dihantam serangan udara Rusia di Bakhmut, Wilayah Donetsk, Ukraina,9 Mei 2022. Polisi Wilayah Donetsk/Handout melalui REUTERS

Advertising
Advertising

Penasehat Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat Jake Sullivan mengatakan pada CNN, Presiden Biden memang sudah niat ingin menanda-tangani RUU itu, maka tak heran dia menanda-tanganinya dengan cepat. Dalam RUU itu, diantaranya termaktub perluasan otoritas Presiden Amerika Serikat untuk mengucurkan pendanaan hingga USD 11 miliar (Rp 161 triliun) dari sebelumnya hanya USD 5 miliar (Rp 73 triliun).

Dengan pemberian otoritas pada Presiden ini, maka Pemerintahan Biden bisa mengirimkan peralatan militer dan persenjataan ke Ukraina dari stok-stok Amerika Serikat.

RUU yang baru ditanda-tangani Biden itu, juga memberikan pendanaan sebesar USD 6 miliar (Rp 88 triliun) di bawah program Ukraine Security Assistance Initiative. Ini adalah program lain bagi Pemerintahan Biden untuk memberikan bantuan militer ke Ukraina.

Ukraine Security Assistance Initiative memungkinkan Pemerintahan Biden membeli senjata-senjata dari para kontraktor untuk dikirim ke Ukraina. Sedangkan sebuah fact sheet dari anggota DPR Amerika Serikat Partai Demokrat menyebut uang bantuan dalam program ini diantaranya akan membantu militer Ukraina dan pasukan keamanan nasional negara itu, pengadaan persenjataan, peralatan, pelatihan, logistic dan dukungan intelijen serta kebutuhan lainnya.

Amerika Serikat akan mengucurkan pendanaan sebesar USD 9 miliar (Rp 132 triliun) untuk membantu pengadaan stok ulang peralatan militer Amerika Serikat, yang sudah dikirim ke Ukraina.

Sumber: edition.cnn.com

Baca juga: Amerika Serikat Janji Akan Bela Korea Selatan dari Ancaman Korea Utara

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

16 menit lalu

Ukraina Tolak Akui Vladimir Putin sebagai Presiden Sah Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan tidak ada dasar hukum untuk mengakui Vladimir Putin sebagai presiden Rusia yang sah.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

1 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

6 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

8 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

20 jam lalu

Ukraina Berharap Indonesia Hadiri KTT Perdamaian di Swiss Bulan Depan

Dubes Ukraina mengatakan pemerintah Indonesia belum mengonfirmasi kehadiran di KTT Perdamaian, yang akan berlangsung di Swiss bulan depan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

22 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

22 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

23 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya