Amerika Habiskan Rp 57 Triliun Mempersenjatai Ukraina

Reporter

Daniel Ahmad

Jumat, 20 Mei 2022 15:30 WIB

Presiden AS Joe Biden menyampaikan sambutan di Gedung Putih pada perayaan Hari Kemerdekaan Amerika Serikat "Fourth of July" di Washington, AS, 4 Juli 2021. [REUTERS/Evelyn Hockstein/File Foto]

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Kamis, 19 Mei 2022 mengesahkan pendanaan sebesar US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun sebagai bantuan militer tambahan terbaru ke Ukraina. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken memastikan ini sebagai serangkaian pengiriman untuk membantu Kyiv menghadapi invasi Rusia.


Dalam sebuah pernyataan, Blinken mengatakan tambahan dana US$ 100 juta ini, membuat total bantuan militer AS ke Ukraina menjadi sekitar US$ 3,9 miliar atau Rp 57 triliun sejak Rusia meluncurkan invasi ke tetangganya pada 24 Februari. Bentuk bantuan ini beragam, mulai dari senjata dan peralatan militer lainnya.


“Amerika Serikat, serta lebih dari 40 Sekutu dan negara mitra, bekerja sepanjang waktu untuk mempercepat pengiriman senjata dan peralatan penting untuk pertahanan Ukraina," kata Blinken dikutip dari Reuters, Jumat, 20 Mei 2022.

Anggota Unit Penghancur Ranjau Khusus Layanan Darurat Ukraina di wilayah Kyiv mengangkut artileri yang diluncurkan oleh pasukan Rusia selama invasi ke Ukraina dekat Borodianka, Ukraina, 17 Mei 2022. Rudal, dan ranjau yang mereka temukan diletakkan jauh di dalam tanah sebelum dihancurkan. REUTERS/Carlos Barria

Advertising
Advertising


Transfer pendanaan baru ini, akan menjadi yang kesepuluh kalinya Biden menggunakan Otoritas Penarikan Presiden (PDA) untuk membantu Ukraina. PDA memungkinkan presiden mengizinkan transfer ekses senjata dari stok AS tanpa harus mendapat persetujuan kongres karena dianggap sebagai sebuah keadaan darurat.


Juru Bicara Pentagon John Kirby dalam sebuah jumpa pers mengatakan kepada wartawan, paket pertahanan baru termasuk 18 howitzer 155 mm tambahan, 18 kendaraan taktis, dan tiga radar kontra-artileri tambahan.


Sejauh ini, AS telah mengirim 184 ribu peluru artileri ke Ukraina untuk digunakan dalam howitzer. Amunisi tambahan yang termasuk dalam paket hari Kamis akan memasok pasukan Kyiv di Ukraina timur.


Menggarisbawahi dukungan Washington untuk pemerintah Ukraina, Senat AS secara terpisah pada Kamis kemarin menyetujui RUU pendanaan darurat untuk negara yang mencakup hampir US$ 40 miliar atau Rp 586 triliun bantuan. Otoritas AS juga mengesahkan PDA tambahan senilai US$ 11 miliar atau Rp 161 triliun yang kemudian mereka kirim ke Gedung Putih untuk disahkan menjadi UU oleh Biden.


Perang yang disebut Kremlin sebagai "operasi militer khusus", telah menewaskan ribuan warga sipil, memaksa jutaan warga Ukraina mengungsi dari rumah mereka, hingga membuat kota menjadi puing-puing. Sampai saat ini pertempuran masih berlangsung di sejumlah wilayah.



REUTERS

Baca juga:Indonesia dan Liberia Ingin Kerja Sama Bidang Penyediaan Air Bersih

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

17 jam lalu

Biden Soal Bentrok Mahasiswa Pro-Palestina: Boleh Protes, Asal Jangan Bikin Kekacauan

Presiden AS Joe Biden mengkritik gelombang unjuk rasa pro-Palestina yang berlangsung di berbagai kampus di seluruh negeri.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

1 hari lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

1 hari lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

3 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

3 hari lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

3 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

3 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

4 hari lalu

Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.

Baca Selengkapnya